Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap dipuja puja bangsa
Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
Sedih!!!
Itulah
yang selalu saya rasakan saat
mendengarkan lagu ini.
Entahlah,mungkin
hanya kegalauan sesaat yang datang melanda. Tapi entah mengapa saya meyakini bahwa di Negara ini
banyak orang merasakan
hal yang sama tiap kali mendengarkan dan menghayati
lagu ini.
Sebuah Negara yang kaya tetapi keadaan sebagian (besar)
penduduknya hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Jangankan ditanya tentang nasionalisme,ditanya tentang
kebutuhan akan esok saja sebagian orang sudah mengernyitkan dahi.
Indonesia adalah Negara yang besar dengan kelimpahan
akan hasil alam dan budaya.
Hasil alam??
Sebutkan saja dari A sampai Z semua ada di bumi
Indonesia.
Budaya??
Ah bukankah banyak Negara lain yang kagum dan iri akan
hasil budaya Negara ini. Bahkan banyak dari mereka yang mempelajari bahkan rela
datang dan belajar langsung mengenai budaya Bangsa kita.
Ketertarikan mereka terkadang bahkan melebihi
ekspetasi dari anak muda Indonesia itu sendiri. Anak muda penerus bangsa yang
kini cenderung lebih tertarik menari gangnam ketimbang jaipongan. Mempelajari sejarah
boyband/girlband ketimbang mempelajari wayang.
Melestarikan bahasa Inggris ketimbang bahasa daerahnya
sendiri.
Jadi jangan heran kalau suatu saat kita malah harus
belajar akan budaya bangsa kita sendiri dari Negara yang tadinya belajar dari Negara
kita.
Hehhhh!!!!!!
Lalu mengapa bangsa kita tak pernah menjadi besar??
Kenapa Negara ini terus terusan hanya dikenal sebagai
Negara berkembang.
Well bisa dibilang inilah salah satu kejamnya Tuhan.
Bangsa kita memang bangsa yang besar,penuh dengan keanekaragaman hayati. Negara
yang dianugerahi dengan sebutan surga dunia.
Akan tetapi bangsa ini juga dianugerahi para pemimpin
yang cacat moral.
Pemimpin yang hanya berpikir hari ini
bukan apa yang akan diberikan buat anak cucu nanti.
Yah memang ga semuanya,tetapi kita ga bisa menepikan
bahwa sebagian besar dari pemimpin kita sudah tercemar oleh sebuah sistem yang
sepertinya kian hari kian akut dan mewabah dalam konstitusi Negara ini.
Ibarat kanker,mungkin dokter sendiri pun sudah akan
mengatakan “Maaf tapi harapan hidup anda sudah tidak lama
lagi” sembari menggelengkan kepala dan akan menyerahkan semuanya
kepada yang diatas.
That’s hurt,but that’s the reality.
-_-
1 hal yang pasti,bangsa ini kian jauh dari apa yang
dicita citakan para pahlawan dulu dan kian salah arah dalam memaknai
kemerdekaan itu sendiri.
Korupsi yang kian merajalela,Nilai Pancasila yang kian
memudar di mata anak bangsa hingga toleransi antar sesama yang kian jauh dari
kata Toleransi itu sendiri.
Saya sangat mencintai Negara ini,walaupun cinta saya
berkali kali patah dibuatnya.
Even my love always broke but I’m still Love Indonesia. Always and
always loving Indonesia.
Saya selalu bersyukur karena dilahirkan di Indonesia.
Bertemu dengan beragam sahabat dengan segala macam perbedaan.
Jujur saja,dalam kehidupan yang saya jalani.
Sahabatlah yang memberikan banyak ilmu kepada saya. Bukan ilmu pelajaran atau
ilmu gaib (kesannya mistis amat yak) tapi lebih kepada ilmu kehidupan.
Yah sahabat adalah guru tanpa ruang dan waktu.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari mereka. Entah itu
hal baik atau yang buruk sekalipun. Tapi sekalipun itu hal buruk,pelajarilah.
Takkan ada kebaikan yang dapat diraih bukan jika tak
ada nilai dari sebuah keburukan.
Sahabat bukan hanya tempat saya bersandar tentang suka
ataupun duka yang saya alami. Mereka adalah pembimbing (walau tanpa kita
sadari) dalam menemukan kedewasaan hidup yang kita jalani.
Well kembali ke soal Tanah Air tercinta
kita,Indonesia.
Ahh saya kok prihatin yah melihat berita berita tentang
Indonesia belakangan ini. Narkoba,pelecehan (maaf) seksual,ekploitasi anak
hingga yang terparah adalah kian maraknya korupsi di Indonesia.
Semua itu sebenarnya bermuara pada lemahnya penegakan
hukum di Indonesia. Yah kita semua ga usah menutup matalah terhadap lemahnya
penegakan hukum di Negara ini.
Yah menghilangkan nyawa 12 orang saja bisa sama hukumannya
dengan mencuri sebuah semangka.
Atau yang terparah,gimana hukuman buat para pencuri
uang rakyat (korupsi) jauh lebih rendah ketimbang mencuri beberapa biji karet.
Memang hukum tak boleh pandang bulu,karena yang
namanya sebuah kejahatan sekecil apapun itu tak boleh ditoleransi.
Tak akan ada hal besar bukan jika tak didahului hal
yang kecil.
Tapi seperti kebanyakan masyarakat Indonesia pada
umumnya, yang selalu jadi pertanyaan saya adalah “Kenapa hukum di Indonesia seperti tebang
pilih??Kenapa yang berkuasa sepertinya diberi porsi berlebih untuk
memilih??Kenapa hukum menjadi berbeda dimata para pemimpin dan rakyatnya??”
Dan segelintir pertanyaan lainnya yang masih belum
terjawab hingga kini.
“Kita hanyalah bagian dari tanah air Indonesia. Yang lahir dan tumbuh untuk
mencintai tanah air namun berkali kali patah hati dibuatnya”
Hem apapun,saya akan selalu mencintai tanah air ini.
Bersyukur bahwa saya lahir disini. Bersyukur tentang hal hal kecil yang saya
temui.
Keluarga,sahabat,kuliah,kerja bahkan karena bisa
melihat dan mendaki gunung gunung dan pantai pantai di Indonesia.
Saya tak akan menyuruh anda menjadi pendaki dan saya
juga tak akan menyuruh anda untuk menjadi seorang Divers (penyelam).
Tapi selagi anda hidup,sesekali pergilah melihat
Gunung dan pantai pantai di Indonesia. Saya tak akan menjamin anda mendapatkan
sebuah kepuasan,dan saya juga tak menjamin sebuah kemewahan.
Pesan saya simple : NIKMATILAH
Karena tak ada surga didunia ini yang seindah bumi
Indonesia. Indonesia memiliki segalanya. Mulai dari lautan terdalam hingga
dataran tertinggi. Mulai dari ombak terbaik hingga gunung merapi.
Negara ini tetaplah indah,dibalik segala
kekurangannya.
Bukankah dibalik segala kekurangan,terkadang selalu terselip sebuah
keindahan??
Hanya saja terkadang,saking banyaknya keindahan. Kita menjadi
lupa untuk mensyukurinya.
-__-
Yah itulah Negara kita. Dengan segala kekurangan dan
kelebihannya.
Well dari kemarin saya kepikiran untuk melakukan
sesuatu buat Negara ini. Yah sekecil apapun itu.
Hem kemarin,saya beserta sahabat sahabat dari HIMPALA
habis mengadakan baksos “Peduli Banjir Jakarta”.
Dan Alhamdulillah acaranya berjalan dengan baik.
Hem sehabis pendakian Slamet kemarin saya sebenarnya
menemukan beberapa ide untuk dituangkan. Ide yang sederhana seh tapi entah
mengapa begitu ingin saya tuangkan didunia nyata.
Yang pertama saya ingin sekali membuat video tentang
tanah air. Isi dari video ini sendiri nantinya akan saya isi dengan salah satu
kecintaan saya yaitu mendaki gunung.
Idenya simple :
Membuat video yang berisikan para pendaki menyanyikan lagu lagu nasional. Lagu
yang saya maksud dalam hal ini yah yang sempat saya nyanyikan diatas yaitu “Indonesia Pusaka”.
Kenapa harus lagu itu Ndar,kan masih banyak lagu
nasional yang lain??
Ga ada alasan khusus.
Setiap lagu Nasional mampu membuat saya berdebar dan merinding kala
menyanyikannya. Tapi jujur saja diantara lagu nasional yang lain,hanya lagu
“Indonesia Pusaka” dan lagu “Tanah Air” yang mampu membuat hati saya terenyuh.
Terkadang saya malah
menangis dibuatnya.
