Beberapa
minggu yang lalu saya menonton sebuah acara di sebuah stasiun televisi swasta. Acara itu begitu menarik perhatian saya.
Bukan
acara gosip gosip yang kian lebay,bukan juga acara komedi yang semakin
membanjiri televisi,bukan juga acara keributan kenaikan BBM yang tengah
berkecamuk di seluruh penjuru negeri.
Itu berita kali Ndar..haha!!
Yah
whateverlah, by the way acara yang saya tonton saat itu adalah acara tentang
kehidupan fauna.
Fauna
yang diceritakan saat itu adalah beberapa ekor badak Jawa di penangkaran Ujung
Kulon.
Sebenarnya ini merupakan acara ulangan (reply),mungkin sekitar 3-4 tahun
yang lalu.
Itu
bisa terlihat dari masih menjabatnya MS Kaban sebagai Menteri Kehutanan
(2004-2009).
Eniwei
diceritakan disana bahwa keberadaan badak Jawa kini hanya sekitar 300-an ekor.
Sebuah jumlah yang mendaulatkan mereka sebagai salah satu binatang yang
terancam punah.
Selain
karena faktor alami yaitu perkembangbiakan yang lama (badak membutuhkan waktu
sekitar 5 tahun untuk bereproduksi), faktor yang paling kentara tentu saja
adalah dari manusia.
Beberapa
manusia masih setia memburu binatang ini,tujuan mereka hanya satu yaitu
mengambil “Cula” sang badak.
Manusia juga sangat berperan dalam
penyempitan habitat dari badak. Perambahan hutan,penambahan area pertanian
dengan cara membakar hutan,dan tentunya pengambilan hasil hutan yang
berlebihan.
Heehhhhhh......Suka atau tidak itulah
manusia apa adanya.
Kita adalah pemangsa terbuas di alam
semesta ini,tak pernah merasa cukup atas apa yang diberi.
Terkadang kebanyakan dari kita tak
pernah memikirkan apa yang akan kita lakukan saat ini. Kebanyakan dari kita
masih berpikir “Untuk saat ini” bukan
“Apa yang akan kita tinggalkan untuk
generasi mendatang”.
-_-
Nama
Badak Jawa yang diceritakan itu bernama Ratu.
Badak
itu merupakan salah satu penghuni dari Ujung Kulon. Ratu saat itu sudah berusia
di atas 5 tahun.
Diceritakan
saat itu Ratu tersesat menuju ke pemukiman penduduk. Beruntung,warga sekitar
tidak melakukan hal yang konyol dan segera melaporkannya kepada petugas
kementerian kehutanan.
Butuh
waktu beberapa jam untuk memindahkan Ratu kembali ke Ujung Kulon. Sesampainya
di Ujung Kulon ia tidak langsung dilepas ke alam bebas tetapi ditaruh dulu di
penangkaran.
Beberapa
petugas mempunyai rencana untuknya.
Karena
usia Ratu sudah cukup untuk berkembang biak,maka oleh petugas disana ia hendak
dikawinkan dengan salah seorang pejantan ysng berada disana.
Permasalahannya
adalah sang jantan sudah tidak mampu bereproduksi lagi dengan baik. Usianya
saat itu sudah mencapai 25 tahun keatas.
Habis
akalkah petugas kehutanan??
Ternyata
tidak. . .
Mereka
segera berkoordinasi dengan banyak pihak,kabar yang baik pun segera diraih.
Salah satu kebun binatang di Amerika Serikat bersedia membantu,mereka pun
mengirimkan badak pejantan hasil penangkaran disana.
Saya lupa namanya tetapi sebut saja badak itu
Michael.
Berbeda
dengan Ratu yang lahir di alam bebas,Michael benar benar lahir dan besar di
kebun binatang.
Induknya
asli dari Indonesia yang kemudian bermigrasi ke luar negeri (bahasa kerennya
seh geto haha).
Usianya
dengan Ratu tidak terpaut jauh.
Saya
ingat sesampainya Michael dari Amerika ia disambut begitu meriah. Ia benar
benar disambut seperti seorang tamu negara.
Dari
para petugas petugas terkait,masyarakat biasa,wartawan baik itu dari dalam
maupun luar negeri,hingga seorang Menteri Kehutanan (yang saat itu masih
dijabat Pak MS Kaban).
Butuh
waktu agak lama juga buat Michael untuk sampai di Negara ini. Michael pun
terlihat Jetlag begitu sampai disini.
Maklumlah
perjalanan yang ditempuhnya terhitung jauh dan lumayan lama. Apalagi di
perjalanan ia hanya berada di dalam kerangkeng baja.
Kasian
kan dia,jadi kalo mau ke toilet aja pasti kesusahan
#Gubraaakkkkkkkk
Yah
akhir ceritanya seh saya belum tahu bagaimana,yang jelas saya cuma bisa
berharap bahwa perjodohan Ratu dan Michael berjalan lancar ^_^
Dan
dari mereka kelak kita berharap bisa melihat generasi generasi badak yang unyu
unyu.
-__-
Jujur
aja,ketika melihat acara ini hati saya benar benar terenyuh. Benar benar remuk
redam ketika melihatnya.
Air
mata saya sempat terjatuh melihat perjuangan orang orang yang ada disana. Saya
sangat respek terhadap perjuangan mereka.
Bukan
hal yang mudah untuk loh menjadi petugas kehutanan ditengah keberingasan
manusia yang kian tidak manusiawi.
Hemmm
!!!!!!!
Tanpa
manusia sadari manusia sekarang mencoba menjadi Tuhan di alam semesta ini.
Lihatlah
betapa sulitnya menemukan hutan,lihatlah betapa sulitnya menemukan binatang
binatang liar dan lihatlah betapa sulitnya menemukan kesejukan alam di Negara
ini.
Lihatlah
betapa mudahnya menemui asap polusi pabrik,lihatlah betapa mudahnya menemukan
sampah,lihatlah betapa mudahnya menemukan kejahatan di Negara ini.
Fiuuuhhhhhh
!!!!!
Lucu
memang,tapi ya itulah adanya.
Manusia
adalah urutan teratas dalam rantai makanan.
Apa
mungkin karena itu yah kita bisa berbuat seenaknya??
Membabat
hutan,membantai penghuninya,lalu ditinggalkan begitu saja ketika tak
menghasilkan.
Masih
ingatkah anda dengan pembantaian orang utan hanya karena mereka berbenturan
kepentingan dengan kepentingan ekonomi manusia.
Pict from Here |
Tahukah
anda orang Jepang masih setia memburu paus walau mereka tahu jumlah paus kian
sedikit.
Apa
anda pernah melihat perburuan ikan hiu (yang kita anggap ikan terkejam) hanya
karena beberapa manusia mempercayai mitos (yang tidak pernah terbukti) tentang
betapa bermanfaat siripnya.
Apa
anda akan tahu tentang keberadaan kadal terbang yang langka dan ternyata kadal
itu adalah hewan asli Indonesia sebelum kadal itu muncul di film Avatar.
Saya
jadi bertanya kepada diri saya sendiri.
“Apa
seh maunya para pemburu itu??” “Apa memang sangat menguntungkannya hewan hewan
yang diburunya itu??”
“APA
SEH MAUNYA KITA??”
Yah
kalau hitungannya materi,bukankah semua yang namanya harta itu akan habis habis
juga.
Harta
tidak kekal tetapi apa yang akan kita tinggalkan itulah yang akan jadi patokan
seberapa jauh kita telah berbuat untuk generasi mendatang.
Kecil
dimata kita sekarang tapi mungkin akan besar makna di mata generasi kelak.
Ga
kebayang kan kalau pada suatu hari kelak kita harus bercerita kepada anak cucu
kita tentang binatang binatang tersebut.
“Jadi nak yang
namanya badak tuh badannya buesarrr banget,kulitnya keras,kakinya ada empat
mirip kerbau,nah di kepalanya tuh ada tanduknya”
“Jadi nak yang
namanya orang utan tuh badannya guedeeeee sekali,banyak bulunya di badan,terus
dia jalannya bongkok,matanya besar,punya dua kaki dan dua tangan seperti kita!!
Orang utan tuh benar benar mirip sama manusia”
Atau
“Jadi nak yang namanya paus tuh gede
sekali,gedenya bisa lebih gede dari gedung tinggi loh,tingginya yah setinggi
pancoran geto deh,kalo mangap gedeeeee buanget,eh tapi ade tau ga kalo makannya
paus tuh Cuma plankton plankton kecil”
Ah
betapa bodohnya!!
Kenapa
harus memberikan sesuatu cerita atau kemayaan sementara kita tahu saat ini
masih bisa mempertahankan.
Pict from Here |
Saya benar benar berharap itu tidak pernah terjadi,saya
berharap dunia ini tak menjadi Dunia dalam dongeng.
Sebuah dunia dimana cuma sekedar cerita,bukan
sesuatu yang nyata :)
Kramat Jati 22 April 2012
0 komentar:
Posting Komentar