Dulu,saya
begitu terpukul ketika mengetahui NEM (Nilai Ebtanas Murni) saya tak cukup
untuk masuk ke sekolah Negeri yang saya inginkan.
Dengan
waktu yang tak mungkin lagi untuk mendaftar ke sekolah lain (waktu itu ada
peraturan bahwa ijazah harus ditahan oleh sekolah yang bersangkutan,sehingga
tak mungkin untuk mendaftar kesekolah lain), maka mau tak mau saya pun harus
bersekolah di sekolah swasta.
Jujur
aja saya sudah tak terlalu peduli akan bersekolah dimana.
Dan
entah karena jalannya mungkin saya pun akhirnya bersekolah di SMA HUTAMA
Bekasi.
Sekolah apaan
neh??pikir
saya saat itu.
Yah
maklumlah yang tahu tentang sekolah ini bukan saya melainkan ibu saya. Beliau
mengetahui sekolah ini karena tempat kerjanya berada tak jauh dari sana.
Selebihnya
ya wassalam!!
Pertama
lihat gedung sekolahnya seh sepertinya luas dan besar tetapi ketika masuk ya
ampun jauh banget deh dari bayangan.
Setelah
selesai mengambil formulir pendaftaran saya langsung bilang kepada ibu bahwa
saya tak mau bersekolah disana. Tapi ibu saya meyakinkan saya untuk bersekolah
disana,alasan beliau karena harinya sudah mepet (saat itu hari sabtu,sementara
masuk sekolah sudah hari seninnya..haha parah yah).
Ibu
saya bilang untuk sabar bersekolah disana selama beberapa waktu,dia berjanji
bahwa saya pasti akan dipindahkan kesekolah lain.
Waktu
pun berjalan
Dengan
ogah ogahan saya bersekolah disana. Bahkan selama semester pertama kelas satu
bisa dihitung dengan jari kali saya masuk sekolah.
Yah
semua itu sedikit terhenti ketika ditegur dan harus membuat perjanjian dengan
guru saya dimana saya harus memberikan
tanda tangan untuk membuktikan kehadiran saya disekolah.
Pokoknya
kalau ga masuk kreeeeekkkkkkkkk…!!!
Yah
bagusnya seh saya jadi lebih mengenal teman teman saya. Bulan desember adalah
titik awal perubahan itu.
Intinya
seh ketika ibu saya bertanya di bulan Januari dimana pendaftaran pindah sekolah
dibuka kembali.
Saya
Cuma menjawab singkat “Ga usah deh
mak,Awal betah kok disini” dengan sebuah senyum dan sebuah pelukan kepada ibu saya karena
selalu mengusahakan yang terbaik buat saya.
Entah
mengapa saya benar benar merasa bersyukur karena pernah bersekolah disana.
Sesuatu yang bernama..Sahabat
Kenapa
saya bertahan,sebenarnya jawabannya simple aja.
Karena
saya merasa telah menemukan sesuatu yang berarti dalam hidup saya yaitu
Sahabat. Disana saya seperti menemukan sahabat sahabat sejati saya.
Seseorang
yang mempunyai jalan pemikiran dan kehidupan yang tak terlalu jauh berbeda.
Sesuatu yang tak terlalu saya alami ketika masa masa sekolah yang lain dimana
saya merasa bahwa kehidupan yang saya temui begitu jauh berbeda.
Saya
ingat betapa malasnya saya tiap pagi ketika akan berangkat ke sekolah. Saya
selalu ingat untuk selalu berangkat agak siang hanya demi harapan nakal bahwa
pintu gerbang telah ditutup dan bisa menjadi alasan saya untuk tidak bersekolah.
Dan
saya selalu ingat sengaja melewatkan sekolah untuk kemudian pergi dan
menghabiskan waktu di rental playstation.
Hadeh !!!!!!!!!!!!!
Maybe
that’s because my young age, who always think wild and naughty ^^
Tapi
hal yang membuat saya bingung adalah ketika saya bertemu teman teman saya di
kelas I-2.
Kalau
saya bandel,ternyata disana ada yang jauh lebih bandel !!
Kalau
saya tukang cabut,ternyata disana ada DEWAnya cabut !!
Huahahahahahaha.
. . .
But
honestly sedikitnya saya agak berubah ketika bertemu dengan teman teman saya di
kelas I-2 dan bertemu guru hebat bernama bu Ratna Ningrum.
Beliau
adalah guru Geografi sekaligus wali kelas saya. Beliau lah yang bisa dibilang
selalu menolong saya ketika itu.
Ketika
saya banyak bolos beliau tetap mendorong saya untuk menjadi orang yang lebih
baik. Dengan cara anehnya pula (seperti yang saya ungkapkan diatas bahwa saya
harus tanda tangan setiap kali masuk),saya menjadi manusia yang lebih baik.
Yah
setidaknya dalam hal absen..hehehe
Hehh…aneh
sebenarnya jika memikirkan bagaimana kehidupan ini berjalan yah. Bagaimana
Tuhan membawa saya (yang bisa dibilang) ke sebuah negeri antah berantah,tak ada
seorang pun yang saya kenal tapi malah membuat saya benar benar merasa nyaman.
That’s how
life goes on right?? They go in the line which we never know where they want to
crossed it
Tempat itu
bernama Ujung Aspal Pondok Gede
Di
kelas I-2 pulalah saya bertemu dengan teman teman baik saya.
Firman
“Bhagol”,Heru Bintoro “Papay”,Toni Purnomo “Tony”, Yudi Wijaya “Iduy”,Abadi
kaban “Badboy”,Endang sunarya “Kiwil”,Andi setiawan “item”, Dimas agustio
“Qodim”,Edi Fernandes “Andez”,Hari “Buluk”,Ahmad “Amat”,Junet “Tua”,Igan
“Tablo”,Yongki aribowo “Yongki”,Gina “Kawai”,Dina “Dagu”, Hazrine “Ine”,
Rosalina “Ocha”, Endang Haristia “Andung”,Novi “Peot”, Sari Ketut “Ai”.
Mereka
adalah yang paling aneh diantara semua makhluk yang ada dikelas..hahaha ^^v
By
the way perubahan yang paling besar terjadi ketika saya bertemu anak anak Rasta
Pala,anggotanya well bisa dibilang 15 nama yang disebut diatas bisa dibilang
adalah para pengikut awal.
Tapi
keinginan saya untuk pindah sekolah baru benar benar lenyap ketika tahun baru.
Tepat pada saat Tahun Baru dimana anak anak Rasta Pala pergi merayakannya
dengan kemping di Pondok Halimun,Sukabumi.
Saya
merasa itulah perjalanan terbaik yang pernah saya temui. Sebuah perjalanan awal
dari kecintaan saya terhadap dunia Pecinta Alam.
Saya
merasa lepas disana.
Ah
yang jelas benar benar tak bisa dilukiskan dengan kata kata.
Memang
cuma sekedar kemping tapi dari sanalah saya mendapatkan banyak hal. Jiwa saya
seperti menemui kehidupan yang baru.
Seperti
menemui sebuah jawaban dari segalanya.
Bisa
dibilang itu adalah titik balik dari segalanya.
Yah
seperti berkata kepada diri saya sendiri “Ini
dia,ini dia dunia yang selama ini saya cari”
Well.
.banyak hal yang telah terjadi setelahnya.
Persahabatan
kami pun semakin erat dengan banyak mengadakan acara acara kecil. Barbekyu atau
sekedar menginap di rumah salah satu sahabat adalah salah satu hal yang sering
kami lakukan.
Karena
kebanyakan sahabat saya berasal dari bekasi,masa SMA saya pun lebih lebih
banyak dihabiskan disana.
Saya
selalu senang menghabiskan waktu disana,sekedar mengobrol,bercanda ataupun
bernyanyi bersama. Banyak hal baru yang saya pelajari dari mereka.
“Nama dusunku
Ujung Aspal Pondok Gede
Rimbun dan
anggun ramah senyum penghuni dusun”
Yah
seperti untaian lagu bang Iwan diatas,bisa dibilang saya seperti dilahirkan
kembali didaerah Ujung Aspal,Pondok Gede.
Sudah
6 tahun berlalu dan kini keadaannya sudah jauh berbeda. Kami sudah mulai jarang
bertemu karena kesibukan dunia yang kami temui.
Kami
mulai merasakan apa yang dinamakan oleh guru kami yaitu Mr Abbas yaitu “Dunia
Nyata”.
Setiap
orang kini tengah menempuh jalannya masing masing. Mencari jawaban atas arti
dari perjalanan hidup mereka.
Berjuang
untuk sesuatu yang dinamakan kehidupan.
Kami
sadar akan sulit mengulang lagi masa masa yang lalu walaupun kami semua sangat
menginginkannya. Kami sadari akan sulit menjaga persahabatan kami jika tak mau
merendahkan ego kami masing masing.
Dan
beruntungnya,saya memiliki sahabat sahabat seperti mereka.
Walau
tengah berbeda jalan tapi mereka selalu ada menyempatkan waktunya untuk
persahabatan.
Saya
juga selalu meyakini,bahwa mereka akan menjadi orang yang berhasil dalam
perjalanan kehidupannya.
“Di depan masjid
samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami
bermain mengisi cerahnya hari
Namun sebentar
lagi angkuh tembok pabrik berdiri
Satu per satu
sahabat pergi dan tak akan kembali”
Yah
walau kini tengah menjauh tapi saya yakin mereka akan selalu kembali. Saya selalu
bersyukur punya sahabat seperti mereka. Saya bersyukur bisa mengenal dan
dikenal oleh keluarga mereka.
Kehidupan
ini memang aneh,tak peduli seberapa keras ia menghantam tapi anehnya kehidupan juga
tak pernah lupa untuk mendorong kita untuk bangkit.
Kebaikan,kehangatan
bahkan sebuah senyuman terkadang bisa menjadi pendorong semangat yang tak
pernah padam.
Sahabat. .
Tetaplah berjuang
disana,raihlah mimpi mimpi yang ingin kau raih
Walaupun terbentur
tembok tebal
Walau kau
dihantam oleh kerasnya kenyataan hidup
Tetaplah melangkah.
.
Kau pasti bisa
sahabatku
Kau pasti bisa
Kehidupan ini
mengajarkan banyak hal
Mengajarkan batas
yang tak ada batasnya
Mengumbar
misteri yang tiada habisnya
Memberitahu bahwa
waktu akan terus berlalu,tak peduli seberapa keras kau meratapi kepergiannya
Sahabat. .
Berjuanglah disana
Doaku selalu
bersamamu
Kasihku akan
selalu menyertaimu
Sahabat. .
Akan selalu aku
nantikan saat bernyanyi lagu itu bersamamu
“Ujung Aspal
Pondok Gede”
Kramat Jati 23 Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar