Jumat 9 Desember
2011
Malam
itu seperti biasanya saya akan bermain Futsal dengan kawan kawan kuliah saya.
Karena kurangnya koordinasi, akhirnya kami harus bermain di tempat yang tak
seharusnya yaitu di Green Futsal.
Tempat
futsal itu terletak di daerah Sajim,tepat berada di belakang Taman Mini
Indonesia Indah.
Kenapa
tak biasa??
Yah
karena emang baru pertama kali kami bermain bareng disana. Sebelumnya Cuma saya
dan seorang teman saya,Pris yang pernah bermain disana sebelumnya.
Malam
itu yang bermain Cuma sedikit,dikarenakan kondisinya selepas hujan jadi hanya
saya,Gata,Year,Wasis,Fauzy,Iqbal,Dwi,Rizky,Fatur,Ryan,Richard,Pris,dan
saudaranya dari mas Dwi.
Tapi
suasana selalu terasa santai jika bersama mereka, permainan pun selalu disuguhi
tawa dari kami.
Malam
itu saya benar benar mengalami musibah. Musibah apa Ndar??
Dompet
saya hilang -____-
Saya
baru menyadarinya selepas main futsal.
Dibantu
teman teman yang lain saya mencari dompet itu kesana kemari,tapi tak juga
ditemukan.
Kami
juga menanyakan kepada pengurus tempat futsal tapi mereka Cuma menggelengkan
kepalanya. Tukang parkir di tempat futsal itu seh bilang ada seseorang yang
mencurigakan tadi, saat kami sedang bermain orang ini datang dan langsung pergi
geto aja.
Singkat
cerita, sepertinya dompet itu memang sudah berpindah ke tangan orang lain.
Bahasa kasarnya seh dicuri.
Fiuhh..kebayang
kan gimana paniknya saya.
Panik
kenapa dar, di dompet banyak duitnya yah??
Duitnya seh ga
seberapa,cuma ada sekitar ratusan ribu deh kalo ga salah (spik).
Yang
paling membuat saya kepikiran dari isi dompet itu adalah KTP,STNK,SIM,NPWP,KK
(kartu keluarga),CV dan SKCK (ini isi dompet apa surat lamaran kerja
ndar..haha).
Okeh..untuk
3 yang terakhir saya cuma bercanda kok ^^
Cerita
selanjutnya sudah bisa ditebak kan, gimana paniknya saya saat itu. Saya
berusaha mencari hingga ke tempat parkir tapi ga juga ketemu.
Lemes..
Kemungkinan
kembali??
Kata
teman saya Gata kemungkinannya 1 : 1000.
Yuph
sangat kecil mengingat betapa “kayanya” hati orang Indonesia.
Walau
masih penasaran tentang keberadaan dompet itu tapi pada saat yang bersamaan
ketika saya beranjak pergi dari tempat futsal saya juga sudah mengikhlaskannya.
Kalaupun
masih terlihat agak bingung,saat itu saya benar benar sedang memikirkan
fotokopian dari SIM,STNK dan KTP.
Karena
jujur aja saya lupa,apa saya sudah memfotokopi ketiga hal itu.
Nah
loh !!!!!
Kebayang
kan kalo saya sampai benar benar lupa dan ga punya fotokopiannya. Mau ga mau
saya harus buat lagi dan bisa menghabiskan biaya (kata temen saya) sekitar Rp
1.200.000
Dengan
perincian untuk mengurus STNK sekitar 700-800 ribuan dan SIM (nembak) sekitar
400-500 ribuan.
Hadehhhh...........
-____-
Beda
hampir 5x lipat kalau ada fotokopiannya.
Tapi
alhamdulillah ketika sampai rumah perasaan lega menyelimuti perasaan saya. Fotokopiannya
tersimpan rapi di dalam Al Quran.
Alhamdulillah
ya, sesuatu banget ^^
Saya
pun bisa tidur dengan perasaan tenang.
Walau
saya sudah bete sendiri tiap kali membayangkan,kesibukan kesibukan yang akan
saya temui karena harus mengurus surat surat itu.
-___-zzzzz
Sabtu 10
Desember 2011
Esok
harinya saya ditabrak oleh truk.
Oh
tenang aja, itu cuma mimpi kok..hehe
Kenyataaan
sebenarnya mimpi itu terjadi karena
ketika saya sedang asik asiknya tidur habis diguncang guncang oleh ibu saya
(maaf mak,abis guncangannya sama banget seh :P).
“Wal..walllll.....bangun
wal !!jangan tinggalin ibu secepat ini”
(loh)
bukan bukan seperti itu..hahaha, ya ampun kesannya.
“Wal..walll..bangun
wal, ini ada orang yang nyari nyariin” Ujar ibu saya dengan semangat 45-nya.
“Nyariin
kenapa??”Tanya saya dengan wajah tertutupi oleh bantal.
“Ini..katanya
dia nemuin dompet kamu” Ujar nyokap seraya memperlihatkan sebuah KTP di
tangannya. Setelah mengamati foto di KTP dengan seksama hati saya pun berbicara
“Kok
gantengnya mirip banget sama gue ya”
Gubrakkk.......hahaha
Hemm..ternyata
itu memang KTP saya, tanpa perlu pikir panjang saya pun segera bangun dari
tempat tidur saya.
“Itu
siapa yang bawa mak??”
“Itu
bapak bapak,kamu temuin sana orangnya!! Dia bilang nemuin dompet kamu”
Dompet??
Pikiran
saya segera berlari kesana kemari, campur aduk perasaan saya ketika
mendengarnya. Sebelum keluar,saya menyiapkan uang untuk diberikan kepada bapak itu.
Yang memang sudah saya nazarkan sebagai tanda ungkapan terima kasih jika dompet
itu ditemukan.
Dengan
keadaan masih setengah sadar karena baru bangun tidur saya pun segera beranjak
menyusul ibu saya menemui bapak itu.
Saat
keluar dan melihat bapak itu, saya agak terkejut. Saya pikir itu mas
Adam,suaminya mas Inul..hahaha
Abis
kumisnya sangar banget bo :P !!
“Halo,
dek Nandar ya”
“Iya
pak, ini dengan bapak siapa ya??”
“Pak
Adi”
Jujur
aja saat itu saya benar benar bingung harus ngapain.
Pak
Adi lalu menceritakan perjuangannya dalam mencari saya, dia bilang sampai
nyasar ke daerah sekitar Condet.
Lucunya
ketika ketemu orang yang tahu siapa saya, jawabannya pun ga jauh hubungannya
dari ayah saya yang merupakan Ketua RT.
“Oh..ini
mah anaknya Pak RT 10 neh pak, rumahnya ada di paling depan sana,dekat banget
sama kali (sungai)” Ujar Pak Adi menceritakan petualangannya.
“Jadi
gini loh ceritanya, adik saya menemukan dompet itu ketika semalam dia bermain
futsal di sekitar daerah Taman mini” Ujar Pak Adi menceritakan asal muasal dia
menemui dompet itu.
“Wah
semalam saya juga habis bermain disana Pak” jawab saya sembari menceritakan
kejadian hingga saya sampai kehilangan dompet itu. Bapak itu hanya mengangguk
anggukan kepalanya, ia akhirnya mengerti kaitan dompet itu dengan adiknya.
“Tapi
maaf banget yah de,dompet ini adik saya temukan sudah apa adanya seperti itu.
Tolong ade periksa lagi, takutnya ada sesuatu yang hilang” Ujar bapak itu
seraya memberikan dompet itu kepada saya.
Saya
dengan segera memeriksa isi dompet saya.
SIM,STNK,KTP,NPWP
ada semuanya, hanya uang saya yang hilang entah kemana.
Alhamdulillah
Kalau
masalah kehilangan uang mah saya tak terlalu mempermasalahkannya.
“Gimana
de,ada yang hilang??” Tanya bapak itu penasaran
“Cuma
uangnya aja kok pak, yang lain alhamdulillah masih ada” Jawab saya singkat
“Mang
ada banyak wal duitnya” Tanya ibu saya
“Ga
kok mak,biasa aja”
Bapak
itu pun lalu meminta maaf kalau memang ada kehilangan, langsung saja saya
berusaha menenangkan dengan menjawab
“Dompet
ini kembali saja, saya sudah sangat sangat bersyukur pak !! sekali lagi terima
kasih atas pertolongannya” Ucap saya kepadanya.
Bapak
itu hanya tersenyum, saat saya tanya kenapa bapak itu sampai mau repot repot
mengembalikan dompet itu beliau Cuma menjawab
“Karena
saya pernah mengalami hal yang sama, makanya saya tahu gimana rasanya” Jawab
bapak itu.
Saat
saya tawari minum bapak itu tak mau, saat itu dia malah pamit karena harus
berangkat untuk kerja. Bapak itu bilang dia bekerja di daerah Tanjung Priok dan
dia bilang sudah agak terlambat masuk kantor.
Saat
saya bersalaman dengannya,saya sodorkan uang yang sedari tadi sudah saya
persiapkan. Tapi bapak itu malah menolaknya.
“Jangan
de, saya ikhlas kok menolongnya !!” Ujar bapak itu sambil tersenyum dan segera
berlalu dari hadapan saya dan ibu saya.
Alhamdulillah..di
balik segala musibah selalu ada hal yang harus saya syukuri.
Beberapa saat
setelah bapak itu pergi
Ibu
saya marah marah, kenapa hal sepenting itu sampai dia tak diberitahu.
“Bukan
ga mau kasih tau mak,tapi Nandar ga enak !!emak kan lagi pusing banget sekarang
karena mikirin Nenek”
Saat
itu Nenekku sedang dirawat di rumah Sakit Haji karena sakitnya. Beliau
didiagnosa mengalami pengecilan pada jantungnya.
Kata
Dokter yang merawat beliau, fungsi dari jantung nenekku tinggal 90%.
Ibu
saya yang mendengarnya kala itu benar benar bersedih.
Jangankan
ibu, saya sendiri saja benar benar bersedih karenanya. Sedih rasanya melihat
orang yang kita cintai menderita karena sakitnya.
“Lagipula
kalau masalah kaya gini doang mah, bisa Nandar tanganin sendirilah mak” Sambung
saya lagi.
Ibu
saya Cuma geleng geleng kepala aja mendengarnya.
Entah
apa maksudnya !!
Nenek
adalah orang yang baik, hal ini bukan saya katakan semata mata karena saya
cucunya. Ini saya katakan karena melihat jumlah orang yang datang menjenguknya.
Lebih
dari ratusan orang yang datang menjenguknya.
Yah
maklumlah karena sepanjang hidupnya nenek saya selalu aktif mengikuti beberapa
kegiatan. Kebanyakan seh kegiatan pengajian.
Karena
itulah saya tak heran jika banyak yang mengenalnya.
Semua
orang sangat menyayangi nenek, karena itu walaupun bersedih melihat keadaannya
di rumah sakit tapi pada saat yang sama saya selalu tersenyum.
Tersenyum
karena begitu banyak orang yang sayang dan mendoakan kesembuhannya.
Belum
lagi kasih sayang dari keluarganya.
Jujur
aja saya selau tertawa kecil jika melihat diskusi dari Ibu dan saudara
saudaranya. Tertawa jika melihat diskusi mereka tiap kali membicarakan giliran
jaga di rumah sakit.
Walau
mempunyai kesibukan masing masing tapi mereka pasti akan selalu bergantian
menjaga nenek.
Selalu
dengan sebuah senyum dan keikhlasan.
Di
tengah obrolan, hape ibu saya berbunyi.
“Oh
sms dari bu Neneng” Ujar ibu saya.
Bu
Neneng adalah temannya sesama pengajar di TK ANNUR,pondok gede.
“Ya
ALLAH...” ujar ibu saya ketika membaca smsnya.
“Kenapa
mak??” tanya saya begitu melihat kecemasan di wajah ibu saya.
“Anaknya
bu Neneng masuk UGD lagi??” Ujar ibuku
“Si
Chikal??” Tanyaku lagi
“Iya”
jawab ibuku sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
Chikal,anak
dari bu Neneng yang masih berumur 2 setengah tahun didiagnosa menderita
penyakit radang otak. Kata dokter yang merawatnya,ada gumpalan darah di
otaknya.
Ahh..jujur
aja saya ga terlalu mengerti tapi yang jelas dokter sudah memvonis,seandainya
Chikal sembuh dari sakitnya “semua akan dimulai dari nol”.
Dalam
pengertian,Chikal akan kehilangan segala kemampuan yang telah dan bisa
dilakukannya.
Mulai
dari sistem motorik,ingatan,gerak,menulis,membaca,mengenal seseorang !! yah pokoknya
segalanya.
Chikal
hanya bisa berbaring dan hanya bisa sekedar mengedipkan matanya.
Untuk
memulihkan kembali fungsi fungsi di tubuhnya, jika nanti sembuh dokter
menyarankan untuk terapi total.
Fiuhh..kebayang
kan beratnya menjadi orang tuanya.
Beruntunglah
Chikal karena memiliki orang tua yang sepenuh hati dan ikhlas dalam merawat dan
menerima keadaannya.
(Dan
alhamdulillah terakhir saya dengar, Chikal akan keluar dari rumah sakit
secepatnya).
Semoga
diberikan kesembuhan secepatnya ya Chikal :-)
Atas nama ikhlas
Ikhlas
seperti seperti arti kata jujur.
Walau
sedikit dan tak terlihat tapi kadang hal itu bisa berarti banyak.
Sebuah
rasa yang datang tanpa mempertanyakan apa apa.
Mengalir
dan selalu melakukan yang terbaik tanpa ada maksud di belakangnya.
Seperti
sebuah kejujuran yang tak selalu dihargai, ikhlaspun seperti itu adanya. Terkadang apa yang kita lakukan tak selalu dihargai oleh orang lain.
Walau
begitu jika semua dilakukan dengan hati yang lapang dan selalu dibumbui dengan
sebuah senyum, percayalah semua akan terasa nikmat dalam diri.
Walau banyak hujatan, walau banyak pertanyaan tapi perasaan itu akan segera terkalahkan jika kita melakukannya selalu dengan penuh keihlasan.
Tangis
akan menjadi kebahagiaan, karena melakukan atas dasar hati bukan karena hasrat
diri.
Oh
iya, mohon doanya dari kawan kawan semua.
Untuk
Nenek saya dan Chikal agar diberikan kesembuhan secepatnya :)
Salam
Crunchy......:)
Jakarta 15
Desember 2011
0 komentar:
Posting Komentar