Pemilukada
telah selesai dilaksanakan. Pengumuman hasil finalnya baru akan diumumkan
tanggal 21 Juli nanti oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta. Well
melihat hasil hasil Quick Count sepertinya Pemilukada kali ini akan berlangsung
selama 2 putaran.
Siapa yang akan melaju??
Melihat
hasil Quick Count yang paling berpeluang adalah pasangan Cagub-Cawagub nomor 1
yaitu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dan pasangan Cagub-Cawagub nomor 3
yaitu Joko Widodo-Basuki Tjahja (Jokowi-Ahok).
Pasangan
Jokowi-Ahok tanpa diduga meraup banyak suara dan bertengger di posisi teratas. Untuk
kemenangannya kali ini saya rasa Pak Jokowi harus banyak berterima kasih kepada
media yang begitu setia dalam meliput rekam jejaknya.
Yah
seperti yang kita ketahui bersama bahwa Pak Jokowi merupakan salah satu tokoh
yang banyak disorot belakangan ini. Mulai dari prestasinya dengan kota Solo
hingga cara dia yang begitu membumi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Yang
pernah menyimak berita pasti tahu bagaimana cara beliau berdialog langsung
dengan pedagang kaki lima.
Kalem,membumi,merakyat,dan
mau mendengar secara langsung keluh kesah rakyatnya. That’s why banyak yang
suka dengan beliau.
Yah
terutama kaum ibu ibu!!
Apalagi
emak ane,waduh pemilu ini hatinya udah dibuat kotak sama Jokowi
Dari
Solo Untuk Jokowi
Hemm
untuk Pemilukada kali ini pilihan dari keluarga saya termasuk beragam. Adik dan
Ibu saya memilih Pak Jokowi-Ahok sedangkan ayah saya memilih Pak Alex-Nono. Saya
sendiri memilih Pak Faisal-Biem.
Well
bisa dibilang kali ini saya agak galau sendiri dalam menentukan pilihan. Bukan apa
apa,sampai menjelang masuk bilik pemilu. Saya masih bingung memilih antara
Jokowi atau Faisal Basri.
Yah
pada akhirnya hati nurani sayalah yang membimbing untuk mencoblos nomor 5 ^^.
Anehnya,saya
adalah orang yang paling gencar mempromosikan Jokowi di rumah ahahaha
By
the kenapa pilihan saya lebih mengarah kepada mereka berdua??
Jawabannya
simple. Saya melihat sebuah ketulusan dalam setiap jawaban mereka. Mencari orang
jujur itu mudah tapi menemukan orang yang tulus itu sulit. Apalagi dalam
menjalankan amanah sebuah jabatan.
Nah
dalam setiap wawancara mereka saya seperti menemukan hal itu. Tak terlalu banyak
embel embel janji dan fokus untuk memperbaiki setiap system yang ada.
Kalem
dan tenang.
Tapi
jujur,sedari awal saya sudah yakin bahwa Pak Faisal tak akan terlalu banyak
mendapat suara.
Perolehan
suara di TPS saya Jokowi- Ahok = 116 suara, Fauzi-Nara = 66 suara, Alex-Nono =
36 suara, Hidayat-Didik = 24 suara, Faisal-Biem = 8 suara dan Hendardji-Riza =
1 suara.
Tapi
mengapa saya pada akhirnya lebih memilih Faisal Basri ketimbang Jokowi.
Jawabannya
simple,karena Pak Faisal jauh dari embel embel partai.
Yah
buat kaum muda seperti saya yang berpikiran kritis, mau sebaik atau sebesar
apapun sebuah partai anda bernaung,percayalah akan selalu ada kepentingan
kepentingan yang berbicara. Yah saya harap hal ini tak akan terjadi pada Pak
Jokowi nanti apabila menjabat sebagai seorang Gubernur. Dimana saya yakin
seyakin yakinnya bahwa beliau akan menang di putaran kedua.
Dengan telak
malah.
By
the way selain media,beliau juga harus berterima kasih kepada rakyat Solo. Mereka
begitu mendukung dan mendoakan sepak terjang dari pemimpinnya itu.
Yah
bisa dibilang Pak Jokowi telah banyak memberikan hal positif kepada kota Solo. Rakyat
Solo tahu bahwa mereka akan merindukan pemimpinnya itu. Tapi yang paling saya
kagumi dari masyarakat Solo adalah mereka begitu berbesar hati melepas
pemimpinnya itu.
Hemm
untuk hal ini saya lumayan mengikuti beritanya.
Dari
beliau baru sekedar dicalonkan hingga yang terakhir tentang kemenangan beliau
pada hasil Quick Count. Tak ada satu pun
rakyat Solo yang diwawancarai bertanggapan negatif. Mereka begitu bangga
terhadap pemimpinnya itu.
Salut
dah ! ! ! !
Kunci
sudah di tangan,Selanjutnya??
Yah
seperti yang saya katakan di atas bahwa kemenangan sudah hampir pasti di tangan
Pak Jokowi. Hanya kesialan luar biasalah yang bisa menyebabkan beliau kalah.
