Masih
jauh dari kata selesai dan masih butuh banyak perbaikan.
But hey,I just want to show to the world about
my dream.
Yeah I made a story on my dream ^^
Sejauh ini,mungkin ini akan menjadi salah satu tulisan terpanjang yang pernah saya buat. Ceritanya sendiri baru selesai seperempatnya saja.
Fiuuuhhhhhhhh......
Saya ga tau bagaimana cerita ini akan berakhir karena memang ceritanya belum saya tulis. Ceritanya masih berupa bayangan di kepala dan saya akui sulit sekali untuk menumpahkannya kedalam sebuah tulisan.
Walau belum selesai saya tulis tapi untuk cerita Assasin Pray ini tak akan saya edarkan di blog keseluruhan ceritanya,hanya sebagian saja dan tidak sampai akhir cerita. Bukannya pelit tapi karena saya benar benar ingin menjaga cerita ini sendiri.
Maklumlah jika ditanya tentang harapan akan cerita ini, kalo boleh jujur saya sangat ingin membawa cerita ini kedalam sebuah buku.
Yuph saya ingin menjadikannya sebuah Novel.
Awalnya saya sangat bersemangat ketika tahu bahwa ada penerbit yang mau menerbitkan sebuah buku secara Independent<--Norak yah
Tapi ketika saya tahu bahwa harga yang dipatok terlalu tinggi,niat saya pun terbentur dan tanpa saya sadari semangat saya untuk menyelesaikan cerita ini jadi mengendur.
Saking kendurnya penyelesaian cerita molor sampai sekarang
Bodoh memang tapi bukankah kita terkadang butuh sebuah motivasi untuk mencapai sebuah tujuan. Mungkin motivasi itulah yang sedang hilang dari saya.
Yah saya benar benar butuh motivasi untuk menyelesaikan cerita ini.
Hemm..mungkin saya harus cari sponsor kali yah
By the way ada satu hal lagi yang paling saya benci dari semua ini. Belum selesai cerita pertama ini saya tulis tapi saya sudah dikasih (entah berkah atau apa)
jalan cerita untuk cerita selanjutnya.
Yuph..saya sudah punya cerita (sebenarnya masih bayangan) bagaimana Assasin
Pray 2 "No Way Back" akan berjalan.
Fiuh..Yasudahlah nikmatin saja jalan ceritanya dan dengan ini saya
persembahkan cerita dari mimpi. Sebuah cerita dengan karakter tokoh dari orang
orang yang saya temui dalam keseharian yang saya jalani.
So here we go Assasin
Pray 1 "Some Words For God"
Assasin Pray (Doa Sang Pembunuh)
"Even the assasin have a pray to tell to his God"
Bahkan Seorang Pembunuh mempunyai doa untuk dikatakan kepada Tuhannya
Tuhan..
Perasaan apa
ini??
Aku begitu
menikmatinya Tuhan
Seperti ada yang
berdesir dihatiku
Seraya berbisik
“Bunuh..Bunuh..Bunuh”
Perasaan ini tak
bisa kuhentikan
Mengalir dalam
setiap aliran darah
Menutup gerak
pola pikirku
Tuhan...
Diri ini telah
hilang kendali
Menjadikan semua hal sebagai pembenaran
Entahlah Tuhan
Ini menjadi seperti
candu untukku
Memberikan satu
kepuasan tersendiri
Maafkan aku
Tuhan
Karena tak bisa
menghentikan perasaan ini
Chapter I
Doa dalam
ketiadaan
Cerita
ini bermula ketika aku berumur 14 tahun,Itu terjadi ketika pertama kali aku
masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA).
Aku yang tidak terlalu pintar dan lulus
dengan nilai pas-pasan hanya bisa pasrah ketika harus mendapatkan SMA yang
tidak kusukai.
Oleh
orang tuaku aku dimasukkan ke SMA NUSA PRATAMA,sebuah sekolah menengah swasta yang
terkenal bukan karena prestasi tapi karena tawurannya.
Aku
sudah meminta orang tuaku untuk mencarikan tempat lain,tapi mereka seakan tak
peduli dengan segala keluhku.
Bagi
mereka,keberadaanku kini hanyalah sebuah sampah yang harus dibuang jauh
keberadaannya.
Tak
berharga dan tak mempunyai makna.
Akhirnya
dengan terpaksa aku harus bersekolah disana,karena pada saat itu aku menganggap
bahwa aku tak mempunyai pilihan lain.
Saat
itu aku terlalu memasrahkan jalan hidupku.
Dan
yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak??
Sejak
pertama kali masuk aku selalu menjadi bulan bulanan dari teman teman
sekelasku,mereka dengan tanpa segan memukulku hingga babak belur.
Mereka
melakukannya tanpa sebuah alasan yang pasti.Aku hanya bisa menerima itu
semua,tak ada alasan bagiku untuk melawan.
Tiap
hari mereka selalu memperlakukanku seperti itu,memukul dan memukulku tanpa
belas kasihan.
Karena
itu,setiap hari aku selalu berusaha menghindari untuk bertatap muka dengan
mereka.Aku selalu berusaha tak menarik perhatian,walau kutahu itu sulit karena
mereka selalu mengincarku.
Satu
hal lagi yang selalu aku hindari ketika bersekolah disana,yaitu bertemu dengan
para seniorku.
Kenapa??
Karena
jika bertemu biasanya akan selalu diajak untuk ikut tawuran.Selama ini aku
selalu berhasil menghindarinya,hingga suatu ketika aku tak mampu menghindari
pahitnya kenyataan.
Minggu
ketiga aku bersekolah disana aku kepergok ketika ingin kabur,kakak kelasku pun
dengan tanpa ragu menyeretku untuk ikut tawuran.Segala alasan yang kuutarakan
seakan terpentok tembok tebal yang tidak memantulkan jawaban.
“Maaf
kak,tapi saya harus pulang buru buru.Ibu saya sedang dirawat di rumah sakit”aku
mencoba beralasan kala itu.
“Emangnya
gw peduli,mau emak lo dirawat kek mau emak lo koma kek.Pokoknya lo harus
ikut”jawab kakak kelasku sembari terus menyeret dan mengawasiku.
Aku
tak bisa berbuat apa apa,aku benar benar hanya bisa menerimanya kala itu.
Aku
menerima sebuah pilihan yang tak bisa kutolak dan harus kulakukan.Ingin rasanya
aku berteriak menyatakan keluhku.
Tapi
kepada siapa kumengeluh??kalau jawaban yang kutemui hanyalah sebuah kehampaan.
Aku
takut...sangat takut!!
Kakiku
hanya bisa gemetaran,jantungku pun berdegup sangat kencang seakan ingin berlari
dari tempatnya. Aku sangat tak kuat dengan perasaan ini,ingin rasanya segera
kabur dari sana tapi aku tak mempunyai pilihan.
Di
depanku ada musuh musuhku dari sekolah lain yang setiap saat bisa saja menebas
kepalaku,sedang di belakangku ada kakak kelasku yang hanya menonton saat kami sedang
tawuran.
Mereka tak membantu dan hanya bersantai di belakang kami.
Mereka baru bergerak ketika salah satu dari kami ada yang mau melarikan diri.
Mereka tak membantu dan hanya bersantai di belakang kami.
Mereka baru bergerak ketika salah satu dari kami ada yang mau melarikan diri.
Ya,mereka
hanya bergerak untuk memukuli adik kelasnya yang berusaha untuk kabur dan
menghindari tawuran.Mereka dengan tega memukuli kami dan lalu menyeret kami
tanpa ragu untuk kembali tawuran.
“Brengsekk..Mau
mati lo hah”ucap mereka setiap kali memukuli adik kelas yang berusaha kabur.
