Tahun
2007.
Siang
itu saya sedang menunggu bus di halte Tosari untuk kembali pulang ke rumah yang
terletak dibilangan Kramat Jati.
By the way saat
itu saya masih menjalani masa training di Burgundy bar,Grand Hyatt Jakarta. Jam
kerja saya biasanya dimulai dari jam 17.00 dan baru berakhir sekitar pukul
02.00.
Biasanya saya
akan menunggu pagi terlebih dahulu baru memutuskan untuk beranjak pulang. Well
tapi pada hari itu teman saya,Jimmy mengajak saya untuk menginap dikosannya
yang terletak di daerah Tosari.
Dia bilang
kesepian karena teman satu kosnya yaitu Agung sedang pulang ke kampungnya.
Penakut yah
hihihi
Yah
itulah mengapa pada siang hari itu saya bisa terdampar di halte Tosari. Pada
hari itu saya sedang tidak mendapatkan shift jadi saya memutuskan untuk kembali
ke rumah.
Saya
dan Jimmy berpisah di Halte Tosari. Si Jimmy ngerengut aje karena pada hari itu
dia tidak mendapatkan jatah berlibur.
Tapi
yah itulah dia,terus berusaha membujuk saya untuk tetap masuk. Alasannya nanti
buat temenin dia jalan jalan ke Plaza Indonesia. Dia menyuruh saya untuk
menunggu dia di loker room karyawan sampai dia pulang kerja. Sebuah tawaran
yang tentu saja saya tolak mentah mentah.
“Ntar gue
kenalin sama Eka dah Ndar” bujuk dia sambil menyebut nama gebetan saya.
“Yee..kampret,udah
pergi sono lo??”
saya hanya tertawa saat mendengarnya.
Tapi
Jimmy belum menyerah. Dia terus menerus membujuk dan meledek saya. Keributan
itu pun berakhir dengan pertumpahan
darah.
Hahaha
kidding
Saya
dan Jimmy cuma bercanda kecil aja disana. Dari jambak jambakan hingga pukul
pukulan :P
Yah
yang jelas yang berada disekitar kami cuma bisa geleng geleng kepala aja.
Sampai
pada akhirnya si Jimmy menyerah mengajak saya. Dia pun segera menuju ke
jembatan penyeberangan.
Sesampainya
di atas jembatan penyebrangan dia malah berteriak teriak.
“Mbak hati
hati,sebelahnya itu copet mbak”
Kampret
! ! ! !
Mana
keras banget suaranya.
Mbak
mbak yang berada disebelah saya seh cuma senyam senyum aja. Si Jimmy yang
melihat kemarahan di wajah saya malah ketawa ketawa aja.
Sesudah
itu dia pun berlalu sambil mengacungkan jari tengahnya tinggi tinggi.
Orang
gila,orang gila hahaha
Waktu
pun berlalu.
Lumayan
lama juga saya berdiri disana karena bus yang saya tunggu memang tergolong langka
(Patas AC 70).
Lagi
asik asiknya menunggu,ada seorang bapak yang bertanya kepada saya. Bapak itu
datang dari arah bundaran HI (Hotel Indonesia)
“Mas,kalau ke
Blok M arah mana??”
Tanya dia begitu berada dekat saya. Saya pun segera menunjuk jalan ke arah menuju
Blok M.
“Masih jauh ya mas??”Tanya bapak itu
lagi.
Saya
malah bingung menjawabnya soalnya ga pernah mengukurnya secara langsung
#Gubrak. Tapi tanpa diukur pun,saya tahu bahwa jaraknya itu masih lumayan jauh
dari tempat saya berdiri.
“Lumayanlah Pak” Jawab saya
sekenanya sambil menggarukkan kepala.
Bapak
itu hanya melenguhkan nafas panjang. Dari matanya jelas terlihat sebuah beban. Bapak
itu malah terlihat seperti kebingungan,berat sekali untuk melangkah.
“Emang bapak mau
kemana??”
Tanya saya begitu melihat gerak tubuh bapak tersebut.