Cara
cara beliau yang bisa dibilang humanis dan tidak terlalu wah seperti calon
Cagub lain bisa dibilang lebih menarik.
Belum
lagi dan yang paling kentara terlihat adalah figur dan karisma beliau. Saat ini bisa dibilang jauh melebihi karisma partainya sendiri.
Eniwei di tempat saya hanya ada satu baliho beliau. Berbeda jauh dengan Cagub Fauzi
Bowo dan Cagub Alex Nurdin yang di lingkungan tempat saya seakan berantem hanya
untuk memperebutkan menempel stiker. Setiap pintu bahkan diembel embeli untuk
dibayar dengan uang.
Budaya
buruk bukan??
Bahkan
beberapa orang keluarga saya termasuk termakan bujuk rayu ini. Ayah saya
mendapat uang Rp 250000 dari Alex Nurdin sebagai salah satu tim sukses. Tapi beliau
ga mengambilnya,bukan karena ga mau tapi karena antrian yang panjang. Pak Alex
memusatkan pengambilan (bilangnya seh) bantuan di daerah Cikini.
Yah duit
gratis,siapa juga yang ga mau. Belum lagi janji janji yang beliau tanam.
Ada kali
15 halaman ckckck
Saudara
saya aja bahkan dijanjikan untuk dibelikan mobil.
Hadehh
masih aja !!!
Tapi itulah
budaya yang tengah terjadi di Negara kita. Budaya yang berduit yang menjadi
calon penguasa.
Tapi Alhamdulillah,masyarakat
sekarang telah bertambah cerdas dalam menentukan pilihan. Kalaupun ada politik
uang yah ambil sisi positifnya aja bahwa itu bisa jadi duit jajan tambahan.
Istilah
ibu saya “Ambil aja duitnya,soal calon kan biar hati nurani kita yang berbicara”
Betul betul betul
:)
Hemm
melihat hasil Quick Count dimana beliau telah mendapat lebih dari 42 % suara saya yakin beliau pasti menang. Yang harus
beliau lakukan sekarang hanyalah mempererat lagi silahturahmi dengan para pendukungnya.
Soal suara??
Saya
yakin para pemilih yang memilih Cagub lain akan mengalihkan dukungannya kepada
beliau. Pendukung Faisal,Hendardji dan Alex Nurdin pasti akan mengalihkan
dukungannya. Hanya pendukung Hidayat Nurwahid yang saya agak ragukan.
Mang kenapa Ndar??
Saya
akan meminjam istilah Pak Ahok kemarin sore yang mengatakan tentang “Pemilih
dangkal” yang hanya melihat sisi suku,agama atau partai.
Eh
tapi memang benar ada, apalagi ayah saya pernah berkata “orang orang mah mana
mau milih Jokowi,Islamnya begitu. Apalagi kalo ngelihat pasangannya yang orang
cina. Mana mau orang orang kaya kyai milih Jokowi”
Dangkal bukan??
Tapi
ayah saya hanyalah satu diantara sekian banyak warga Jakarta yang berpikiran
seperti itu. Saya tak menutup mata bahwa masih banyak orang di Jakarta yang
melihat hal hal seperti itu. Buktinya apa Ndar??
Yah
itu kan buktinya masih banyak yang memilih calon yang sebenarnya sudah terbukti gagal.
Dan anda juga harus membuka mata bahwa hal hal
seperti itu nyata adanya.
Orang orang yang berpikiran berdasarkan ideologi
tertentu,bukan atas dasar logika dan yang nyata terjadi
Saya
harap anda bukan salah satu diantaranya yah ^^
Kembali
ke topik semula. Apa yang harus dilakukan oleh Pak Jokowi-Ahok agar bisa
mempertahankan kemenangannya.
Simple
aja.
Tetaplah
berkampanye seperti beliau adanya. Dimana tidak pernah berkampanye uang. Berkampanyelah
seperti biasa dengan menyebarkan kartu nama.
Tak
perlu mengadakan konser dengan mengundang ratusan artis berbayaran mahal,cukup
dengan datangi warga dan berdialoglah dengan mereka.
Lakukanlah
seperti Pak Jokowi dan Pak Ahok yang dikenal oleh saya,ibu,adik,rakyat Solo,rakyat
Bangka Belitung dan jutaan orang di Indonesia.
Lakukanlah
seperti diri anda sebenar benarnya
Satu
hal dan saya harap ini tak terjadi. Kalau nanti sudah jadi Gubernur DKI jangan sampai
dipolitisasi partai dalam pengambilan keputusan.
Apapun
! ! !
Ini
kan Cuma ramalan saya aja. Yah kalau ga tepat yah namanya juga ramalan :P
Well
yang jelas tanggal 20 september dimana Pemilukada putaran ke 2 semuanya bakal
dimulai kembali.
Sampai
saat semua itu tiba,yang jelas para tim sukses pasti akan banyak rapat dan
mengadakan pertemuan (dengar dengar Pak Kumis sedang gencar mencari tim sukses
lagi)
Whateverlah,lah
yang menang mbok sudah pasti Pak Jokowi (tetep)
Kramat
Jati 12 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar