Waktu pernah
mempertemukanku denganmu, Juni. Pernah menaruh kita dalam detak yang sama. Sesekali
aku melihatnya kembali dan aku sadari betapa menyenangkannya masa-masa itu. Dahulu,
semua berjalan begitu saja. Tidak ada pernyataan tertulis ataupun lisan, hanya yang
terpancar dari mata saja yang menjadi jawaban.
Pernah kita berbagi
cerita tentang awan, sesekali lautan, dan mengagumi biru yang melingkupinya. Bertukar
cerita tentang hari, saling menguatkan hati. Perasaan ini begitu hangat, kuat dan menenangkan. Aku yang
egois dan selalu berlari, tidak memperdulikan sekitarku. Berhenti pada satu
titik. Aku melihat dirimu di ujung jalan sana. Cahayamu menentramkan, menyejukkan
jiwaku. Perasaan kosong pun terisi dengan warna yang berbeda. Kehidupan terasa
lebih berarti. Segala tanya seolah menguap dengan kehadiranmu.
- |
Dokumentasi Pribadi |
Aku rasa sulit menemukan kata yang tepat untuk menggambarkanmu. Kamu adalah keindahan, kecantikan, kamu adalah ketidaksempurnaan yang melengkapkanku. Kamu menguatkan adaku, menemaniku saat terjaga, menghidupkan banyak mimpiku.
Belaimu hangat,
aku selalu mengingat saat kau tidur di pangkuanku dan memintaku mengecup keningmu
lalu membacakan puisi, untukmu.
Juni,
apa kamu masih mengingatku. Aku tengah memikirkanmu kini. Terakhir kita bertemu,
di lepas pantai Jakarta, kau mengabarkan aku tentang pernikahanmu. Meski terkejut
akan keputusanmu, aku tetap menguatkan hati, melanjutkan langkahku.
Juni,
kau memintaku menemanimu, melewati hari-harimu, sebelum engkau pergi ke kampung
halamanmu dan memulai kehidupan baru.
Stasiun
itu menjadi saksi perpisahan kita. Genggammu erat, seolah tak rela melepaskanku.
Tangismu terisak, menahan sesak dalam dada. Aku mendekapmu erat, menghapus
tangismu, “kuatkan hatimu, kuatkanlah.” Aku belai rambutmu pelan, kukecup
keningmu perlahan. Aku melepasmu dengan keikhlasan.
Lambaian
tanganmu, akan selalu kuingat. Karena itulah terakhir kali aku bisa menatapmu,
Juni.
Juni, aku hanya mencoba mengenangmu. Mengingat
cerita yang telah kita upayakan.
Tidak, aku tidak akan memintamu kembali.
Kenangan tentangmu hanya sejenak hadir, esok pasti sudah akan berlalu, pergi.
Aku telah melepaskanmu, Juni, dengan
segala kerelaanku.
Kramat Jati, 15 Juni 2015
0 komentar:
Posting Komentar