Gejolak
Rasa
“Lagi dimana Gen” Tanya Afrina
“Di rumah Amir, mang ada apa Fri??” Jawab Rohmat
sekenanya
“Ga ada apa apa, Cuma mau ketemu aja Gen??”
“Yee..dasar !! bilang aja lo kangen kan ketemu sama
gue..hahaha” Ledek Rohmat kepada temannya itu.
“Ahhhh...Gendut mah ngeledekin mulu”
“Hehehe..yaudah Fri, ntar abis dari rumah Amir. Gue
sempetin deh mampir ke rumah lo dulu”
“Hehehe...bener yah gen, gue tunggu loh”
Dan mereka pun mengakhiri pembicaraan itu.
Afrina dan Rohmat kini telah beranjak besar, kini
mereka sudah memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Seperti sudah dijodohkan ,mereka kembali bersekolah
di sekolah yang sama yaitu SMA 37. Hingga tak mengherankan jika mereka sudah
begitu saling mengenal satu sama lain.
Walau sering dianggap sebagai pasangan oleh teman
temannya karena kedekatan satu sama lain.
Tapi Rohmat dan Afrina selalu santai menyikapinya,
mereka tak pernah mengambil hati oleh perkataan teman temanya itu. Mereka malah
selalu tertawa tiap kali membahasnya.
Tanpa sadar hal itu malah semakin mendekatkan
mereka.
Bahkan Rohmat dan Afrina selalu tak sungkan untuk
mencurahkan masalahnya. Entah itu soal keluarga,teman ataupun soal pacarnya
masing masing.
Afrina selalu merasa nyaman ketika berada di sisi
Rohmat,begitu pun sebaliknya. Hingga tanpa mereka sadari mereka sudah seperti
saling ketergantungan satu sama lain.
Afrina mulai merasakan gejolak yang berbeda tiap
kali dirinya bertemu Rohmat,ia tak mengerti itu perasaan apa.
Perasaan itu begitu menusuk,mengulum rindu dalam
hatinya.
Perlahan Afrina yakin bahwa ia mulai jatuh hati
kepada sahabatnya itu. Tapi Afrina tak mau menggubris perasaannya itu lebih
jauh lagi.
Ia tak mau persahabatannya dengan Rohmat terganggu hanya karena perasaan sukanya. Apalagi saat itu Rohmat tengah berpacaran dengan sahabatnya yaitu Indri.
Jadi bagi Afrina saat itu lebih baik ia menahan gejolak rasa yang tengah bergemuruh dalam hatinya. Lagipula Afrina yakin perlahan rasa itu akan memudar dengan sendirinya.
Persahabatan dengan Rohmat terlalu berharga buat Afrina.
Tuhan..
Maafkan
atas ingkarku ini
Ingkar
atas sebuah gejolak rasa yang tengah bergemuruh dalam hatiku
Rasa
terhadap sahabat baikku
Aku
tak bisa memungkirinya Tuhan
Bahwa
perlahan aku jatuh hati kepadanya
Dia
yang selalu ada dalam sukaku
Dia
yang selalu ada dalam sedihku
Tapi
Persahabatan
kami terlalu berharga
Aku
tak ingin satu saat ia menjauh
Hanya
karena rasaku ini
Aku
ingin selamanya ada dalam hatinya
Walau
itu hanya sebagai
seorang
sahabat
“Assalammualikumm..Afriinaaaaaaaa..Afrinaaa....Maenn
yuuukkk” Tiba tiba seseorang berteriak di depan rumahnya. Orang itu juga
menggedor gedor pagar rumahnya.
Afrina kenal betul suara itu,itu suara dari Rohmat.
Akhirnya yang ditunggu olehnya datang juga.
Karena sudah sering bermain ke rumah Afrina,maka
orang orang dirumahnya sudah sangat mengenal dan hanya bisa menggelengkan
kepala melihatnya. Ibu Afrina sendiri selalu senang jika melihat Rohmat,dengan
sifat yang lucu dan selalu ceria,belum lagi ditambah dengan perawakan tubuh
yang gemuk. Walau tak melucu,Ibu Afrina selalu tersenyum jika melihat Rohmat.
“Bulet banget,Mirip sama tokoh Giant” Ujar Ibunya
suatu waktu sembari tertawa.
Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamar Afrina.
“Na, ayang lo dateng noh” Ujar kakaknya,Andien dari
luar kamar.
“Hahaha.. Iya,suruh tunggu bentar kak” Afrina hanya
tertawa mendengar perkataan kakaknya itu.
Karena sering bermain,Kakaknya Afrina yaitu Andien
juga sangat akrab dengan Rohmat.
Kadang ketika Rohmat bermain kesana,Andien juga
sering ikutan ngobrol dengan bareng dengan Afrina dan Rohmat.
“Ahh..lama banget seh Fri” Ujar Rohmat begitu
melihat Afrina mendekatinya yang saat itu sedang bersantai di halaman depan.
“Hehehe...maaf deh Mat” Ujar Afrina seraya
tersenyum.
“Mang ada apaan seh Fri,ampe gue dipanggil
kemari??”Tanya Rohmat yang masih belum mengerti maksud dan tujuannya kesana.
“Gini loh Mat,lo tau kan sebentar lagi mau Pensi.
Dan untuk Pensi kali ini setiap kelas kan diwajibkan nampilin satu macam
pertunjukkan. Nah sebagai ketua kelas,gue minta masukan dari lo dong”
“Ohh..masalah itu toh” ujar Rohmat sambil mengangguk
anggukan kepalanya tanda mengerti.
“Ngomong ngomong cuaca panas banget yah Fri” Tanya
Rohmat sembari melihat matahari yang mengintip di balik bayangan awan.
“Yah geto deh Mat,gue aja sampe males banget keluar
kamar” Jawab Afrina sekenanya
“Hemm..iya Fri,tenggorokan gue aja ampe keringgggggg
banget neh buat jalan kesini !!” Ujar Rohmat seraya memegang kerongkongannya.
“Yee..paul !!bilang aja terus terang mau minta minum”
Rohmat hanya tersenyum mendengar kata kata
sahabatnya itu. Afrina pun segera beranjak sebentar ke dapur untuk membuatkan
Rohmat minuman.
“Kalo bisa minumannya yang berwarna yah Fri” Ujar
Rohmat ketika Afrina masih berada tak jauh dari hadapannya.
Afrina hanya tersenyum, itulah Rohmat yang selama
ini ia kenal.
Baik dan apa adanya.
Mungkin karena hal itu Afrina selalu merasa nyaman
jika berada di dekat Rohmat.
Mentari perlahan menghilang di balik gedung gedung
tinggi. Sayup sayup terdengar dari kejauhan suara kereta senja datang
mengantarkan ribuan manusia di dalamnya.
Tapi suara itu seakan memudar dibalik tawa dua orang
anak manusia yang sedang menikmati kebersamaan mereka saat itu.
***
Sahabat
Dalam Rindu
“Gen..kok bengong aja” Tanya Afrina ketika melihat
Rohmat terdiam disampingnya.
Gen adalah singkatan dari kata Gendut,panggilan
akrab Rohmat diantara teman temannya. Sebuah panggilan yang merujuk kepada
tubuh gendut yang dimiliki Rohmat.
“E..eh..Sory Fri”
“Mikirin apa seh Gen??”
“Ga mikirin apa apa kok Fri,Cuma pengaruh cuaca aja
kalee jadi gampang bengong..hehe” Rohmat hanya menjawab sekenanya.
Saat itu Rohmat dan Afrina sedang berada di taman
kecil dekat rel kereta,letak tempat itu tak begitu jauh dari rumah Rohmat.
Mereka berdua duduk di sebuah ayunan yang berada disana.
“Loh kok malah bengong lagi??” Tanya Afri begitu
melihat sahabatnya itu terdiam lagi, kali ini disertai dengan sebuah gerakan
mencubit ke arah pipi tembem Rohmat.
Rohmat hanya tersenyum atas apa yang dilakukan Afri.
“Heeehhhh.........” Tiba tiba Afrina menarik
panjang, tampak sebuah pemikiran yang menggelayut di wajahnya.
“Kenapa Fri, kok malah cemberut??”
“Ga apa apa kok Gen !! Cuma sedih aja rasanya tiap
kali inget bahwa sebentar lagi kita akan merayakan kelulusan kita di SMA”
“Heehh...itu seh ga usah diomongin Fri”
Hening
Mereka berdua pun terdiam dalam sebuah pemikiran
tentang masa depan mereka nanti.
“Pasti bakal banyak yang dikangenin yah Fri??”
Afri hanya terdiam
Rohmat yang
melihat Afri masih terus melamun kemudian berusaha menggoda sahabatnya itu.
“Lo pasti bakal kangen sama gue yah Fri..hehehe”
“Woooooooooooooooooo...........geer banget lo Gen”
Teriak Afri seraya mendorong pundak Rohmat. Senyum kembali membuncah dari mulut
manisnya.
Rohmat pun tersenyum melihatnya.
Tapi saat itu ada suatu perasaan tertentu yang
menyesap di hatinya.
Entah apa, yang jelas Rohmat sendiri tak bisa
mendeskripsikannya. Perasaan ini begitu menusuk dalam hatinya. Ada suatu
perasaan kehilangan tersendiri ketika Rohmat membayangkan kelulusannya nanti.
Betapa ia akan merindukan sekolah dan guru gurunya
!!!
Betapa ia akan merindukan teman temannya !!!
Dan tentu saja yang paling dipikirkan Rohmat saat ini
adalah bagaimana ia akan menjalani hari hari tanpa orang yang selalu
menemaninya beberapa tahun belakangan ini, Afrina.
Rohmat dan Afrina akan menjalani mimpinya masing
masing. Afrina akan mengejar mimpinya menjadi seorang Pramugari,untuk hal itu
ia akan melanjutkan pendidikannya di kota Solo.
Rohmat sendiri belum mengetahui akan menjadi apa di
masa depan nanti, karena memang Rohmat sendiri belum terlalu memikirkannya. Ia
ingin menjalani semuanya secara perlahan,mengalir dan menjalani semua dengan
apa adanya.Satu hal yang pasti bahwa ia akan terus melanjutkan pendidikannya.
“Kok bengong
lagi Gen??” Tanya Afrina yang bingung melihat sahabatnya itu kembali melamun.
“Heehh...lagi bingung Fri”
“Bingung kenapa Gen??cerita dong”
“Bingung sama masa depan Fri”
“Masa depan??”
Rohmat lalu menceritakan keadaan di keluarganya yang
kini sedang menghadapi masalah keuangan. Memang kedua orang tuanya menyemangati
Rohmat untuk melanjutkan pendidikannya lagi,tapi tetap saja Rohmat merasa tak
enak hati karenanya.
Rohmat tahu beban berat yang kini ditanggung oleh
kedua orang tuanya,selain dengan biaya pendidikannya,kedua orang tuanya kini
disibukkan oleh pemikiran akan biaya sekolah adik Rohmat, Dara.
Dara saat ini baru saja lulus Sekolah Dasar dan akan
melanjutkan ke jenjang berikutnya. Rohmat tahu,walau orang tuanya tak
mengatakan tapi ia bisa merasakan beban di mata mereka. Karena itu ia masih
bingung apakah akan meneruskan pendidikannya atau bekerja terlebih dulu.
“Heehh...begitulah Fri,makanya gue lagi bingung
banget sekarang!!” Ujar Rohmat mengakhiri ceritanya. Tampak sebuah beban yang
begitu menggelayut dalam pola pikirnya.
“Senyum dong Gen..!!”
“Heehhhhhhhh..............”
“Iya,senyum dong Gen”
“Ihh..si Afri,orang lagi serius malah disuruh senyum”
“Rohmat yang gue kenal itu selalu ceria,kuat dan
tersenyum, seberat apapun masalah yang sedang dia hadapi” Ujar Afrina sembari tersenyum
“Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya kok Gen, dan
gue yakin lo bakal nemuin jawabannya kelak!! Yang jelas yang harus lo lakuin sekarang
ya harus tetap tersenyum dan bersabar, semua pasti akan ada kebahagiaan nantinya” Sambung Afrina lagi
Rohmat tersenyum mendengar nasehat sahabatnya itu.
Perasaannya kembali kuat mendengar kata kata yang diucapkan Afrina tadi.
“Gue pasti akan selalu mendukung lo Gen, dan gue
akan selalu berdoa yang terbaik buat lo” Ujar Afrina seraya memegang tangan
Rohmat.
Rohmat kemudian membalas erat genggaman tangan
Afrina. Senyum terus terumbar dari mulutnya.
“Udah Gen jangan senyum terus ah,kasihan tuh hidung
lo keliatan jadi mendem ketutupan senyum lo” Ledek Afrina terhadap Rohmat.
“Yee..songong” Ujar Rohmat seraya mengalungkan
tangan kanannya di leher Afrina dan menjitak kepala sahabatnya itu.
“Aahhhh..Sakit tau gen..” Teriak Afrina manja
“Yaudah neh biar ga sakit” Rohmat kemudian memeluk
sahabatnya itu.
Afrina membalas pelukannya,entah mengapa Rohmat
merasa nyaman berada di pelukan sahabatnya itu.
Afrina..
Apa
kau rasa debar jantungku kini
Aku
sungguh tak mengerti
Apa
yang kini sedang bergolak dalam liang rasaku
Memikirkan
adaku tanpa hadirmu nanti
Kau
yang selalu ada kuatkanku
Kau
yang selalu ada ceriakanku
Perlahan
akan pergi
Jauh
dari diri...
Aku
tak bisa menjelaskannya Afrina
Aku
sungguh sungguh tak bisa menjelaskannya
Melihatmu
menjauh dari artiku
Melihatmu
pergi mengejar mimpimu
Bukan
Aku
hanya ingin selalu bersamamu
Aku
tak mengerti
Sungguh
tak mengerti Afrina
Rasaku
ini
Apa...??
Karena
kini setiap kali menatapmu
Aku
rasakan debar yang berbeda
“Udah dong Gen peluknya,badan lo bau tau” Ujar
Afrina dalam pelukan Rohmat, saat itu ia juga menutup hidungnya.
“Yeee...neh anak ngeledekin lagi” Rohmat kemudian melepas
pelukannya dan berusaha memencet hidung sahabatnya itu.
Tapi Rohmat gagal karena Afrina berhasil kabur dari
pegangannya. Ia kemudian berlari dan terus meledek Rohmat.
Rohmat terus berlari mengejar sahabatnya itu.
Senja datang sebagai saksi atas keceriaan yang hadir
pada hari itu.
****
Setulus Cinta Rohmat Bagian
II Selesai
07 Desember 2011
Good boy...
BalasHapus