Inna terkejut,pagi itu ruangan kerjanya penuh dengan bunga mawar.Sejenak inna hanya terdiam,seakan tak percaya bahwa ia sedang berada dalam ruangan kantornya.Inna segera mendapati sebuah surat di atas meja kerjanya.
“Jadilah selalu mawar dalam hatiku,Yang merekah indah dan mempesona selalu..I LOVE U MY LOVE..Dimas”
Inna hanya tersenyum,ia kembali terngiang kejadian seminggu yang lalu.
-_-
Hari Kamis itu terasa sangat menyebalkan buat Inna,segala sesuatu yang dilakukannya terasa salah.
Mulai dari dimarahi atasan,tugas yang menumpuk sampai permasalahan dengan klien yang tak kunjung usai.
Inna hanya tertunduk lesu dalam ruangannya,meratapi harinya yang berjalan buruk.
“Tok..Tok..Tok” Pintu ruangan kantornya diketuk oleh seseorang.
“Masuk” jawab Inna
“Bener neh boleh masuk..hehe” ujar seseorang diiringi dengan sebuah senyuman
“Ah kamu di,aku pikir siapa” Gumam Inna begitu mengetahui bahwa orang itu adalah Diana,teman sekantornya.
“Ada apa seh na,wajah lo kusut banget hari ini???”
“Ga ada apa apa di,Cuma masalah kecil kok”
“Masalah ma pacar ya..hehehe”Diana berusaha meledek temannya itu
“Bukan kok,By the way ada urusan apa neh kemari???tumben banget???”
“Gue mau ngajak makan siang bareng”
“Hah..emangnya udah jam makan siang”ujar Inna sembari melihat jam tangannya
“Halooooooo……..udah jam berapa neh bu??ayam ayam juga dah pada bertelor kali jam segini..hadwohhhhh”
Inna hanya tertawa kecil mendengar pernyataan temannya,Ia baru sadar bahwa ia terlalu larut dalam permasalahan yang dihadapinya.
-__-
Pulang kantor hari itu terasa berbeda.Dimas,sang pujaan hatinya datang untuk menjemput.
Ditemani dengan motor shogun kesayangannya,Dimas hanya tersenyum melihat kehadiran Inna.
“Lama amat non,ampe kering neh nungguinnya”ucap Dimas disertai sebuah senyum sok manis
“Maafin aku ya mas,kamu pasti capek ya nungguin aku”Inna hanya meminta maaf,ia tak enak hati karena merasa tak menepati janjinya
“Hemm….. . .tenang aja pesekkk,gw ga apa apa kok”Dimas hanya tertawa kecil sembari memegang hidung Inna.
Inna hanya tersenyum.Ia hanya tertawa geli jika mengingat kembali hubungannya dengan Dimas,sebuah hubungan yang bermula dari masa kuliah dulu.
Dia jatuh hati dengan Dimas pada pandangan pertama.Awalnya cinta itu tak berbalas,karena Dimas memang tak menaruh rasa terhadapnya.Tapi Inna tak menyerah,dibantu oleh teman-temannya akhirnya ia bisa menaklukkan sang Arjuna yang dipujanya.
Kini hubungan mereka telah berjalan selama hampir 5 tahun.
“Yuk kita balik,ntar kesorean loh sampai rumahnya"ujar Dimas seraya memberikan sebuah helm mungil kepadanya.
“Mas aku laper,ntar kita mampir ke warung makan dulu ya”bujuk Inna
“Yaudah cepat.Aku juga dah lapar neh sebenarnya..hehe”
Akhirnya pilihan pun jatuh di warung padang kesukaan mereka.Sewaktu makan mereka sempat membicarakan tentang rencana buat weekend besok.Mereka telah sepakat untuk berliburan di kampung halaman Dimas,yaitu Purwakarta.
