Selepas
jam kuliah Fatur,Fauzi,Juli,Rizki dan Faisal berkumpul di sebuah warung mie
ayam dekat kampusnya.
Sekedar
makan dan berbincang sejenak sebelum masing masing dari mereka kembali lagi ke rumah.
“Bang
Parmin,aku pesan mie ayamnya satu. Tak usah dipakaikan bakso yah bang dan ingat
neh bang jangan pedas pedas yah” Ujar Rizki dengan nada khas orang Medannya.
Rizki
memang tidak terlalu suka dengan makanan yang pedas.
Yang
lain pun segera menyusul untuk memesan makanan. Sambil menunggu mereka pun
kembali berbincang bincang.
Tak
lama terdengar suara adzan Sholat Ashar yang berkumandang.
Adzan
itu berasal dari sebuah Masjid yang terletak tak jauh dari tempat mereka makan.
Faisal
yang tahu tentang tipisnya iman yang dimiliki Fatur segera berusaha menguji
(lebih tepatnya seh meledek) keimanan dari sahabatnya itu.
“Sholat
dulu yo Tur,makanannya juga masih lama tuh matengnya??”Ujar Faisal kepada Fatur.
“Ah
elo sal,pake ditanya lagi” Jawab Fatur sembari tertawa kecil.
“Tampang
kaya Fatur bakalan sholat,Jakarta bisa kena tsunami sal” Ledek Juli yang segera
disambut dengan gelak tawa oleh mereka semua.
“
By the way memang kenapa seh kau Tur jarang sholat??tak takut kau dengan murka
yang diatas” Tanya Rizki kepada sahabatnya itu.
“Yah
ga taulah ki,lagian ntar aja deh rajin sholatnya kalau udah tua. Lagian orang
orang juga banyak yang baru tobat kalau sudah uzur..hehehehe” Jawab Fatur
sekenanya.
“Ah
kau ini seperti memberikan jarak saja dengan Tuhan” Ujar Rizki lagi
“Habis
Tuhan kadang juga suka ga adil dan memberikan jarak juga ki buat kita” Elak Fatur
tak mau kalah.
Perbincangan
pun menghangat.
Fatur
dan Rizki saling beradu argumen,sementara Faisal dan Juli hanya sebagai
cheerleader yang menyemangati mereka berdua #Kompor
Fauzi
yang sedari tadi hanya terdiam dan menikmati obrolan obrolan sahabatnya itu
lalu ikutan berbicara.
“Hei
sudah sudah,geto aja kok pake ribut”Ujar Fauzi berusaha menenangkan suasana.
“Tur,kau
lihat gelas yang ada di sana” Tambah Fauzi lagi seraya menunjuk sebuah gelas yang
terletak di sebuah meja tepat dibelakang tempat mereka duduk.
Fatur
lalu menengok dan matanya segera tertuju kepada sebuah gelas kosong yang berada
di sebuah meja.
“Yuph..mang
kenapa zi??”Tanya Fatur bingung
“Sekarang
coba kau menggapainya dengan tanganmu,bisakah kau mencapainya dengan tetap mempertahankan
posisimu??”
Fatur
lalu berusaha sekuat tenaga,tapi tentu saja ia tak bisa mencapai apa yang
disuruh oleh Fauzi karena posisinya yang jauh dan tak melihat dengan pasti
letak gelas dibelakangnya.
“Susah
Zi”
Fauzi
hanya tersenyum mendengarnya
“Coba
kau lakukan berputar di posisimu sekarang tapi tetap mempertahankan posisi
dudukmu dan tidak menambah gerakan sedikitpun” Suruh Fauzi lagi.
“Mang
mau ngapain seh zi,bingung gue??”
“Udah
lakuin aja”
Fatur
pun melakukan apa yang disuruh oleh sahabatnya itu. Ia berputar putar ditempat
duduknya tapi tetap saja ia tak mampu menggapai gelas yang dimaksud Fauzi.
Padahal ia dan sang gelas cuma berjarak beberapa centi lagi.
“Susah
zi”Tambah Fatur lagi
“Yah
sampai kiamat juga kaga bakalan sampe Tur kalo persyaratannya kaya geto” Ujar
Juli seraya menepuk pundak Fatur.
“Terus
gimana caranya biar kau bisa sampai ke gelas itu??”Tanya Fauzi
“Yah
gue harus sedikit bergerak Zi dari tempat gue duduk” Jawab Fatur.
Dalam
posisi berhadapan dengan sang gelas ia lalu sedikit membungkuk dan berhasil
mencapai sang gelas.
“Tuh,baru
bisa sampe zi”Urai Fatur singkat seraya mengangkat gelas yang dimaksud Fauzi.
“Hemm..kau
akan kesulitan menggapai gelas itu bukan jika tak bergerak dari tempatmu
duduk??”Tanya Fauzi yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Fatur.
“Nah
seperti itulah jarakmu dengan Tuhan Tur”Tambah Fauzi lagi
“Maksudnya
apa zi??”Fatur hanya bisa mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Fauzi
“Tuhan
itu selalu dekat dengan kita Tur,meskipun kita selalu merasa sebaliknya”
Fauzi
lalu mengambil gelas yang ada di tangan Fatur dan menaruh ditempatnya semula.
“Lihat
gelas itu,dia tak akan kemana mana bukan jika tak kita pindahkan. Kita juga tak
akan bisa mencapainya dari posisi kita duduk. Mau dari arah depan,samping
kanan,samping kiri apalagi jika sampai membelakangi, kita berdua tahu bahwa
kita tak akan mungkin bisa menggapainya jika tak bergerak dari posisi dimana
kita duduk”Terang Fauzi lagi
“Yah
seperti itulah keberadaan Tuhan tur,Tuhan selalu ada dan tak pernah pergi
kemana mana. Diri kitalah yang selalu merasa jauh darinya”
“Tapi
Zi,terkadang saat kita mendekat,kita merasa bahwa Tuhan selalu menjauh,dan gue
yakin semua yang ada disini pasti pernah merasakannya”Fatur rupanya masih
penasaran dengan penjelasan yang didengarnya.
Fauzi
hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Fatur. Ia lalu menggeser duduknya mendekati
gelas dan melanjutkan penjelasannya.
“Seperti
aku dan gelas ini saja Tur,meskipun sudah dekat dan ada dalam genggaman tapi
tetap saja selalu merasa ada kekosongan dan hanya bisa memandanginya saja”
Terang
Fauzi seraya memandangi gelas kosong yang dipegangnya.
“Walau
kau coba mengisinya dengan air,terkadang engkau masih merasakan ada kekosongan
bukan??”Tambah Fauzi lagi yang segera dijawab dengan sebuah anggukan kepala
oleh Fatur.
“Seperti
itulah tur mempercayai sebuah keyakinan. Anggaplah gelas itu kita isi dengan
kebaikan kebaikan yang kita lakukan.
Terkadang kita begitu meyakini sudah melakukan banyak kebaikan dan sudah
merasa bahwa diri kita sudah cukup baik.
Tapi
bukankah sebuah gelas yang terisi air juga bisa habis bukan karena diminum??
Bisa saja gelas itu kosong karena terjatuh.
Bukankah
sebuah gelas yang terisi air yang bersih terkadang tak bisa diminum?? Bisa saja
kita batal meminumnya ketika kita melihat gelas itu kotor atau ada hewan dan
hal lain yang kotor berada didalamnya”Urai Fauzi lagi
“Tuhan
tuh dekat tur,hanya saja Tuhan memang tak pernah menunjukkan seberapa dekatnya
ia. Tuhan selalu mendengar apa yang kita keluhkan tapi Tuhan tak selalu cepat
mengabulkannya. Tuhan selalu ingin melihat seberapa besar proses perjuangan
kita di dunia ini”
semua
yang ada disana terdiam mendengarkan perkataan Fauzi. Mereka juga berusaha
memaknai kata kata sahabatnya itu.
“Nah
makanya le, rajin rajin sholat sebelum lo disholatin”Ledek Juli kepada sahabatnya
itu.
“Ibarat
kata begini Tur!! kalo kita aja udah itung itungan soal kebaikan,jadi apakah
Tuhan juga bersalah jika melakukan hal yang sama terhadap kita”Tambah Rizki
“Neh
coba lo tarik tangan gue Tur”Ujar Faisal kepada sahabatnya itu.
Fatur
menurut saja dan melakukan apa yang disuruh sahabatnya itu. Lalu sayup sayup
terdengarlah suara yang membuat mereka menjadi gaduh.
“Lo
kentut sal”Teriak Fatur seraya menutup hidungnya.
“Huahahahahahaha.....makasih
ya tur udah bantu ngeluarin. Itung itung berbuat kebaikan juga tur ngelancarin
kentut gue”Jawab Faisal sekenanya,ia hanya tertawa melihat reaksi sahabatnya
itu.
“Yeee...setan”
Suasana
pun kembali riuh rendah oleh tawa mereka.
“Berisik
banget lo pada,neh dimakan dulu
pesenannya” Rupanya itu bang Parmin yang datang membawa pesanan mereka.
“Tuh
kan Zi emang takdirnya disuruh makan dulu..Hehehe” Ucap Fatur kepada sahabatnya
itu.
Petang
pun terus beranjak,meninggalkan sekumpulan anak adam yang terlarut didalam candanya.
Kadang kita lupa mensyukuri rezeki yang datang pada diri
kita,walau rezeki yang datang itu cuma sebesar rambut.
Kadang kita suka meremehkan hal yang sebenarnya bisa segera
kita laksanakan. Tuhan akan dekat apabila kita juga berusaha mendekatkan diri
dengannya dan ia tidak akan menjauh karena Tuhan akan selalu ada diposisinya.
Yang menjauh adalah diri kita,yang kadang lupa bersyukur
akan karunia yang diberikannya.
Selamat pagi Sahabat,semoga kita menjadi orang yang selalu
bersyukur setiap harinya.
Kramat Jati 26 April 2012
nice post ..... makasih renungannya
BalasHapusSukma : hehe..thx
BalasHapusmakasih yah ma buat komen & kunjungannya :)
Setuju... Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah :)
BalasHapus