.

Selasa, 31 Desember 2013

Amazing 2013 Dan Mimpi Untuk Indonesia Satu


 
Amazing..yah itulah satu kata yang bisa saya gambarkan untuk tahun 2013.Memang masih ada kekurangan,yaitu saya belum dapat bekerja secara tetap.
Namun secara keseluruhan,2013 adalah tahun yang sangat mengagumkan.Secara perjalanan.
Mulai dari mendaki ke banyak gunung,pantai dan ke tempat lainnya.
Slamet,Papandayan,Semeru,Bromo,Gede,Pangrango,Kerinci,Danau gunung Tujuh,Pulau Condong,Pananjakan,Pasir Putih,Pulau Damar.
Menjelajahi banyak tempat,menjejakkan kaki pertama kali di Sumatra,dan menemui banyak sahabat baru.
Dan yang paling membahagiakan adalah bahwa saya akhirnya diwisuda.
Yeeeayyyyyyyyyyyyyyyyyyyy ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !
2013 is really have so much amazing moment for me.

2013 : Unpredictable Moment

Pict from weheartit.com

Akhir tahun ini,entah mengapa saya jadi rajin membaca beberapa catatan di blog.
Yuph,blog yang belakangan jarang saya lihat,raba dan terawang (periksa blog apa cek duit palsu ndar) dan anehnya ternyata blog saya ini mendapatkan perhatian dari beberapa orang.
Kasihan yah mereka,tersesat di blog saya hehe
Jujur aja,saya akui saya senang mendengarnya.Yah biar bagaimanapun itu adalah salah satu apresiasi atas apa yang saya kerjakan.
Umumnya pertanyaan yang keluar dari mulut mereka“kok jarang nulis di blog lagi,ndar?”
Well belakangan saya akui saya mulai jarang menulis,belakangan saya lebih senang jadi pembaca saja.
Entahlah,namun yang jelas hasrat nulis saya tetap menggebu kok.Hanya saja lebih terpendam sekarang (harta karun kale ah). Sekarang pun saya sedang menyelesaikan sebuah novel yang sekarang sedang memasuki tahap penyelesaian per chapter.
Mohon doakan saja yang terbaik untuk saya :)

Oke kembali ke topik hidayat #eh.
Jadi ketika saya membaca kembali catatan saya di blog.Terutama bagian catatan yang tentang perjalanan.
Ga tau kenapa ada perasaan geli dan sedih tersendiri kala membacanya.
Perasaan geli karena bertanya “ih kok bisa ya gue kaya begitu’’,perasaan sedih karena akhirnya cita,cinta dan harapan-harapan yang tanpa saya sadari sudah tersampaikan.
Saat membaca catatan “My Love N.G” saya hanya bisa tertawa.Sekedar diketahui,catatan itu saya buat pada tahun 2011 (N.G sendiri merupakan singkatan dari Nanjak Gunung).
Untuk membaca catatannya disini bisa membuka link ini --> http://awaludinnandar.blogspot.com/2011/10/my-loveng.html
 
Intinya di catatan itu saya menulis rasa kangen saya buat mendaki lagi,di catatan itu saya juga menulis tentang beberapa harapan saya sebagai seorang pendaki.
Di 2011 itu saya menulis bahwa mendaki Rinjani (Lombok) dan Cartenz (Papua) adalah sebuah kemustahilan dalam hidup yang saya jalani.
Namun untuk beberapa hal yang tidak saya mengerti,Tuhan seakan ingin menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.
Kun fa yakun : Jadilah, maka terjadilah
Saya bermimpi,saya katakan / tuliskan harapan itu,dan Tuhan memberikan saya jalan untuknya.Di tahun 2012 Tuhan memberikan saya jalan untuk mendaki lagi,dan anehnya yang diberikan olehnya adalah salah satu gunung yang paling saya ga anggap mungkin.
Yuph itu Rinjani.
 
Dan setelahnya adalah perjalanan ke banyak tempat yang menarik.Mengenalkan saya banyak keindahan alam Indonesia dan juga menawarkan banyak persahabatan.
Dan itu terus berlanjut hingga 2013.Bahkan saya diberi jalan mendaki ke gunung yang bahkan ga pernah ada dalam mimpi terliar saya,itu Kerinci.

Dalam Langkah Sang Pengelana

Namun dalam pendakian terakhir di Kerinci itu saya sudah merasa ada yang hilang.
Tidak,itu bukan duit,karena saya emang ga punya duit #apacoba ^^
Saya juga tidak mengerti,tapi semakin banyak saya melangkah,semakin banyak saya merasa kehilangan.
Dalam pendakian terakhir saya ke gepang (gede-pangrango) 30 November - 1 Desember 2013 kemarin,perasaan antusias yang dulu selalu saya miliki dalam setiap pendakian,entah mengapa kaya lenyap begitu aja.
Bukan tidak menyenangi lagi,namun saya merasa benar-benar ada yang hilang.
Ngomong-ngomong saya jadi ingat dengan perkataan sahabat saya di organisasi Himpala,Matze (biasa dipanggil dengan panggilan mas kalau di basecamp)
Dalam pendakian terakhir ke Gede itu,saya mengajak doi buat ikut.Awalnya jawabannya iya,lalu mulai ragu dan pas H-1 doi memutuskan untuk tidak ikut.Saya seh ga terlalu mempermasalahkan dan saya juga tidak pernah bertanya balik tentang alasannya.
Tapi saat itu mas hanya berkata singkat “Lagi ga (maaf) sangek/horny naek gunung te”Ujar mas singkat.
Sebuah jawaban yang simple namun ga tau kenapa sampai sekarang masih terngiang dikepala saya.Bukan kata hornynya yah,kata itu hanya sebagai pengandaian dari kata tertarik.
Hem apa saya sedang mengalami fase itu ya,fase dimana saya mulai merasa jenuh dengan pendakian.

