5 hal yang paling saya
ingat tentang sabang,
1. Kedai
Kopi
2. Tawon
/ Lebah / Jangak (bahasa aceh untuk lebah)
3. Penduduknya
yang santai
4. Ikan
5. Laut
Ah 2014 adalah tahun yang
penuh warna. Yeah penuh dengan perulangan dan kejutan. Pergi ke tempat yang
sama, melakukan kegiatan yang sama, ketemu orang yang itu-itu aja. Namun saya
tidak menyangka, ketika akhir bulan agustus, datang sebuah tawaran untuk sebuah
pekerjaan. Pekerjaan yang tidak pernah saya lakoni sebelumnya,
Dan karena pekerjaan itulah,
beberapa mimpi yang saya pernah saya tulis dan harapkan kesampaian. Sebuah mimpi
melihat museum tsunami aceh dan berkunjung ke pulau sabang.
Part 1 : Besok
Sudah Naik Gunung
Pekerjaan ini berkaitan
dengan survey, hal yang disurvey biasanya berupa barang tambang. Awalnya, saya
ragu untuk menerima pekerjaan ini. Keraguan saya simple aja, saya tidak
mengetahui apapun tentang pekerjaan ini. Namun pada hari kamis, saat dihubungi
via telepon, si bos (panggilan saya untuk seorang rekan kerja, beliau adalah
bos saya di kantor saya terdahulu) meyakinkan untuk tetap datang. Beliau hanya
bilang “kamu tertarik ngga ndar? tapi pekerjaannya di luar kota nih dan bisa
berbulan-bulan loh” urainya mencoba menjelaskan resiko dari pekerjaan saya ini.
Sebenarnya bukan itu yang saya cemaskan, “tapi pak, saya ngga punya pengalaman
apa-apa soal pekerjaan ini, yang ada malah ngerepotin bapak nanti” saya mencoba
menjelaskan kekhawatiran yang saya alami.
“Tapi kamu suka naik
gunung kan?” tanya si bos, sebuah pertanyaan yang segera saya benarkan.
“Sudah kamu coba tanya
orang tua kamu juga, dan kalau kamu yakin, kamu segera kesini ya, kamu tahu gunung
slamet ngga ndar??” tanya si bos.
“Tahu pak”
“Kamu tahu daerah guci
ngga ndar”
“Oh.., tahu pak, kebetulan
saya pernah kesana, yang ada pemandian air panasnya itu kan?”
“Iya betul, nah surveynya
di deket-deket sini itu”
“Kapan saya harus kesana
pak??”
“Kalau bisa besok pagi
sudah berada disini” jawab si bos , saya terdiam sesaat. WHAT. BESOK.
“Gimana ndar?? Oke ngga,
soalnya disini lagi dibutuhkan orang, jadi harus secepatnya, kalau ngga kami
akan ambil orang lain” si bos mencoba menjelaskan.
“Yah pokoknya harapanku,
pada hari sabtunya, kamu sudah bisa naik gunung, sebab takut orang yang mau
melatih kamu keburu cuti duluan” tambah si bos lagi.
Well setelah nego hari
kedatangan, kami pun bersepakat bahwa saya harus memikirkannya terlebih dahulu.
“Nanti akan segera saya kabarkan pak, secepatnya” yah begitulah janji saya
kepada si bos.
“Dateng ndar, banyak
ilmunya loh surveynya” jelas si bos seraya mengakhiri pembicaraan.
Nah jawaban inilah yang
mungkin membuat saya menjadi sangat tertarik akan pekerjaan ini. Malamnya, saya
mengirimkan pesan singkat kepada si bos, menyatakan ketertarikan akan pekerjaan
ini “Dimana pak, saya harus turun”.
“Kamu turun aja di yomani,
dari yomani kamu naik elf menuju polsek bojong. Kami stay di desa buniwah
kecamatan bojong”, saya pun segera menyiapkan beberapa barang, menurut si bos
saya wajib membawa sepatu gunung, sleeping
bag, jaket, peralatan mandi dan tentunya baju ganti. Karena tidak punya
tas, saya pun segera membeli tas teman dengan kredit lunak hahaha!! Tapi
mungkin inilah salahnya, saya cuma membawa daypack kecil, jadi tidak dapat
menampung banyak baju. Karena tadinya saya pikir hanya untuk beberapa hari.
Setelah pusing sendiri,
dibujuk supaya ngga berangkat sama anak-anak basecamp, toh pada akhirnya saya
memilih tetap jalan, membulatkan tekad untuk belajar dan menghadapi resikonya.
Tengah malam itu, tanggal 28 agustus 2014, dengan diantarkan salah seorang teman saya, matze, menuju terminal
pulogadung, saya pun berjalan menuju ke desa buniwah.
Part 2 :
Jedar-Jedur Gunung Slamet
Tidak sulit menemukan desa
buniwah, dengan sedikit petunjuk dari si bos, saya sudah dapat menemukannya. Yah
kurang lebihnya memang karena pengalaman naik gununglah saya mengetahui tempat
itu.
Hari pertama saya habiskan
dengan beristirahat dan berkenalan dengan orang-orang yang terlibat dalam project. Yang pertama akan saya
perkenalkan adalah pak anton, si bos yang membujuk saya, beliau adalah pemimpin
dalam tim kami. Lalu ada pak teguh, mentor utama saya dalam melakukan pekerjaan
ini, lalu mas ardi, mentor saya juga, tapi berbeda perusahaan dengan pak anton
dan pak teguh. Lalu ada pak sigit dan mas yoga, beliau berdua berasal dari
perusahaan yang sama dengan mas ardi, pak sigit adalah pemimpin lapangannya.
Jadi singkatnya ada dua
tim, dua perusahaan, yang melakukan pekerjaan, dengan berbeda metode survey. Dan
saya masuk di tim pak anton.
Pemilihan desa buniwah
sendiri dikarenakan metode survey itu sendiri yang mengharuskan adanya jarak
sekitar 10 kilometer. Bisa dibilang desa buniwah adalah basecamp kami. Terdapat
2 tim dalam metode survey tim pak anton, tim pertama lebih banyak berada di
basecamp, sedang tim kedua lebih banyak berada di lapangan, dan kedua tim itu
harus terkoneksi satu sama lain, terutama saat merecord data. Saya lebih banyak
ditempatkan sebagai tim lapangan bersama pak teguh, tim lapangan lebih banyak
berinteraksi dan bergerak. Karena peralatan yang dibawa juga banyak, maka kami
membutuhkan bantuan jasa porter, yang biasanya diambil dari penduduk sekitar.
Dari sanalah saya berkenalan dengan sofi, khapid, pak RT, muslimin, pak slamet,
pak slamet (lagi), pak rohim, pak zakib dan 3 orang lainnya (saya lupa namanya
hehe), kebanyakan mereka diambil dari desa guci.
Singkatnya hari-hari
dilalui dengan belajar, naik turun gunung, ngerecord data, dan buat laporan,
tiap hari itulah yang dilakukan. Bisa dibilang di gunung slamet ini saya
digembleng buat cepat belajar, kalau ada suatu masalah dan mentor saya ngga
ikut, maka teleponlah jalan tengahnya.
Beberapa hal yang paling
saya ingat dari survey di daerah guci adalah makan hasil ladang langsung
(strawberry, kentang, wortel), menikmati hasil produksi petani (tahu, teh), naik
turun pos 2 guci dalam hitungan jam, interaksi dengan crew lapangan, bakar ayam
dengan mereka, nyari-nyari sinyal di gunung dan tentu saja mendengarkan melodi sumbang
nyanyian gunung slamet. Yuph, pada saat saya survey, gunung slamet memang
tengah memasuki masa siaga. Bahkan saya pernah mendapatkan tugas, untuk survey
di satu titik yang berbatasan dengan satu igir (satu bukit) dari kawah gunung
slamet. Dan rasanya benar-benar nano-nano?, itu adalah pengalaman paling
extreme waktu naik gunung, saya benar-benar bisa mendengar suara dentuman
dengan jelas, merasakan tanah bergetar, dan mendengar batu yang berjatuhan.
“DUUUUMMMM….,krosak..,krosak..krosak”
bunyi dentuman gunung slamet. Saya yang bingung tentu saja segera menanyakan
hal tersebut kepada crew lapangan, “itu suara apa pak, ada krosak krosaknya”
tanya saya ketika berada 1 igir dari kawah gunung slamet. Saya sudah tidak
asing dengan bunyi dentuman, tapi ada yang berbeda dengan bunyi dentuman kali ini
“apa karena terlalu dekat yah?” gumam saya dalam hati.
“Oh.., itu suara batu
jatuh mas nandar, dari letusannya” jawab pak rohim.
WHAT. BATU. Hal
pertama yang terpikirkan saat itu adalah menelpon crew di basecamp, pak anton
dan pak teguh, yang saat sedang tidak ikut survey lapangan.
Sedihnya saya tidak bisa
langsung menghubungi mereka, ngga ada sinyal hahahahapes !!!. Saya pun segera
naik turun gunung lagi untuk mencari sinyal.
Segera setelah bisa
menghubungi mereka, saya menyampaikan keberatan, tapi pihak basecamp bersikukuh
untuk terus melanjutkan recording data, “nanggung dar, udah jauh-jauh sampai
sana” alasan mereka saat itu. Pada akhirnya, setelah berdiskusi dengan crew
lapangan dan jawaban mereka “aman, tenang aja mas nandar” saya pun mengalah dan
segera menyegerakan untuk merecord data. Ditemani dentuman gunung slamet sepanjang
hari dan terkadang pacet, saya mencoba menikmati hari itu dengan bercanda saja dengan
crew lapangan.
View dekat aliran sungai pos 1 guci |
Letusan Slamet terlihat dari Desa Guci |
Istirahat di Simpang Celeng, Jalur Guci |
Udah mirip Harrison Ford belum? |
Crew lokal lagi pada bobo cantik :D |
Selama 3 minggu lebih saya
berada disana, gunung slamet begitu setia menemani saya dalam dentumannya.
3 pekan kemudian, ada
sebuah kabar dari Jakarta, yang menyebutkan untuk menyudahi kerja kami di
gunung slamet. Ada tujuan baru untuk disurvey, yaitu pulau sabang. (bersambung bung bung)
Jakarta, 2 April 2014
0 komentar:
Posting Komentar