“Saya mau ke Blok
M mas,ke tempat saudara saya” jawab bapak itu
“Kalau
dari arah sini bapak naik M19 aja pak. Itu langsung ke arah Blok M” Ujar saya
kepada bapak itu. Bapak itu hanya terdiam.
“Saya udah
kehabisan ongkos mas”
Ya
Allah,saya benar benar terkejut saat mendengarnya. Jadi inilah jawaban dari
segala beban yang terlihat dimatanya.
“Mang asal bapak
dari mana??”
Bapak
itu pun menjawab ia berasal dari salah satu daerah di Jawa Timur (saya lupa
tepatnya daerah apa). Bapak itu datang untuk menemui saudaranya yang beliau katakan
tinggal di wilayah Blok M.
Saya
sempat menawarkan handphone buat beliau agar bisa menelepon saudaranya. Tapi beliau
bilang bahwa beliau tidak tahu nomornya. Jangankan telepon,ketika saya coba tanya
dan konfirmasi lagi letak rumah saudaranya bapak itu juga malah bingung
sendiri. Sepertinya ia benar benar tak tahu letak pastinya,soalnya setiap kali
saya bertanya beliau selalu menjawab
“Dekat sama Blok M”
Nah Loh ! ! ! ! !
“Saya jalan dari
stasiun tanah abang dek” Terang bapak itu lagi.
Tanah
Abang??
Ebujugdah
(keluar kan betawinya) jauh amat.
Tapi
memang saya sempat melihat bapak itu berjalan dari arah bundaran HI. Dan saya
juga sempat melihat bapak itu bertanya kepada beberapa orang sebelum saya.
Yah
maklumlah,gara gara nunggu Patas yang tak kunjung tiba saya jadi lebih
perhatian dengan sekitar.
Entah
karena refleks atau apa,saya pun segera memberhentikan M19 yang memang berada tak
jauh dari tempat saya berdiri.
“Nah bapak naik
kopaja ini aja neh”
Ujar saya seraya melambaikan tangan untuk menyetop kopaja.
Bapak
itu menurut saja saat saya tuntun untuk masuk ke dalam. Saya melihat beliau memilih
duduk di bangku deretan belakang.
“Bang,turunin
bapak ini di daerah blok M yah” Saya berujar kepada kenek kopaja itu
seraya menyerahkan ongkos buat ke Blok M.
Bapak
itu pun menoleh kearah saya dan melambaikan tangannya. Saya membalas lambaian
tangan itu dengan sebuah senyum.
Dan
kopaja itu pun segera melaju.
Meninggalkan
sebuah cerita tentang seorang bapak yang tak saya ketahui namanya.
Pict From Here |
Doa Untuk Seorang Bapak
Well
entah mengapa saya menceritakannya.
Kejadian
itu memang sudah berlangsung sangat lama,tetapi entah mengapa hingga detik ini
saya terkadang masih memikirkannya.
Saya
tak pernah tahu mengapa.
Saya
bukannya ingin mengungkit sebuah kebaikan atas apa yang telah saya lakukan. Saya
hanya kepikiran apa bapak itu baik baik saja saat ini.
Jujur,pada
saat itu saya sempat menoleh dan ingin sekali mengejar kopaja tersebut. Bukan
tanpa sebab,tapi pada saat itu juga batin saya seakan berteriak untuk menolong bapak
itu lagi.
Saat
itu hati saya menyuruh untuk memberi uang lebih.
Tapi
yah itulah.
Saya
meragu dan cuma bisa terdiam melihat kopaja itu pergi berlalu dari hadapan
saya.
I
hate myself for that-___-
Oh
man gue bener bener kepikiran sama itu bapak.
Apa
dia ketemu saudaranya??
Apa
dia baik baik aja di Jakarta??
Apa
dia masih …..???
Hadehh
!! ! ! !
Entahlah.
Tapi
satu hal yang ga berubah dari detik saya berpisah dengan bapak itu hingga detik
ini. Selalu ada doa untuknya dalam setiap harapan yang saya tuturkan kepada
Tuhan.
I
hope you always be in good condition.
Kramat Jati 18 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar