“Kenapa kamu masuk pecinta alam??”Tanya
seorang wanita kepadaku.
“Karena saya mencintai alam kak” Jawabku
sekenanya pada saat itu
“Ohh..mang seberapa cinta kamu sama
alam??”Tanya wanita itu lagi
“Yahhh....!!!”Aku malah bingung menjawab
pertanyaannya.
“Sudah sudah jangan kau jawab. Kalau kau
memang cinta sama alam sekarang coba kau panjat pohon itu” Ujar wanita itu
singkat sembari menunjuk ke arah sebuah pohon mangga. Beruntung pohon mangga
itu tak terlalu besar sehingga aku dengan mudah memanjatnya.
“Sekarang kakak tanya sama kamu lagi,seberapa
cinta kamu sama alam???”
“Cinta kak,pokoknya aku suka segala
sesuatu yang ada di alam. Aku suka pantai dan aku juga suka laut” Jawabku
singkat dan seadanya
“Kalau begitu sekarang kamu gelantungan
di pohon itu seperti seekor orang utan”
Walau kesal tapi aku
hanya bisa menuruti apa yang disuruhnya.
Wanita itu lalu menanyakan hal yang sama
lagi “Kakak
tanya sekali lagi,seberapa besar cinta kamu sama alam??”
Dan aku hanya mengeluarkan kata kata yang sama sebagai
jawabannya.
Wanita itu lalu mendekatiku dan berujar
pelan
“Kalau kamu memang cinta,coba sekarang
kamu makan salah satu daun itu untuk membuktikan cinta kamu sama alam??”
“HAAAHHHHhhhhhh...kakak serius??”
“Katanya cinta,masa disuruh makan daun
aja udah protes”Ledeknya sinis
Alamak,benar benar salah menjawab neh.
Harusnya aku tak bilang cinta tadi.
“Ehh..dia malah diem!! Atau kamu mau
kakak suruh gali tanah dan makan yang kamu temukan disana??”
Whattt...gila neh cewek
Masa disuruh ngorek ngorek tanah dan
makan yang saya temukan didalamnya. Tanpa
bertanya lagi aku melakukan saja apa yang disuruhnya
tadi.
“Iya kak,aku makan neh daunnya”Jawabku
sembari mengambil salah satu daun mangga. Lalu dengan ogah ogahan kumasukkan
daun itu ke mulutku dan mulai mengunyahnya.
Sudah gelantungan di pohon,memakan daun
pula. Aku benar benar merasa tak berbeda jauh dengan seekor kera.
Wanita itu hanya menutup mulutnya dengan
tangan ketika melihat wajahku. Ia mencoba menahan tawanya.
“Sudah sudah,sekarang kamu turun dan
bergabung dengan teman yang lainnya sana” Ujarnya seraya menunjuk ke arah
sebuah kerumunan.
“Siap kak”
Aku pun segera turun dari pohon
“Kak,daunnya udah boleh dibuang kan??”
Ucapku seraya menunjuk ke arah mulutku sendiri.
Aku tak langsung membuang daun itu
karena takut akan kena hukuman.
“Yah kalau kamu suka,boleh kamu makan
sepuasnya kok” Jawabnya singkat sembari berusaha mendekati pohon mangga dan
memetik daunnya.
“Ga deh kak,makasih. Yaudah yah kak saya
ke barisan dulu,takut nanti malah kena hukuman tambahan dari kakak yang lain!!”
Aku pun segera mengambil langkah seribu dari sana dan segera kembali ke barisan
teman temanku.
Yuph daripada nanti disuruh yang aneh
aneh lagi sama itu cewek.
Sekali waktu aku menengok ke belakang
dan melihatnya.
Rupanya ia masih tertawa puas karena
berhasil mengerjaiku.