.

Minggu, 22 April 2012

Dunia Dalam Dongeng


Beberapa minggu yang lalu saya menonton sebuah acara di sebuah stasiun televisi swasta.  Acara itu begitu menarik perhatian saya.
Bukan acara gosip gosip yang kian lebay,bukan juga acara komedi yang semakin membanjiri televisi,bukan juga acara keributan kenaikan BBM yang tengah berkecamuk di seluruh penjuru negeri.
Itu berita kali Ndar..haha!!
Yah whateverlah, by the way acara yang saya tonton saat itu adalah acara tentang kehidupan fauna.
Fauna yang diceritakan saat itu adalah beberapa ekor badak Jawa di penangkaran Ujung Kulon. 

Sebenarnya ini merupakan acara ulangan (reply),mungkin sekitar 3-4 tahun yang lalu.
Itu bisa terlihat dari masih menjabatnya MS Kaban sebagai Menteri Kehutanan (2004-2009).
Eniwei diceritakan disana bahwa keberadaan badak Jawa kini hanya sekitar 300-an ekor. Sebuah jumlah yang mendaulatkan mereka sebagai salah satu binatang yang terancam punah.
Selain karena faktor alami yaitu perkembangbiakan yang lama (badak membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk bereproduksi), faktor yang paling kentara tentu saja adalah dari manusia.
Beberapa manusia masih setia memburu binatang ini,tujuan mereka hanya satu yaitu mengambil “Cula” sang badak.
Ga terhitung deh berapa banyak badak yang terbunuh karena perburuan liar yang dilakukan manusia.
Manusia juga sangat berperan dalam penyempitan habitat dari badak. Perambahan hutan,penambahan area pertanian dengan cara membakar hutan,dan tentunya pengambilan hasil hutan yang berlebihan.
Heehhhhhh......Suka atau tidak itulah manusia apa adanya.
Kita adalah pemangsa terbuas di alam semesta ini,tak pernah merasa cukup atas apa yang diberi.
Terkadang kebanyakan dari kita tak pernah memikirkan apa yang akan kita lakukan saat ini. Kebanyakan dari kita masih berpikir “Untuk saat ini” bukan “Apa yang akan kita tinggalkan untuk generasi mendatang”.

-_-

Nama Badak Jawa yang diceritakan itu bernama Ratu.
Badak itu merupakan salah satu penghuni dari Ujung Kulon. Ratu saat itu sudah berusia di atas 5 tahun.
Diceritakan saat itu Ratu tersesat menuju ke pemukiman penduduk. Beruntung,warga sekitar tidak melakukan hal yang konyol dan segera melaporkannya kepada petugas kementerian kehutanan.
Butuh waktu beberapa jam untuk memindahkan Ratu kembali ke Ujung Kulon. Sesampainya di Ujung Kulon ia tidak langsung dilepas ke alam bebas tetapi ditaruh dulu di penangkaran.
Beberapa petugas mempunyai rencana untuknya.
Karena usia Ratu sudah cukup untuk berkembang biak,maka oleh petugas disana ia hendak dikawinkan dengan salah seorang pejantan ysng berada disana.
Permasalahannya adalah sang jantan sudah tidak mampu bereproduksi lagi dengan baik. Usianya saat itu sudah mencapai 25 tahun keatas.
Habis akalkah petugas kehutanan??
Ternyata tidak. . .
Mereka segera berkoordinasi dengan banyak pihak,kabar yang baik pun segera diraih. Salah satu kebun binatang di Amerika Serikat bersedia membantu,mereka pun mengirimkan badak pejantan hasil penangkaran disana.
Saya  lupa namanya tetapi sebut saja badak itu Michael.
Berbeda dengan Ratu yang lahir di alam bebas,Michael benar benar lahir dan besar di kebun binatang.
Induknya asli dari Indonesia yang kemudian bermigrasi ke luar negeri (bahasa kerennya seh geto haha).
Usianya dengan Ratu tidak terpaut jauh.
Saya ingat sesampainya Michael dari Amerika ia disambut begitu meriah. Ia benar benar disambut seperti seorang tamu negara.
Dari para petugas petugas terkait,masyarakat biasa,wartawan baik itu dari dalam maupun luar negeri,hingga seorang Menteri Kehutanan (yang saat itu masih dijabat Pak MS Kaban).
Butuh waktu agak lama juga buat Michael untuk sampai di Negara ini. Michael pun terlihat Jetlag begitu sampai disini.
Maklumlah perjalanan yang ditempuhnya terhitung jauh dan lumayan lama. Apalagi di perjalanan ia hanya berada di dalam kerangkeng baja.
Kasian kan dia,jadi kalo mau ke toilet aja pasti kesusahan
#Gubraaakkkkkkkk
Yah akhir ceritanya seh saya belum tahu bagaimana,yang jelas saya cuma bisa berharap bahwa perjodohan Ratu dan Michael berjalan lancar ^_^
Dan dari mereka kelak kita berharap bisa melihat generasi generasi badak yang unyu unyu.

-__-

Jujur aja,ketika melihat acara ini hati saya benar benar terenyuh. Benar benar remuk redam ketika melihatnya.
Air mata saya sempat terjatuh melihat perjuangan orang orang yang ada disana. Saya sangat respek terhadap perjuangan mereka.
Bukan hal yang mudah untuk loh menjadi petugas kehutanan ditengah keberingasan manusia yang kian tidak manusiawi.
Hemmm !!!!!!!
Tanpa manusia sadari manusia sekarang mencoba menjadi Tuhan di alam semesta ini.
Lihatlah betapa sulitnya menemukan hutan,lihatlah betapa sulitnya menemukan binatang binatang liar dan lihatlah betapa sulitnya menemukan kesejukan alam di Negara ini.
Lihatlah betapa mudahnya menemui asap polusi pabrik,lihatlah betapa mudahnya menemukan sampah,lihatlah betapa mudahnya menemukan kejahatan di Negara ini.
Fiuuuhhhhhh !!!!!
Lucu memang,tapi ya itulah adanya.
Manusia adalah urutan teratas dalam rantai makanan.
Apa mungkin karena itu yah kita bisa berbuat seenaknya??
Membabat hutan,membantai penghuninya,lalu ditinggalkan begitu saja ketika tak menghasilkan.
Masih ingatkah anda dengan pembantaian orang utan hanya karena mereka berbenturan kepentingan dengan kepentingan ekonomi manusia.
Pict from Here

Tahukah anda orang Jepang masih setia memburu paus walau mereka tahu jumlah paus kian sedikit.
Apa anda pernah melihat perburuan ikan hiu (yang kita anggap ikan terkejam) hanya karena beberapa manusia mempercayai mitos (yang tidak pernah terbukti) tentang betapa bermanfaat siripnya.
Apa anda akan tahu tentang keberadaan kadal terbang yang langka dan ternyata kadal itu adalah hewan asli Indonesia sebelum kadal itu muncul di film Avatar.
Saya jadi bertanya kepada diri saya sendiri.
“Apa seh maunya para pemburu itu??” “Apa memang sangat menguntungkannya hewan hewan yang diburunya itu??”
“APA SEH MAUNYA KITA??”
Yah kalau hitungannya materi,bukankah semua yang namanya harta itu akan habis habis juga.
Harta tidak kekal tetapi apa yang akan kita tinggalkan itulah yang akan jadi patokan seberapa jauh kita telah berbuat untuk generasi mendatang.
Kecil dimata kita sekarang tapi mungkin akan besar makna di mata generasi kelak.
Ga kebayang kan kalau pada suatu hari kelak kita harus bercerita kepada anak cucu kita tentang binatang binatang tersebut.
“Jadi nak yang namanya badak tuh badannya buesarrr banget,kulitnya keras,kakinya ada empat mirip kerbau,nah di kepalanya tuh ada tanduknya”
“Jadi nak yang namanya orang utan tuh badannya guedeeeee sekali,banyak bulunya di badan,terus dia jalannya bongkok,matanya besar,punya dua kaki dan dua tangan seperti kita!! Orang utan tuh benar benar mirip sama manusia”
Atau “Jadi nak yang namanya paus tuh gede sekali,gedenya bisa lebih gede dari gedung tinggi loh,tingginya yah setinggi pancoran geto deh,kalo mangap gedeeeee buanget,eh tapi ade tau ga kalo makannya paus tuh Cuma plankton plankton kecil”
Ah betapa bodohnya!!
Kenapa harus memberikan sesuatu cerita atau kemayaan sementara kita tahu saat ini masih bisa mempertahankan.

Pict from Here
Saya benar benar berharap itu tidak pernah terjadi,saya berharap dunia ini tak menjadi Dunia dalam dongeng.
Sebuah dunia dimana cuma sekedar cerita,bukan sesuatu yang nyata :)

Kramat Jati 22 April 2012

0 komentar:

Posting Komentar