''Huuaaahhhhh..... ..''Risma hanya menghela nafas panjang,tampak sebuah beban masih menghantui kepalanya
''masih sedih ris''tanya irfan teman sebangkunya
Tiada jawaban yg keluar dari mulut risma,hanya linangan air mata yang menetes di pipi manisnya.
''Lo yg sabar ya ris,kadang ga smua hal berjalan sesuai dengan yang kita inginkan"Irfan mencoba memberi kekuatan kepada temannya itu.
Hari itu tanggal 14 februari,hari valentine days.
Bagi sebagian orang itu adalah saat berbagi kasih dengan orang yang disayanginya.Saat itu,Risma mencoba mengutarakan isi hatinya kepada Adit,cowok pujaannya sejak lama.
"sory Ris,tapi gw ga suka sama lo"
Sakit hati risma jika mengingat jawaban dari Adit.Cinta yg lama tertanam akhirnya pupus hanya sekedar harapan.
Sia sia usahanya membuat coklat semalaman.Coklat yg penuh rasa kini hambar tinggal cerita.
Irfan yg melihat sahabatnya terdiam,hanya mengusap kepala Risma.
"Lo pasti bisa melaluinya ris,risma yang gw kenal adalah cewe yg tangguh,kuat,ceria dan tegar"
Risma hanya tersenyum mendengar kata kata Irfan.
Bagi Risma,Irfan adalah dewa penolongnya.Jika ada masalah irfan selalu ada untuknya.Selama 3 tahun mereka selalu bersama.
Wajar jika mereka saling mengenal 1 sama lain.Bahkan saking dekatnya,orang selalu mengira bahwa mereka berpacaran.
"Gw mau ke kantin dulu ya,lo mau nitip sesuatu ga??"tawar irfan
"ke kantin??bukannya sekarang jam pelajaran Bu Wahyu??"
"paling ga datang lagi dia Ris,biasa BW kan orang sibuk..hehe"ujar Irfan seraya berlalu dari hadapan Risma.Saat itu sudah jam pelajaran terakhir.
Keadaan di kelas 3 IPA 2 seperti kapal pecah belah.Risma melihat sekelilingnya,saat itu teman temannya yg lain sedang sibuk mengobrol dan memakan coklat pemberian pacarnya.
Ada juga yg tidur atau sekedar bercanda dan berbuat jahil pd temannya.Risma mengambil ipod dlm tasnya kemudian dia memasang headset di telinga.Risma menidurkan kepalanya di atas meja.
-_-
Risma mencoba mendekati pria itu,pria yg sedang duduk di dekat jendela itu.
Dia seperti mengenalnya tapi ragu untuk mengatakannya.Perawakannya amat ia kenal,tapi pikirannya seperti tercekat dan bingung untuk mengeluarkan kata.
Tanpa sadar ia sudah dibelakang pria itu,Risma pun menepuk punggungnya.
pria itu pun menoleh.
-__-
"Hah.... . ."Risma terperanjat lalu melihat sekelilingnya.Ia kemudian menyadari bahwa dirinya baru saja bermimpi.
Suasana kelas sudah lengan,jam menunjukkan pukul 2 siang.
Rupanya Risma ketiduran di jam pelajaran terakhir.Dia hanya menggerutu dlm hati karena tak ada teman yg membangunkannya.
Tak lama Risma menyadari sesuatu,ternyata selain dia masih ada seseorang di dalam kelas.
Orang itu duduk di dekat jendela,Risma pun jadi teringat mimpi yg baru saja dialaminya.
Risma tak bisa melihat dengan jelas karena silau.
"Hheiii....."Risma mencoba memanggil pria itu.
Pria itu pun menoleh.
"eh putri salju akhirnya bangun juga..hehe"jawab pria itu dengan sedikit terkekeh
"Irfan,gw pikir siapa"ujar Risma setelah mengetahui bahwa pria itu ternyata Irfan,teman sebangkunya.
Risma lalu melihat sekelilingnya kembali.
"Anak anak yang lain pada kemana fan"tanya Risma
"Ya sudah pd baliklah??lo seh tidurnya lama bgt"
"Yah gw kan ngantuk fan,lagian lo juga kenapa ga bangunin gw seh??"
"Hehehe...maaf deh ris,abis kayanya lo cape bgt.jadi gw jg ga tega banguninnya"
"Terus,lo kenapa msh disini"
"Ya gw nungguin lo bangunlah,masa iya lo mau gw tinggal geto aj"
"Hehehe..makasih ya fan"
"Iya iya,yaud beresin buku dulu sana,biar kita cepat balik"
"SIAP...."Jawab Risma seraya membereskan buku-bukunya yang masih berserakan di atas meja.
