Jumat lalu, saya kebetulan beribadah sholat Jumat di
Masjid Fatahilah. Sebuah masjid yang terletak tak jauh dari tempat tinggal saya.
Karena bagian dalam masjid sudah penuh,mau tak mau saya pun menggelar sajadah di
bagian luar masjid.
Karena saya duduk lebih rendah dari bagian dalam
masjid,maka jika saya melihat kedepan saya bisa melihat dengan jelas orang
orang yang berada di depan saya.
Saat pandangan saya lurus kedepan, ada satu kejadian
dimana seorang gadis kecil berdiri dari duduknya. Gadis kecil itu mungkin baru
berumur 4-5 tahun,berkulit putih,tubuh yang agak gemuk dan potongan rambut
menyerupai tokoh kartun Dora.
Tiba tiba saja saya melihat gadis kecil itu
kehilangan keseimbangan dan terjatuh tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia kemudian
dibantu untuk bangun oleh seorang pria yang sepertinya merupakan ayahnya.
Orang orang yang berada disamping mereka hanya
tersenyum. Salah satu bapak yang berada didekat mereka lalu mengelus kepala
sang gadis.
Gadis itu kemudian duduk dengan tenang lagi
disamping ayahnya. Tak lama khotib pun mengakhiri khotbahnya dan memulai sholat
jumat.
Segera setelah sholat selesai khotib pun segera
melafadzkan doa doa. Perhatian saya kembali teralih kepada gadis kecil itu
ketika ia berlari lari tak jauh dari ayahnya. Semua orang yang berada
didekatnya selalu memperhatikan gerak geriknya seakan mereka semua adalah ayah
dari sang gadis kecil.
Langkahnya kembali mendekat dengan ayahnya.
Gadis kecil itu berdiri di depan ayahnya dan
pandangan gadis kecil itu melihat ke arah tempat saya duduk.
Dan saya pun segera menyadari sesuatu.
Gadis kecil itu ternyata tak bisa melihat.
Awalnya saya merasa ragu tapi ketika saya mencoba
memperhatikan lagi dengan seksama ternyata penglihatan saya tak salah.
Keseluruhan warna matanya putih. Pandangan matanya benar
benar hanya menyiratkan kekosongan.
Dalam kekurangannya ia kemudian meraba dan berusaha
mencari letak ayahnya. Senyum kemudian terbuncah keluar manakala ia berhasil menemukan
apa yang dicarinya. Dengan segera sang gadis kecil pun memeluk ayahnya.
Melihat hal itu saya sempat terdiam sesaat.
Hati saya benar benar terenyuh ketika melihatnya.
Saya kemudian menunduk lalu memejamkan mata saya dan berkata dalam hati “Terima Kasih ya Allah atas nikmat hidup
ini”
Nikmat itu Kecil
Entah kenapa saat itu juga saya segera bersyukur
saat melihatnya. Bersyukur bahwa saya masih diberikan indera yang lengkap oleh
Tuhan.
Gadis kecil itu seakan mengingatkan saya untuk
mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Sekecil
apapun itu
Mensyukuri nikmatnya walau nikmat itu datang sekecil
butiran pasir. Terasa di tangan tetapi mudah lepas dari genggaman.
Pict From Here |
Well terkadang saya masih suka mengeluh dengan
kehidupan yang saya jalani. Dunia terasa begitu abu abu didepan sana.
Saya lalu terbayang bagaimana jika saya menjadi
gadis kecil tersebut. Dunia tak akan lagi terasa berwarna.
Hitam
Mungkin hanya itulah warna yang akan saya ketahui.
Mengenal seseorang entah itu teman,saudara bahkan
orang tua sekalipun hanya lewat suara,lewat sebuah sentuhan dan meraba bentuk
wajahnya.
Sekalipun mengenal tapi saya tak akan bisa menyapa
atau mengetahui kehadiran mereka kecuali mereka mengeluarkan suara atau menyapa
terlebih dahulu.
Tak akan mengetahui bahkan ketika salah satu kerabat
mendapat musibah didepan mata.
Dunia yang dikenal pun hanya sebuah cerita. Dunia
yang terbentuk dari sebuah kata bukan atas dasar nyata.
Bagaimana bentuk kupu kupu,seperti apa rupa pelangi
atau sekedar mengenal rupa dari orang tua sendiri.
Angan
Dunia yang saya kenal hanya sekedar sebuah angan.
Sekedar langkah tanpa sebuah makna.
Entah mimpi mimpi apa yang akan saya temui.
Saya benar benar tak bisa membayangkan bagaimana
jika saya menjadi gadis kecil itu. Mungkin hanya keterpurukan yang akan selalu
setia menemani.
Hitam tanpa pernah tahu warna pelangi.
Saat saya melihat sang gadis kecil ia sudah akan
beranjak pergi. Ayahnya dengan penuh kasih sayang menggendong sang gadis kecil.
Ia lalu mencium pipi putrinya itu dengan penuh kasih
sayang dan segera berlalu dari Masjid.
Dari kejauhan saya melihat sang gadis kecil
tersenyum dalam pelukan ayahnya.
Terkadang kita lupa dengan apa yang paling dasar
untuk kita syukuri. Yaitu kehadiran orang orang yang kita cintai.
Terutama orang tua kita.
Terkadang kita lupa bahwa dalam setiap nasehatnya
tersimpan kasih sayang. Dalam setiap amarahnya tersimpan sebuah cinta.
Kasih sayang dan cinta yang bernama orang tua.
Kadang kita mengeluh karena hanya mendapat sedikit
rezeki tapi pernahkah kita mensyukuri bahwa setidaknya ada yang tidak mendapat
rezeki sama sekali.
Kita baru akan mensyukuri sehat manakala kita
terserang sakit. Kita akan mengeluh betapa sulit dan penuh bebannya pekerjaan
yang kita jalani sementara di luar sana masih ada jutaan pengangguran yang
mencari pekerjaan.
Kita mengeluh hanya karena tugas yang diberikan guru
terlampau banyak dan sulit,tapi pernahkah kita berpikir bahwa diluar sana ada
jutaan orang yang bermimpi mendapatkan pendidikan.
Syukurilah adamu sebelum tiadamu
Dan terkadang kita masih lupa untuk mensyukuri apa
yang paling ingin kita miliki di dunia ini. Yaitu kebebasan untuk bernafas dan hidup
di dunia.
Nikmat itu benar benar kecil bukan ^_^
Kramat Jati 9 Juni 2012
sedih yaa... nikmat memang kecil, walaupun nikmat kecil tapi memang benar kalau amal itu harus lebih dari nikmat
BalasHapusTania : ^^
BalasHapusKunci dari semuanya adalah bersyukur!! menikmati hidup senikmat nikmatnya,mensyukuri rizki sesyukur syukurnya :)
thx yah Nia sudah mampir dimari hehe