.

Senin, 20 Februari 2012

The Times They Are a-Changing


Mungkin ada yang tak begitu asing dengan judul di atas.
Yah kalo anda suka lagu lagu jaman dahulu dan tahu tentang seseorang bernama Bob Dylan anda pasti akan segera mengetahuinya.
pict from mbah google

Seseorang dengan suara serak serak becek dan dikenal sebagai the father of folk blues.
Yuph ini adalah salah satu judul lagu miliknya.
The times they are changing atau yang kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah waktu mereka yang berubah.
Saya ga bakal membahas lagunya, saya hanya mengambil judul dari lagu itu.
Minggu kemarin saya dan beberapa orang teman kampus menghabiskan waktu dengan menginap di rumah teman kami.
Minggu pagi harinya ada sebuah pembicaraan yang menarik dengan mereka.
Yah walau isi pembicaraannya kebanyakan ga jelas dan banyak bercandanya tapi ada satu pembicaraan yang menarik dengan mereka yaitu ketika kami membicarakan tentang masa yang lalu.
Kebanyakan dari kami semua pernah merasakan masa kecil yang sama dalam pengertian hampir banyak hal yang dilalui tak jauh berbeda.
Mulai dari sekedar permainan atau sekedar kebandelan dalam hal sekolah.
Mengenang masa cabut dari sekolah hanya karena lupa waktu karena bermain game,mengenang masa masa sunatan yang berbeda beda,mengenang setiap permainan yang kini sudah jarang ditemui.
Mann. .rasanya sekarang sulit banget yah bisa dibilang langkalah melihat anak anak kecil memainkan permainan petak umpet,benteng,takadal,bleguran,pletokan,biji karet,bola gebok,ngadu ikan cupang,bola bekel,congklak,main karet,panggal dan permainan tradisional lainnya.
Saya juga prihatin karena lagu anak anak dan lagu perjuangan secara perlahan mulai dilupakan.
Dulu kita dengan mudahnya menemukan setiap anak menyanyikan lagu “Anak Gembala”,”Pelangi”,”Naik naik ke puncak gunung” atau mungkin “diobok obok”.
Sekarang kita bisa dengan mudahnya menemukan anak TK menyanyikan lagu “Mari bercinta”,”Cari jodoh” atau mungkin “Bintang di surga”.
Ini fakta loh, sebuah cerita yang saya temui dan dengar dari Ibu saya yang notabennya seorang Guru di Taman Kanak kanak.
Ibu saya bahkan selalu prihatin sendiri saat membicarakannya.
“Ya Allah..anak anak sekarang mah nyanyiannya kaya gini neh Ndar, terus joget jogetin badannya deh kaya yang ada di Videonya” ujar ibu saya sembari memeragakan gerakan yang dilakukan anak didiknya.
Sebuah hal selalu membuat saya tertawa sendiri ketika melihatnyaOnion Emoticons
Ga heran kan jika pada generasi sekarang lahir yang disebut sebagai generasi alay..hahaha
Anak anak jaman sekarang kayanya lebih suka nongkrong di warnet dan mal. Memainkan permainan game online dan mejeng di kafe kafe.
Ga salah seh,karena itulah yang dimanakan perubahan.
Cuma ada satu hal yang saya rasa sangat hilang dari anak anak generasi jaman sekarang.
Apaan tuh Ndar??
Hemm..apa yah??saya juga ga terlalu bisa menjelaskannya.
Yang jelas seh saya ngerasa pertumbuhan mereka benar benar berbeda dengan jaman ketika saya masih kecil.
Dulu saya melihat generasi saya tumbuh sangat menikmati masa kecilnya dan tak terbebani oleh dunianya. Dalam hal belajar pun selalu bisa dinikmati.
Saya melihat generasi sekarang tumbuh dengan sebuah beban pada matanya, entahlah itu apa. Dalam hal belajar pun terkadang terlihat malah jadi sebuah beban.
Yah entahlah..mingkin Cuma perasaan saya aja kali yah hehe ^_^
Tapi yang jelas sekarang saya melihat pengaruh televisi jauh lebih besar dari orang tua itu sendiri MSN Onion Emoticons
Benar benar lebih besar pengaruhnya.
Aneh memang tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi.
By the way saya jadi ingat satu hal karena ngomongin hal ini. Saya jadi ingat beberapa waktu yang lalu saya juga terus kepikiran tentang betapa berubahnya lingkungan yang saya tinggali.
Dahulu saya dengan mudahnya menemukan lahan buat bermain.
Entah itu sawah,empang,lapangan bola,taman atau mungkin sekedar lahan petak kecil.
Dulu di condet dan lubang buaya dimana merupakan tempat saya dibesarkan dengan sangat mudah buat saya menemukannya.
Di daerah lubang buaya sangat mudah menemukan sawah dan lahan luas. Saya ingat pernah ngobak (berenang) dekat sawah yang terletak tak jauh dari arah rumah saya.
Saya ingat dengan mudahnya kami mencari ikan,belut,keong siput,cangcorang,belalang,capung,dan kepiting sawah dengan mudahnya.
Hal yang sama juga selalu saya alami di daerah Condet.
Dulu ketika kecil saya selalu pergi ke kebun milik kakek saya yang terletak di Condet. Disana tempatnya adem banget karena memang banyak ditumbuhi pepohonan.
Kalau mau makan buah jambu,kecapi,nangka,pepaya,kelapa dan melinjo saya hanya tinggal memetiknya.
Belum lagi lingkungan sekitarnya yang masih begitu hijau.
Sawah,empang,dan rawa rawa adalah hal lumrah yang saya temui disana.
Kalau mau main bola saya tinggal pergi ke lapangan Komplek Bulak Rantai yang terletak tak jauh dari rumah saya.
Kini semuanya terasa sangat berubah.
Sawah sawah kini sudah berubah menjadi lahan perumahan. Rawa rawa kini sudah diuruk dan berganti fungsi menjadi sebuah komoditas ekonomi.
Pohon pohon pun satu per satu menghilang demi perluasan jalan.
Hehh..mungkin itu salah satu alasan kali yah kenapa semua terasa sangat berubah di mata saya.
Mungkin saja??
Sedih rasanya melihat itu semua perlahan menghilang dan jadi sebatas kenangan di kepala, sedih rasanya melihat generasi sekarang tak bisa merasakan apa yang dulu biasa saya temui.
MSN Onion Emoticon
Tapi memang harus diakui bahwa segala sesuatu memang akan berubah. Bukan cuma waktu tapi juga diri kita sendiri dan segala ruang yang melingkupinya.
Time is always changing.
We can only interpret it and continue to live because the change is a thing that we couldn't avoid.


Seperti yang Bob Dylan katakan dalam lirik lagunya :
The line it is drawn
The curse it is cast
The slow one now
Will later be fast
As the present now
Will later be past
The order is
Rapidly fading
And the first one now
Will later be last
For the times they are a-changing

Kramat Jati 20 Februari 2011

2 komentar:

  1. Anak zaman sekarang, yang saya lihat sih ya, kurang sosialisasi dengan teman-temannya, jadi banyakan egois dan bentar-bentar marah sama temannya, kesal, dsb.
    Ujung-ujungnya berantem gara-gara hal sepele.
    Miris memang..
    Makanya kita yang udah lebih tua ini yang harus mulai mengajarkan itu pada mereka. Bisa ke anak, keponakan, atau anak tetangga :)
    IMHO lho, ya ^_^

    BalasHapus
  2. Della : sosialisasi seh saya rasa cukuplah mbak,secara udah bnyk hal yg mendukungnya (sms,fban,twitter)
    tapi mungkin krn sosialisasi itu hny lewat dunia maya dan tak secara langsung jd terkadang menimbulkan kesalahpahaman sendiri.
    haha..pokoknya beda banget yah dengan jaman dahulu. wlau alat untuk komunikasi terbatas tp persahabatan selalu erat krn slalu ada komunikasi face to face..hehe
    IMHO apa lagi tuh -__-?????

    BalasHapus