Aku
yang tak mempunyai pilihan terpaksa harus mengikutinya,aku harus bisa membela
diriku daripada mati konyol.
Mau
tak mau aku turut berpartisipasi dalam tawuran itu,walau hanya sekedar
melempar batu. Aku pun terus bergerak kesana kemari demi menghindari batu batu yang
beterbangan.
Aku
sampai tak menyadari telah ada seorang musuh yang telah berada didekatku.
Aku
terperangah dan terkejut!!
Dia
telah membawa sebilah samurai di tangannya,dan dengan tanpa ragu dia ingin
menebasku.Tanpa berpikir panjang aku segera saja menghindar dan menjatuhkan
diri,tapi dia terus memburuku seakan akan aku adalah buruannya yang tak boleh
lepas.
Dalam
keadaan terguling guling di tanah menghindari tebasannya,aku menemukan sebilah
bambu.
Dalam
keputusasaan yang menggelayuti aku hanya bisa berdoa kepada dalam hati.
“Tuhan..
Berikanlah aku
kekuatan
Jauhkanlah aku
dari segala marabahaya yang membentang
Tuhan..
Berikanlah aku
kekuatan
Kuatkanlah jiwaku melalui cobaan yang menghadang”
Entah
kenapa setelah berdoa,aku seperti mempunyai kekuatan untuk melawan. Aku yang
masih dalam keadaan tersungkur di tanah dan menghindari tebasan musuh,lalu
berusaha melawan seadanya.
Dalam
keadaan seperti itu aku kemudian
berusaha menendang musuhku.
“Bruuaaggghhhh”
Ahh..ternyata
usahaku berhasil,sang musuh pun terjatuh karena tendanganku. Lalu dengan segera
aku bangkit dan berusaha memukulnya dengan bambu yang sedari tadi kupegang.
Ternyata
usahaku tak sia sia,pukulan asal asalanku dengan telak berhasil memukul wajahnya.
Musuhkupun
terjatuh dan mengerang kesakitan.
Entah
kenapa aku terus menerus memukulnya dan bukannya berusaha untuk kabur.Seperti
ada perasaan yang mencegahku untuk berlari dan memberikan dorongan yang hebat
untuk terus memukulnya.
Entahlah,aku
juga tak mengerti??
Yang
jelas aku begitu menikmati perasaan itu,aku benar benar menikmatinya. Aku tak
jua berhenti walau kini tubuh dan bajuku sudah terkotori oleh darah dari
musuhku. Aku terus memukulnya walau musuh sudah mengerang minta ampun kepadaku.
“Tuhan..
Perasaan apa ini??
Aku begitu
menikmatinya Tuhan
Entahlah Tuhan
Ini seperti
candu bagiku
Membuatku ingin
terus melakukannya
Maafkan aku
Tuhan
Aku tak bisa
menghentikan perasaan ini”
Pukulanku
baru terhenti ketika salah seorang teman menarik dan menyadarkanku.
“Buruan
kabur,ada polisi datang”Teriaknya sambil menarik bajuku
Beberapa
saat aku hanya terdiam,aku terhenyak dan seakan baru menyadari keadaanku.
Aku
melihat ke arah tanganku,ternyata sudah tertutupi oleh merahnya darah.Aku lalu menoleh
ke arah bambu yang kupegang,ternyata bambu itu sudah patah di bagian atasnya
dan seluruh bagiannya juga sudah tertutupi oleh darah.
Aku
yang panik segera membuang bambu itu dan segera berlari.Aku tak peduli lagi
terhadap apapun kala itu.
Yang
aku pikirkan hanya berlari dan terus berlari.Aku tak peduli lagi terhadap
keadaan musuhku yang masih terbaring di atas tanah.
Aku
juga tak tahu lagi apa dia masih hidup atau tidak,aku hanya terus berlari dan
berlari dan segera berlalu dari sana.
*
To be continued
To be continued
0 komentar:
Posting Komentar