Sebenarnya ini bukan
tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti
menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali
ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku
tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat
memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu
membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan
tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada
airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada
kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku
bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah
kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang
menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang
kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku
setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau
dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
B.J. Habibie untuk
Ainun
0 komentar:
Posting Komentar