Pernah lihat iklan
Garuda Indonesia tahun 90an ga??yang background lagunya yaitu “Tanah Air”.
Itu adalah salah satu
contoh iklan yang berhasil membuat saya duduk diam di depan televisi selama
beberapa menit. Saya tak akan pernah beranjak jika lagu itu belum habis.
Perasaan terenyuh dan
sedih selalu hadir setiap kali menontonnya. Hingga detik ini.
Well buat yang belum tahu mungkin
bisa menonton videonya dibawah sini.
Hem kembali lagi ke
topik pembuatan lagu,inginnya seh di setiap liriknya nanti ada orang berbeda
yang menyanyikannya (8 baris 8 orang). Tapi inginnya saya lagu ini dinyanyikan
secara 2 kali (berulang).
Yang pertama pada
setiap baris lagunya dinyanyikan oleh setiap orang yang berbeda dan yang kedua
dinyanyikan secara keroyokan (ramai-ramai,seperti paduan suara geto deh).
Dan untuk latar
tempat videonya sudah pasti di Gunung gunung di Indonesia.
Berbeda tempat namun
memiliki 1 tujuan.
Ga harus di banyak
gunung yang penting pesan yang ingin disampaikan oleh lagu itu tersampaikan.
Pesan dari Bhineka
Tunggal Ika yaitu Berbeda beda tapi tetap satu jua.
Kemungkinan project
ini mulai akan saya gerakkan dari bulan Februari. Insya Allah jika tak ada
halangan yang berarti bisa nanjak ke Papandayan.
Lalu dilanjutkan
dengan mendaki ke Semeru di bulan April,Kerinci di bulan Agustus dan berakhir
di Semeru lagi pada akhir tahun.
Yah tapi itu juga
masih serba kemungkinan. Karena jika Tuhan berkehendak,segala rencana yang
dibuat bisa saja gagal bukan?
Apalagi tahun ini
saya akan mulai disibukkan oleh TA (Tugas Akhir) -____-zzz
Yang pasti,walau
sedikit saya ingin berjuang untuk project ini hehe
Well saya juga ga
menutup kemungkinan untuk pendaki lain untuk membantu. Saya sangat sangat
terbuka untuk segala bantuannya.
Hem walau saya ragu,banyak
pendaki yang akan membaca tulisan saya ini hehehe
Tapi saya percaya
bahwa bantuan pasti akan selalu ada.
Dunia ini memang luas,banyak
pemikiran yang berbeda. Tapi diatas gunung sana saya selalu menemukan kedamaian
dan sebuah kenyamanan.
Damai karena alam
yang tenang dan nyaman karena banyak saudara yang saya temui disana. Tak ada
perasaan kesepian ataupun gundah.
Semua petualangan
yang saya lalui malah mengantarkan saya memiliki banyak sahabat. Mungkin itulah
salah satu alasan saya selalu merindukan untuk mendaki.
Oke sekarang
berbicara tentang ide saya yang kedua.
Tolong dong musiknya jeng jeng jeng jeng jeng jeng tululut tululut!!
Saya ingin berkelana.
Duarrrrrrrrrrrr
hahahhahahahahahaaha
But berkelana yang
saya maksud untuk sebuah tujuan yang baik. Bukan seperti yang dilakukan bang
Haji Rhoma Irama yah huehehehe ^_^
Well untuk ide yang
kedua ini sebenarnya kemungkinan terjadinya cuma 1% saja. Lagian cuma baru niat
doangan kok.
Mang lo mau ngapain Ndar??pake berkelana segala??
Saya ingin
menyampaikan apa yang terdapat di bumi Indonesia. Entah itu sebuah
kebaikan,keburukan,keindahan ataupun sebuah kekurangan.
Tapi kalau lebih
dirinci lagi dalam perjalanan itu saya ingin membantu membangun pendidikan di
Indonesia. Mendirikan sebuah badan amal untuk menaunginya.
Lalu dalam perjalanan
ke berbagai tempat nanti saya akan memotret keadaan sekolah didaerah daerah
tersebut.
Dan mempublikasikannya
lewat web ataupun blog yang saya miliki. Memberitahukan kekurangan yang ada disekolah
tersebut. memberitahukannya kepada para donatur dan dunia itu sendiri. Tentang
keberadaan pendidikan di Indonesia.
Bukannya saya ingin
menampilkan segala kekurangan yang ada dan nyata terlihat dalam dunia
pendidikan saat ini. Saya hanya ingin menambahkan apa yang dirasa kurang.
Jika memang sekolah
itu tak mempunyai bangunan yang layak maka diperbaiki bangunannya,jika sekolah
itu tak mempunyai ruang membaca maka segera dibuatkan perpustakaan,jika memang
didaerah tersebut tidak mempunyai tempat untuk mengenyam pendidikan yang layak
maka segera dibuatkan bangunan sekolahnya. Bahkan meskipun itu hanya sebuah
toilet sekalipun.
Takkan ada bangsa yang besar jika tidak dimulai dengan
pendidikan yang baik.
Well tidak menutup
kemungkinan untuk membangun sebuah sekolah bilamana itu benar benar diperlukan.
Seperti di beberapa daerah di Indonesia yang masih kekurangan tempat untuk
bersekolah.
Bahkan ketika saya
menonton sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta. Di beberapa daerah
seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua,masih ada yang harus naik turun
gunung dan berjalan berkilo-kilo jauhnya hanya untuk menjadi manusia yang
terdidik. Bahkan di perbatasan Kalimantan,harus ada yang menyebrangi perbatasan
Malaysia untuk dapat bersekolah.
Menyedihkan tapi yah
seperti itulah adanya.
Disaat Negara ini
justru ribut tentang layak tidaknya sekolah berstandar Internasional,Negara ini
seakan lupa bahwa tak semua anak bangsa mendapatkan pendidikan yang layak hanya
karena masalah tempat,biaya bahkan hanya karena sebuah pemikiran.
Yah bukankah
dibeberapa daerah,masih terdapat sebuah pemikiran sempit bahwa tak perlu
menjadi manusia yang terdidik selama bisa menghasilkan uang atau membahagiakan
orang terdekat.
Makanya jangan heran
kalau dibeberapa daerah terdapat anak sekolah menengah pertama (SMP) yang sudah
menikah hanya karena kemauan orang tuanya.
Jangankan di
daerah,di Jakarta aja sudah ada anak kecil yang harus berhenti sekolah hanya karena
disuruh mencari uang (biasanya dengan cara mengamen atau mengemis).
Biasanya biaya adalah
persoalan yang jadi alasan mendasar mereka.
Yah inilah salah satu
hal yang menyedihkan dari Indonesia.
Padahal seharusnya
Pemerintah turut betanggung jawab. Seperti yang sudah ada tertulis dalam Undang
Undang Dasar (UUD) 1945 yaitu pada Pasal 31 yang berbunyi :
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
Undang-Undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Nah lalu siapa yang
salah??
Dengan begitu
besarnya anggaran pendidikan tetapi kenapa masih saja banyak anak yang tidak
mendapatkan pendidikan yang layak?? mengapa masih saja ada sekolah yang roboh??
Jawabannya adalah
banyak hal. Namun tak bisa dipungkiri manajemen yang tak sesuailah yang
menimbulkan kesemrawutan ini.
Anggaran yang besar
tak disesuaikan dengan penyalurannya yang kadang tidak berimbang. Kurangnya pengawasan
yang menyebabkan dana ini rawan dikorupsi hingga budaya dari Negara ini sendiri
yang masih mengenakan pungli tiap kali dana ini berpindah tempat.
Ah sudahlah,akan
memakan waktu yang lama untuk membicarakannya. Yang jelas masih butuh waktu
yang tidak sedikit untuk mengubah wajah Negara ini.
Meski puluhan tahun telah
merdeka,walau puluhan tahun sejak memulai era reformasi tapi tetap saja jawaban
yang akan keluar akan tetap sama jika mental yang ditunjukkan anak negeri ini
masih tetap seperti ini.
Hanya mengikuti arus
kehidupan yang telah ada dan tidak berani melawan arus demi sebuah perubahan.
Tapi dari lubuk hati
saya yang terdalam (ceileh). Selagi masih hidup saya ingin sekali saja melihat
bangsa ini menemukan kehebatannya. Menemukan kebesarannya yang dulu selalu
diceritakan oleh nenek buyut kita.
Menjadi bangsa yang
bermartabat,dicintai dan dapat dibanggakan oleh anak cucu nanti.
Sulit tapi bukannya
tidak mungkin bukan. Semoga semua proses yang terjadi dapat membawa Negara ini
tidak hanya menjadi Negara yang besar tetapi juga dapat menjadi Negara yang
arif dan berbudi luhur.
Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
Kramat Jati 4 Februari 2013
0 komentar:
Posting Komentar