"Yuk fan"ajaknya kepada Irfan yg msh berdiri di dekat jendela.Tak ada jawban dari Irfan,Risma kemudian mendekati sahabatnya itu
"kenapa Fan??kok diem aja''
Irfan masih terdiam,tatapan matanya lurus.
Hanya kekosongan yang terlihat dari matanya.Risma mulai berpikir yang tidak-tidak.
Dia mulai menyangka bahwa sahabatnya itu telah kesurupan.
Yang Risma tahu bahwa untuk menyadarkan orang kesurupan harus dipencet hidungnya.
Dengan sedikit takut,Risma pun memutuskan memencet hidung Irfan.
"AWWwWWwww...... ."Terdengar suara Irfan mengaduh kesakitan
"Lo kenapa seh ris??maen pencet idung org aja,sakit tau"Ujar Irfan seraya memegang hidungnya yang memerah kesakitan.
"Hehehe..gw pikir lo kesurupan fan,abis gw panggil lo diem aj seh"Risma hanya tertawa melihat temannya itu
"Ahh..dasar gila lo ris,kenapa ga sekalian aja lo sembur gw ma air??biar cepat sadarnya"
"Yah maaf deh fan..hehe??yaud yuk kita balik,dah kesorean banget neh fan"
Belum sempat Risma keluar kelas,tiba-tiba Irfan memegang tangannya dan memberinya sebuah pelukan.
Hening sejenak
"lo kenapa Fan"ujar Risma yang bingung dengan keadaan temannya itu.
Irfan kemudian melepaskan pelukannya dan mengeluarkn sesuatu dalam tasnya.
"Neh buat lo Ris" ucap Irfan seraya memberikan sekotak coklat kepada Risma.
Risma menerimanya dalam kebingungan,tampak sejuta pertanyaan tersirat dari wajahnya.
Belum sempat Risma bertanya,Irfan kemudian memberinya 2 kotak lagi.
"Neh juga buat lo ris dan ini juga"
Risma hanya terdiam,kebingungan semakin tampak di wajahnya.
"Sebenarnya gw mau memberikan ini sejak lama,tapi gw ga punya keberanian Ris!!gw terlalu pengecut untuk itu ris"kepala Irfan tertunduk,dia terlalu malu untuk menatap Risma secara langsung.
"gw suka sama lo ris.Gw selalu mencoba menahan perasaan ini,tapi yang ada perasaan ini malah semakin membesar.Pada akhirnya gw sadar,bahwa gw harus jujur sama lo"
Suasana hening sejenak.
"Fan gw..gw.."terbata bata Risma untk berkata.
Risma tak mengerti jawaban apa yang harus dia beri,tak paham jua dengan apa yang harus dilakukannya.
Irfan kemudian melangkah dan berdiri di samping Risma.
"Gw ga butuh jawaban lo sekarang Ris,gw cuma ingin lo tahu perasaan gw.Perasaan yg udah lama gw tanam sejak pertama kita bertemu.Coklat itu adalah simbol betapa 3 tahun ini gw selalu ingin memberikannya sama lo ris"
Risma hanya terdiam,mukanya memerah karena malu atas pernyataan Irfan.
Irfan kemudian menatap Risma.
"Biar waktu yang menjadi jawaban atas kisah kita.Aku selalu merasa bahagia jika berjalan di dekatmu.Aku akan selalu senang jika engkau bahagia,dan akan bersedih jika engkau menangis"
Risma kemudian menatap Irfan,hanya sebuah senyum yang keluar dari wajahnya.
"Yuk kita pulang,nanti kesorean lagi sampai rumahnya"ujar Irfan seraya menawarkan tangannya.
Risma membalas tawaran itu,kehangatan ia rasa ketika memegang tangan Irfan.Mereka pun meninggalkan ruang kelas bersama-sama.
"Oh...iya ris,gw lupa bilang.Yang 1 coklat jangan lo buka ya soalnya udah 3 tahun dan mungkin udah ga bisa dimakan lagi"
"HAAaaaHHhhhhh......."
"eh kayanya yang 1 lagi juga udah ga bisa dimakan deh ris"
"Irfannn....lo mau bunuh gw ya"
Irfan hanya tertawa dan berlari menghindari kemarahan Risma.
Risma pun mengejar Irfan,mengejar kebahagiaan yg selama ini selalu ada di sampingnya.
Dan kau bawa aku ke awan
Menghias langit
Merangkai bintang-bintang menjadi sebuah kata.
Sebuah kata cinta
"Terpanah asmara – BCL”
MENANTI PAGI – NANDAR AWALUDIN
''masih sedih ris''tanya irfan teman sebangkunya
Tiada jawaban yg keluar dari mulut risma,hanya linangan air mata yang menetes di pipi manisnya.
''Lo yg sabar ya ris,kadang ga smua hal berjalan sesuai dengan yang kita inginkan"Irfan mencoba memberi kekuatan kepada temannya itu.
Hari itu tanggal 14 februari,hari valentine days.
Bagi sebagian orang itu adalah saat berbagi kasih dengan orang yang disayanginya.Saat itu,Risma mencoba mengutarakan isi hatinya kepada Adit,cowok pujaannya sejak lama.
"sory Ris,tapi gw ga suka sama lo"
Sakit hati risma jika mengingat jawaban dari Adit.Cinta yg lama tertanam akhirnya pupus hanya sekedar harapan.
Sia sia usahanya membuat coklat semalaman.Coklat yg penuh rasa kini hambar tinggal cerita.
Irfan yg melihat sahabatnya terdiam,hanya mengusap kepala Risma.
"Lo pasti bisa melaluinya ris,risma yang gw kenal adalah cewe yg tangguh,kuat,ceria dan tegar"
Risma hanya tersenyum mendengar kata kata Irfan.
Bagi Risma,Irfan adalah dewa penolongnya.Jika ada masalah irfan selalu ada untuknya.Selama 3 tahun mereka selalu bersama.
Wajar jika mereka saling mengenal 1 sama lain.Bahkan saking dekatnya,orang selalu mengira bahwa mereka berpacaran.
"Gw mau ke kantin dulu ya,lo mau nitip sesuatu ga??"tawar irfan
"ke kantin??bukannya sekarang jam pelajaran Bu Wahyu??"
"paling ga datang lagi dia Ris,biasa BW kan orang sibuk..hehe"ujar Irfan seraya berlalu dari hadapan Risma.Saat itu sudah jam pelajaran terakhir.
Keadaan di kelas 3 IPA 2 seperti kapal pecah belah.Risma melihat sekelilingnya,saat itu teman temannya yg lain sedang sibuk mengobrol dan memakan coklat pemberian pacarnya.
Ada juga yg tidur atau sekedar bercanda dan berbuat jahil pd temannya.Risma mengambil ipod dlm tasnya kemudian dia memasang headset di telinga.Risma menidurkan kepalanya di atas meja.
-_-
Risma mencoba mendekati pria itu,pria yg sedang duduk di dekat jendela itu.
Dia seperti mengenalnya tapi ragu untuk mengatakannya.Perawakannya amat ia kenal,tapi pikirannya seperti tercekat dan bingung untuk mengeluarkan kata.
Tanpa sadar ia sudah dibelakang pria itu,Risma pun menepuk punggungnya.
pria itu pun menoleh.
-__-
"Hah.... . ."Risma terperanjat lalu melihat sekelilingnya.Ia kemudian menyadari bahwa dirinya baru saja bermimpi.
Suasana kelas sudah lengan,jam menunjukkan pukul 2 siang.
Rupanya Risma ketiduran di jam pelajaran terakhir.Dia hanya menggerutu dlm hati karena tak ada teman yg membangunkannya.
Tak lama Risma menyadari sesuatu,ternyata selain dia masih ada seseorang di dalam kelas.
Orang itu duduk di dekat jendela,Risma pun jadi teringat mimpi yg baru saja dialaminya.
Risma tak bisa melihat dengan jelas karena silau.
"Hheiii....."Risma mencoba memanggil pria itu.
Pria itu pun menoleh.
"eh putri salju akhirnya bangun juga..hehe"jawab pria itu dengan sedikit terkekeh
"Irfan,gw pikir siapa"ujar Risma setelah mengetahui bahwa pria itu ternyata Irfan,teman sebangkunya.
Risma lalu melihat sekelilingnya kembali.
"Anak anak yang lain pada kemana fan"tanya Risma
"Ya sudah pd baliklah??lo seh tidurnya lama bgt"
"Yah gw kan ngantuk fan,lagian lo juga kenapa ga bangunin gw seh??"
"Hehehe...maaf deh ris,abis kayanya lo cape bgt.jadi gw jg ga tega banguninnya"
"Terus,lo kenapa msh disini"
"Ya gw nungguin lo bangunlah,masa iya lo mau gw tinggal geto aj"
"Hehehe..makasih ya fan"
"Iya iya,yaud beresin buku dulu sana,biar kita cepat balik"
"SIAP...."Jawab Risma seraya membereskan buku-bukunya yang masih berserakan di atas meja.
"Yuk fan"ajaknya kepada Irfan yg msh berdiri di dekat jendela.Tak ada jawban dari Irfan,Risma kemudian mendekati sahabatnya itu
"kenapa Fan??kok diem aja''
Irfan masih terdiam,tatapan matanya lurus.
Hanya kekosongan yang terlihat dari matanya.Risma mulai berpikir yang tidak-tidak.
Dia mulai menyangka bahwa sahabatnya itu telah kesurupan.
Yang Risma tahu bahwa untuk menyadarkan orang kesurupan harus dipencet hidungnya.
Dengan sedikit takut,Risma pun memutuskan memencet hidung Irfan.
"AWWwWWwww...... ."Terdengar suara Irfan mengaduh kesakitan
"Lo kenapa seh ris??maen pencet idung org aja,sakit tau"Ujar Irfan seraya memegang hidungnya yang memerah kesakitan.
"Hehehe..gw pikir lo kesurupan fan,abis gw panggil lo diem aj seh"Risma hanya tertawa melihat temannya itu
"Ahh..dasar gila lo ris,kenapa ga sekalian aja lo sembur gw ma air??biar cepat sadarnya"
"Yah maaf deh fan..hehe??yaud yuk kita balik,dah kesorean banget neh fan"
Belum sempat Risma keluar kelas,tiba-tiba Irfan memegang tangannya dan memberinya sebuah pelukan.
Hening sejenak
"lo kenapa Fan"ujar Risma yang bingung dengan keadaan temannya itu.
Irfan kemudian melepaskan pelukannya dan mengeluarkn sesuatu dalam tasnya.
"Neh buat lo Ris" ucap Irfan seraya memberikan sekotak coklat kepada Risma.
Risma menerimanya dalam kebingungan,tampak sejuta pertanyaan tersirat dari wajahnya.
Belum sempat Risma bertanya,Irfan kemudian memberinya 2 kotak lagi.
"Neh juga buat lo ris dan ini juga"
Risma hanya terdiam,kebingungan semakin tampak di wajahnya.
"Sebenarnya gw mau memberikan ini sejak lama,tapi gw ga punya keberanian Ris!!gw terlalu pengecut untuk itu ris"kepala Irfan tertunduk,dia terlalu malu untuk menatap Risma secara langsung.
"gw suka sama lo ris.Gw selalu mencoba menahan perasaan ini,tapi yang ada perasaan ini malah semakin membesar.Pada akhirnya gw sadar,bahwa gw harus jujur sama lo"
Suasana hening sejenak.
"Fan gw..gw.."terbata bata Risma untk berkata.
Risma tak mengerti jawaban apa yang harus dia beri,tak paham jua dengan apa yang harus dilakukannya.
Irfan kemudian melangkah dan berdiri di samping Risma.
"Gw ga butuh jawaban lo sekarang Ris,gw cuma ingin lo tahu perasaan gw.Perasaan yg udah lama gw tanam sejak pertama kita bertemu.Coklat itu adalah simbol betapa 3 tahun ini gw selalu ingin memberikannya sama lo ris"
Risma hanya terdiam,mukanya memerah karena malu atas pernyataan Irfan.
Irfan kemudian menatap Risma.
"Biar waktu yang menjadi jawaban atas kisah kita.Aku selalu merasa bahagia jika berjalan di dekatmu.Aku akan selalu senang jika engkau bahagia,dan akan bersedih jika engkau menangis"
Risma kemudian menatap Irfan,hanya sebuah senyum yang keluar dari wajahnya.
"Yuk kita pulang,nanti kesorean lagi sampai rumahnya"ujar Irfan seraya menawarkan tangannya.
Risma membalas tawaran itu,kehangatan ia rasa ketika memegang tangan Irfan.Mereka pun meninggalkan ruang kelas bersama-sama.
"Oh...iya ris,gw lupa bilang.Yang 1 coklat jangan lo buka ya soalnya udah 3 tahun dan mungkin udah ga bisa dimakan lagi"
"HAAaaaHHhhhhh......."
"eh kayanya yang 1 lagi juga udah ga bisa dimakan deh ris"
"Irfannn....lo mau bunuh gw ya"
Irfan hanya tertawa dan berlari menghindari kemarahan Risma.
Risma pun mengejar Irfan,mengejar kebahagiaan yg selama ini selalu ada di sampingnya.
Dan kau bawa aku ke awan
Menghias langit
Merangkai bintang-bintang menjadi sebuah kata.
Sebuah kata cinta
"Terpanah asmara – BCL”
MENANTI PAGI – NANDAR AWALUDIN
0 komentar:
Posting Komentar