“Kamu jadi kan ikut ke Purwakarta besok??”Dimas memulai pembicaraan
“Jadi kok mas,mang mau berangkat jam berapa besok”Tanya Inna
“Berangkatnya mungkin agak siangan,yah sekitar jam sebelasan geto deh”
“Keluarga kamu jadi ikut ga”
“Mungkin hanya nyokap yang ikut,Bokap,Galih(kakak)dan Riski(adik) ga bisa ikut karena ada urusan”
“yahhhhh. . . . …. jadi ga rame dong mas”
“Tenang,aku yakin kamu pasti senang berada disana.Keluargaku di Purwakarta orangnya pada baik semua kok”
Inna hanya melenguh mendengar kata kata kekasihnya itu.Awalnya ia berharap bahwa Riski dan Galih juga ikut liburan bersama mereka,agar suasana liburan bertambah ramai.Tapi ya apa boleh buat,kini Inna hanya bisa berharap semoga liburannya berlangsung menyenangkan seperti apa yang dikatakan oleh Dimas.
-___-
Jam 14.30 mereka telah sampai di Purwakarta.Dalam perjalanan Inna hanya merasa bosan karena tak ada teman untuk mengobrol.Dimas seakan berubah hari itu,ia lebih fokus untuk mengemudi ketimbang mengobrol dengan Inna.Tante pun seakan berubah,hari itu sulit sekali untuk mengajak ngobrol dirinya.Akhirnya Inna hanya bisa tertidur sepanjang perjalanan.
Sesampainya di sana mereka segera ke rumah Kakek dari Dimas.Dimas sendiri biasa memanggilnya dengan sebutan Uwa.
“Pa kabar kamu mas,dah lama juga uwa ga liat kamu”Sapa Uwanya begitu Dimas menyalami tangannya.
“Ah Uwa,baru lebaran kemarin Dimas maen kemari”jawab Dimas
“Itu kan sudah hampir setengah tahun yang lalu”
“Hehehe….Maklum wa,Dimas kan sekarang lagi agak sibuk,jadi ga bisa sering main seperti dulu”Dimas mencoba membela dirinya
“Gimana pekerjaan kamu,lancar lancar aja kan??”
“Alhamdulillah,lancar lancar aja kok wa”
Dimas kini bekerja pada sebuah Bank terkemuka milik pemerintah,sudah hampir setahun lamanya ia bekerja disana.
“Itu siapa mas??”Tanya Uwanya sembari melirik kepada Inna
Dimas pun segera mengenalkan Inna kepada kakeknya.
“Ohhhhhhh jadi ini dia wanita yang kamu ceritakan waktu lebaran kemarin”ucap kakeknya
Dimas hanya mengangguk dan tersenyum menjawab kata kata kakeknya.
“Terus gimana,rencana kamu jadi”ujar kakeknya lagi
“Rencana,mang Dimas rencanain apa kek??”Tanya Inna heran
“Ga rencanain apa apa kok,iya kan wa??”ucap dimas setengah panik sembari mengedipkan matanya kepada kakeknya
Kakeknya yang segera paham dengan maksud dari cucu kesayangannya itu buru buru meralat apa yang telah dikatakannya tadi.
“Ohh itu,bukan apa apa kok??uwa Cuma lupa kalau rencananya sama ayahnya Dimas”
“Iya,sama ayah tuh rencananya”Dimas menambahkan kata kata dari kakeknya
Inna hanya bisa membulatkan mulutnya tanda mengerti.Tak terasa senja pun kini telah berganti malam.
-____-
Selepas bada isya,Inna diajak pergi ke suatu tempat oleh Dimas.Dengan syarat mata Inna harus ditutup dengan kain dan pendengarannya juga harus ditutup earphone.Ketika Inna bertanya hanya keluar kata kata singkat dari Dimas
”Kamu percaya aku kan??”
”Kamu percaya aku kan??”
Inna hanya bisa mengiyakan semua keinginan kekasihnya itu walau hatinya masih diselimuti sejuta pertanyaan.
Dari rumah Kakeknya Dimas,mereka segera berangkat menuju suatu tempat.Sepanjang perjalanan Inna tak bisa melihat atau mendengar apapun.Hanya gelap yang menyelimutinya.
Inna hanya merasakan ketika mobil berhenti dan ia segera digendong oleh Dimas menuju suatu tempat.Ia tak tahu tempat apa yang sedang ditujunya tapi ia bisa merasakan getaran seperti sedang naik sebuah perahu.
Inna yang semakin bingung hanya bisa memegang tangan kekasihnya itu erat erat.Setelah kurang lebih setengah jam akhirnya mereka sampai di tujuan.Dimas segera menggendong Inna dan mendudukannya dengan lembut di sebuah bangku.
Perlahan lahan Dimas membuka earphone dan kain yang menutupi pendengaran dan penglihatan Inna.
Awalnya Inna hanya bisa melihat secara samar tapi ia kemudian jadi bingung dengan keadaan sekitarnya.Begitu tersadar Inna telah duduk di sebuah bangku putih lengkap dengan peralatan makan.Yah miriplah dengan sebuah meja makan malam walau kelihatan sangat sederhana.Hal selanjutnya yang ia lihat adalah penampilan Dimas yang mengenakan Pakaian jas lengkap.
“Rapi benar romeoku malam ini”ujar Inna dalam hati
Inna semakin bingung ketika ia mengetahui telah berada di suatu tempat yang menyerupai tempat budidaya ikan.
“Tenang na,kita sedang berada di keramba milik kakekku di Jatiluhur”ujar Dimas singkat.
Belum sempat hilang kebingungan Inna,ia malah semakin bingung karena hanya keramba itu yang menyala begitu terang.Ia juga heran kenapa keramba itu penuh dengan lilin dan taburan bunga mawar.Ketika hal ini ditanyakan kepada Dimas hanya keluar jawaban singkat dari mulutnya.
“Semua ini kulakukan buat kamulah”
Hahh..buat gw??Dimas yang selama ini Inna kenal ga romantis dan cenderung narsis memberikan semua ini buat dia.
Ga salah??
Inna kemudian memegang kening Dimas takut takut kekasihnya itu terkena amnesia.Dimas hanya tersenyum dan menyuruh kekasihnya itu untuk duduk kembali.
Tak lama Dimas pun segera menepuk kedua tangannya seperti sedang memanggil seseorang.Benar saja tak lama kemudian dari arah saung muncul 4 yang berada di keramba muncul orang dengan pakaian hitam putih(mirip pelayan restoran).
Awalnya Inna tak begitu mengenali wajah mereka karena agak jauh dan gelap.Barulah setelah mereka mendekat Inna segera mengenali wajah wajah itu.Mereka adalah Firman,Andi,Endang dan Yudi.
Mereka adalah teman teman dari Dimas.
Inna hanya bisa terheran heran dan agak geli juga melihat tingkah dari teman kekasihnya itu.Belum lagi setiap kali ditanya olehnya atau Dimas,jawabannya pasti menyertakan kata nyonya atau tuan di depannya.
Mereka membawa piring berisi makanan kesukaan Dimas dan Inna yaitu nasi uduk,Rendang dan ayam penyet.Yudi pun dengan sigap menuangkan air setelahnya.
“Silakan Tuan..Nyonya..Selamat mencicipi hidangannya,kalau ada yang diperlukan lagi silakan panggil kami lagi”Ujar mereka singkat sembari berlalu meninggalkan Inna dan Dimas.Tak ada raut canda yang biasa mereka tampakkan setiap kali mereka bertemu.
“Serius banget”gumam Inna dalam hati
Tak lama Dimas pun menepuk kedua tangannya lagi.Kali ini bukan seseorang yang muncul melainkan alunan dari sebuah biola.
Inna sempat bingung mencari sang violist sebelum akhirnya ia menemukan bahwa yang dicarinya berada di sebuah perahu kecil.Awalnya perahu kecil itu berada jauh dari tempat mereka berdua,dalam keadaan gelap Inna tak bisa melihat siapa sang violist karena memang perahu itu hanya disinari sinar lentera.
Setelah mendekat barulah ia tahu siapa sang itu.
Ia memang tak mengenal siapa sang violist tapi ia mengenali dua orang yang juga berada di perahu tersebut dan kebagian tugas untuk mendayung.Dia adalah Galih dan Riski,saudara dari Dimas.
Mereka kemudian mendekatkan perahunya ke arah tambak dan menurunkan sang violist disana.Sang violist lalu dengan setia menemani makan malam dari Dimas dan Inna.
“Ga suka ya”Tanya Dimas membuyarkan lamunan dari Inna.
“Ga suka,habisnya aku ga dikasih tahu seh??”
“Lah,kalo dikasih tahu bukan suprise dong namanya hehe”
Inna hanya tersenyum mendengar jawaban itu.Ia tak menyangka Dimas yang dikenalnya bisa melakukan hal ini.
Lama mereka menikmati hidangan yang ada disana sambil menikmati hidangan yang tersaji untuk mereka.Dimas kemudian meminta sang violist mendekat,ia kemudian membisikkan sesuatu kepada sang violist.Tak lama sesudahnya Dimas berdiri dan kemudian ia menjulurkan tangan kepada Inna dan berkata “Mau berdansa denganku nona??”
Inna tertawa kecil melihatnya,ia benar benar tak menyangka dengan sifat Dimas malam ini.Ia pun segera membalas uluran tangan dari Dimas.
“Adalah sebuah kehormatan jika bisa berdansa dengan tuan”
Diiringi alunan melodi dari sang violist,Mereka pun berdansa dengan mesranya.Dimas tak henti-hentinya memeluk erat tubuh Inna,sesekali ia memberi sebuah kecupan pada kening kekasihnya itu.Inna benar-benar merasakan kehangatan dari kekasihnya itu.
Tak lama Dimas menghentikan gerakannya,ia kemudian memandang wajah Inna dalam-dalam.Ia lalu bersimpuh di hadapan Inna sembari menggenggam kedua tangannya.Ada beberapa saat terbaik dalam hidupku
Salah satunya adalah ketika aku bersamamu
Sayang..
Banyak waktu yang telah kita lalui bersama
Banyak suka duka yang telah kita lewati berdua
Banyak tawa canda
Menikmati setiap detik yang berjalan
Seakan dunia hanya milik kita berdua
Cintamu itu anugrah
Membuatku kuat dalam menghadapi gelapnya dunia
Saat aku terjatuh
Kau selalu ada menyertaiku
Menguatkan hatiku seraya berkata
“Aku kan selalu ada untukmu”
Cintamu itu kekuatan
Mendorongku untuk terus maju menghadapi kerasnya dunia
Saat aku hilang arah
Kau selalu ada menggenggam tanganku
Membimbing jiwaku sambil berbisik
“Aku selalu disini untukmu”
Saat aku terjatuh
Kau selalu ada kuatkan hatiku
Memeluk tubuhku sambil berkata
“Aku akan selalu bersamamu”
Terima kasih sayang
Untuk setiap cinta yang kau beri
Banyak suka duka yang telah kita lewati berdua
Banyak tawa canda
Menikmati setiap detik yang berjalan
Seakan dunia hanya milik kita berdua
Cintamu itu anugrah
Membuatku kuat dalam menghadapi gelapnya dunia
Saat aku terjatuh
Kau selalu ada menyertaiku
Menguatkan hatiku seraya berkata
“Aku kan selalu ada untukmu”
Cintamu itu kekuatan
Mendorongku untuk terus maju menghadapi kerasnya dunia
Saat aku hilang arah
Kau selalu ada menggenggam tanganku
Membimbing jiwaku sambil berbisik
“Aku selalu disini untukmu”
Saat aku terjatuh
Kau selalu ada kuatkan hatiku
Memeluk tubuhku sambil berkata
“Aku akan selalu bersamamu”
Terima kasih sayang
Untuk setiap cinta yang kau beri
Dimas pun melepaskan tangan kanannya dari Inna,ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong jasnya dengan tangannya itu.Lalu Dimas membuat gerakan dengan tangannya seperti memberi isyarat.
Benar saja tak lama Inna melihat ada sebuah saung yang menyala,di Saung itu ada lampu lampu hiasan kecil yang bertuliskan WILL YOU MARRY ME.
“Na,maukah kau menikah denganku”Ujar Dimas seraya membuka sebuah kotak kecil yang berisikan cincin di dalamnya.
Hening sejenak...Inna masih terdiam dalam kesunyiannya.Ia sungguh tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.
DIMAS BARU SAJA MELAMARNYA.
“Adalah sebuah kebahagiaan buatku karena memiliki suami sepertimu Mas”
Senyum kemudian membuncah dari mulut Dimas.Ia lalu memasangkan cincin itu di jari manis kekasihnya.
Dimas kemudian berdiri dan memeluk Inna.Saat mereka hendak berciuman tiba tiba mereka mendengar ada banyak orang yang bertepuk tangan untuk mereka.Dari arah saung mereka melihat Yudi,Firman,Endang,Andi,Heru,Nandar,Abadi dan Toni keluar dari persembunyiannya.Mereka juga melihat Galih dan Riski sudah berada di atas keramba dan berjalan mendekati mereka.
Dari kejauhan tampak sebuah perahu mendekati keramba itu.Rupanya itu perahu bermuatan banyak penumpang,setelah mendekat barulah mereka tahu bahwa di perahu iti terdapat keluarga keluarga dari Dimas.
Kakek,nenek,ayah,ibu dan saudara saudara Dimas berada disana semua.
Kakek,nenek,ayah,ibu dan saudara saudara Dimas berada disana semua.
Mereka semua pun dengan segera mendekati Dimas dan Inna.
“Gimana mas,Sukses kan”Tanya kakeknya
“Sukses dong kek hehe”Jawabnya seraya memeluk Inna erat erat.
“Bagus deh,jadi kakek ga percuma dong pinjamin kerambanya”
“Maaf yah kek,kerambanya jadi berantakan neh gara gara ulah nakal Dimas”ujar Inna sembari tersenyum
“Ohh..ga masalah,lagian kamu suka kan dinakalin sama Dimas hehehe”tawa kakeknya meledek Inna. Inna yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa tersipu malu dibuatnya.
“Kakek,ngomongnya yah nakal.Bukan dikasih selamat ke cucunya”Terdengar suara nenek menggertak dan menjewer kuping dari kakek.
Semua yang ada disana pun segera tertawa,raut wajah mereka semua menunjukkan kebahagiaan.Malam pun semakin larut,tampak semilir angin dingin membelai mereka.Di atas bulan berpendar dengan terangnya,seakan memberikan senyum untuk jiwa yang sedang bahagia.
Seminggu sebelumnya...
Weekend itu,anak anak Rasta Pala sedang berkumpul di rumah Firman atau yang biasa disebut Gerbong 9.Seperti biasa Andi,Yudi,Nandar,Heru,Abadi,Endang,Toni dan Dimas berkumpul hingga larut malam.
Menjelang tengah malam Dimas membicarakan satu hal penting dengan anak-anak
“Gue mau ngelamar Inna neh”
Sebuah pengumuman yang segera disambut dengan tawa oleh anak anak semua.
“Lo serius lay”Tanya Yudi di sela sela tawanya.Hanya keluar sebuah anggukan sebagai jawaban.
“Terus rencananya kapan lo mau ngelamar dia??”Tanya Heru dengan mimik serius.Sebuah keseriusan yang segera mendapat cibiran dari Endang
“gaya lo ru,serius buanget yua”
“Yee kita tuh sebagai teman harus bisa mendeskreditkan diri dalam posisi sekarang”
“Gaya lo,mendeskreditkan!!!Payah tukang kredit panci”
“Ahhh..dasar topo warteg??”
Keributan pun terjadi sejenak antara Heru dan Endang sedangkan anak anak yang lain hanya tertawa dan memanas-manasi mereka.
Setelah aga mereda barulah mereka melanjutkan pembicaraannya lagi.
Setelah aga mereda barulah mereka melanjutkan pembicaraannya lagi.
“Jadi kapan Dim??”Tanya Firman
“Mungkin sebulan lagi man”
“Keluarga lo udah tau??”
“Udahlah”
“Reaksinya kaya apa Dim??”
“Yah lo kaya ga tau om Bob aja??senenglah dia bisa ngehamburin-hamburin duit lagi..hahaha”
“Yah lo kaya ga tau om Bob aja??senenglah dia bisa ngehamburin-hamburin duit lagi..hahaha”
“Terus lo mau ngelamar Inna kaya gimana nanti”Tanya Andi.Dimas benar benar seperti sedang diinterogasi oleh mereka.Apalagi ketika jawaban yang keluar dari mulut Dimas “Yah kaya lamaran biasa ajalah ndi,datang ke rumahnya”
Sebuah jawaban yang dengan segera mendapat banyak penolakan dari anak-anak.Ada yang berargumen terlalu kuno,terlalu simple,ketauan banget,kampungan,norak,Indonesia abis,ga berkesan dsb.
“Sebelum lo lamar ke rumahnya,ada baiknya lo lamar dululah di suatu tempat!!ciptain suatu momen yang berkesan buat dia,yah pokoknya sebuah memori yang ga bakal dia lupain”Ujar Yudi
“Intinya seh lo buat klepek klepek dulu baru deh lo terkam”Kata Nandar
“Terkam,Klepek-klepek!!Lo kira burung dara”Ujar Toni yang segera disambut tawa oleh mereka semua.
“Tapi mau kaya gimana lay??tempatnya aja kita ga tau??”Tanya Dimas
“Gimana kalau di Bali,berkesan banget kan tuh”tawar Abadi
“Berkesan seh berkesan,tapi di kantong lebih berkesan banget tuh boy”ujar Dimas.
Mereka pun segera mengemukakan idenya masing-masing.Mulai dari ancol hingga anyer,dari pulau tidung hingga karimun jawa,di restoran atau di tempat wisata,semua kemungkinan tempat yang ada mereka sebutkan semua.
“Kenapa ga disini aja lay??selain gampang juga ga bakal ketahuan deh sama Inna”Ujar Firman seraya menunjukkan sebuah foto di handphonenya.
Anak-anak segera saja melihat foto yang dimaksud oleh Firman,sejenak mereka saling berpandangan dan segera tertawa sesudah melihat foto tersebut.Foto itu adalah foto ketika mereka mancing di keramba milik kakeknya Dimas di Purwakarta.Foto itu sendiri diambil beberapa bulan yang lalu.
“Eh tapi bener juga tuh kata bang Firman,tempatnya ga terlalu mencurigakan banget”Heru mencoba membenarkan ucapan Firman.
“Lagian view tempatnya juga bagus,secara itu kan di Jatiluhur”Ujar Endang
Lama mereka berembuk,memutuskan jalan yang terbaik.Pada akhirnya mereka sepakat untuk melakukannya di Purwakarta atau lebih tepatnya di keramba milik kakeknya Dimas.
“Berarti harus libatin keluarga lo yang di Purwakarta juga neh Dim??”
“Tapi gimana caranya yua biar lebih gimana getoo ”Tanya Endang
“Gimana gimana dang??jangan setengah setengah deh ngomongnya”Kata Firman
“Yua gimana geto biar lebih romantis”
Lama mereka berpikir,akhirnya timbul suatu ide untuk mengadakan makan malam.Lalu Yudi juga menyarankan untuk menambahkan unsur musik biar lebih romantis.
“Musik dangdut ye duy”Ujar Firman yang memang seorang dangduters.Sebuah jawaban yang tentu saja mendapat sorakan keberatan dari yang lain.
“Musik biasa aja,buat pengiring aja??kaya gitar solo atau mungkin Biola”Ujar Yudi
“Atau mungkin organ tunggal hahahaha”Firman menimpali
“Yee kutu gajah diem aja deh,serius neh”Yudi mulai marah dengan kelakuan Firman
“Hehehe..bercanda bang. Ahh si abang ga bisa diajak becanda”Rayu Firman seraya mencolek colek Yudi.
“Jangan colak colek,mang eke cowo apaan bo hahaha”
“Tapi seandainya seperti yang lo bilang yud,ga ribet tuh??belum lagi nemuin pemusiknya”
“Yaelah tenang aja,sewa pengamen senen aja”Jawab Yudi
“Yakin lo??”
“Hemmm,,masih ragu aja ma gue??mang lo ga tau siapa yang megang wilayah senen??”Ujar Yudi seraya menepuk dadanya
“Hemmm,,masih ragu aja ma gue??mang lo ga tau siapa yang megang wilayah senen??”Ujar Yudi seraya menepuk dadanya
“Oh lo ya duy”Kata Toni
“Bukanlah Ton,pasti orang Senenlah hahaha”
Tawa pun segera mengalir kembali memenuhi seisi ruangan,mereka pun akhirnya memutuskan untuk menjalankan semua rencana yang diutarakan tadi yaitu Makan malam ditambah dengan musik pengiring.
“Tapi lo janji neh Dim,bakalan jalanin semua Rencana yang telah dibuat nanti”
“Okeh,gw janji boy!!tenang aja”
Menanti Pagi - Awaludin Nandar
Kramat Jati 23 Agustus 2011
Menanti Pagi - Awaludin Nandar
Kramat Jati 23 Agustus 2011
0 komentar:
Posting Komentar