Mimpi Indonesia Satu

Jujur saja,sebenarnya dari pendakian Kerinci agustus yang lalu,saya sudah ingin cuti sementara dari kegiatan pendakian.
Namun belakangan ada sesuatu yang menahan saya.
Pertama hal ini timbul karena keprihatinan saya atas kondisi pendakian.Sebuah dunia yang membuat saya jatuh cinta,sebuah dunia yang kini seperti tengah dilanda kebingungan.
Kenapa Ndar?
Sesekali jika membuka facebook pergilah ke grup yang didirikan khusus untuk para pendaki.Permasalahan yang timbul,topik yang muncul setiap harinya hampir sama.
Tentang pendaki pemula,sampah,kepengurusan taman nasional,event dan lain lain.Yang disalahkan pun selalu sama yaitu pendaki pemula,taman nasional,ketidakpedulian pendaki dan yang terbaru karena sebuah film.
Masih ingat dengan film 5 cm??
Well kalau boleh jujur,memang bisa dibilang film itu memberikan efek luar biasa kepada dunia pendakian.
Positifnya,semakin banyak yang tertarik dengan hobi ini.Negatifnya dunia pendakian seakan kaget dengan kondisi ini,benar-benar memberikan syok terapi ruar binasa kepada semua penggiatnya mulai dari pihak pengelola,pendaki hingga para pedagang.
Pihak pengelola merasa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab pribadi dari pendaki.
Lantas mengapa ada pemberlakuan tarif masuk (yang harganya lumayan) dan minimnya himbauan dari pihak taman nasional,sebagai alat komunikasi tidak langsung sebelum mendaki.
Pendaki pun mengeluhkan permasalahan efek sebuah film yang menimbulkan banyaknya pendaki pemula (newbie) sebagai pangkal permasalahan.
Lantas bagaimana jika itu disematkan kepada teman,saudara,bahkan anak anda sendiri yang baru pertama kali mengenal pendakian?
Pedagang merasa mereka mempunyai hak untuk berdagang dimanapun,termasuk berdagang disepanjang jalur pendakian.
Lantas dengan segala keuntungan yang diraih,apa nantinya orang orang yang berjualan hanya sebatas mereka saja,apa ada jaminan tidak ada penambahan jumlah pedagang,sementara peraturan yang ada dan tertera pun seakan diacuhkan.
Sob,karena hal pedagang ini pula,sebagian dari kita pasti pernah bercanda dan membayangkan ada minimarket,tukang bakso,mie ayam dll.
Pernahkah membayangkan jika itu menjadi kenyataan??

Meski banyak yang bilang tidak ingin membayangkannya,meski ada pro kontra dengan segala hal tersebut.
Namun itu adalah kenyataan yang harus dihadapi bersama,bukan dihadapi dengan perdebatan atau merasa paling benar.
Karena ini bukan lagi soal salah atau benar.Namun bagaimana semua orang mau duduk bersama dan menemukan jalan keluarnya,bersedia melakukannya bukan atas nama pribadi,organisasi atau sebuah instansi.
Semua harus dilakukan demi Indonesia.
Sebuah nama Negara yang perlahan dan tanpa disadari kini mulai ditinggalkan oleh sebagian besar warga Negaranya.
Termasuk saya dan mungkin juga anda.


Sesungguhnya,keadaan Negara ini tengah sangat menyedihkan.Generasi sekarang adalah generasi yang tersesat,pemimpin-pemimpin Negara ini semua berwajah dua,Korupsi jadi budaya membanggakan dan mengakar hingga ke akar rumput.
Menyedihkan!!
Hidup di Negara bernama Indonesia.Dimana uang sangat berkuasa.
Jika tidak,kita tidak akan mendengar kabar bahwa hutan hutan di Riau dan Kalimantan dibabat habis hanya demi membuka lahan baru untuk industri sawit.
Kita tidak akan mendengar bahwa banyak lahan di NTT (Nusa Tenggara Timur) digunakan untuk pertambangan.
Tak akan pernah ada berita bahwa Indonesia merupakan salah satu  pembunuh Hiu terbesar di dunia.
Semua menuju satu.Uang.
Begitupun Taman Nasional.Ketidakterbukaan dalam hal birokrasi justru semakin menghambat laju perkembangan Taman Nasional itu sendiri.
Taman Nasional di Negara ini masih saja berkutat dengan keadaan birokrasi model lama.Tak heran,korupsi begitu mudah menyusup ke dalam tubuh kepengurusan.

Jika Soe Hok Gie masih hidup,mungkin beliau akan sangat kecewa melihat keadaan Negara ini. “Aku tidak mengerti dengan kondisi Negara kini.Semua orang seakan terpecah.Kaum aristokrat seakan larut dengan kuasa yang digenggamnya.Rakyat pun mulai acuh,mengeluhkannya sebagai angin lalu.Dan kaum pendaki seakan larut dengan ego pribadi dan organisasi.Tak ada lagi kesatuan di antara kami”
Itu adalah pemikiran saya yang mungkin saja akan diberi anggukan oleh Gie.Entahlah.
 
By the way sebenarnya jawaban dari segala permasalahan tersebut simple.
Pertama karena tidak adanya rasa percaya.
Sudah menonton film “Habibie dan Ainun”??Ingat adegan  dimana Pak Habibie dan Ibu Ainun masuk ke Hanggar Dirgantara Indonesia.
Ada satu ucapan dari beliau “Indonesia terdiri dari 17000 pulau,dan ini bisa menjadi langkah kecil buat kita.Saya percaya kita bisa menjadi besar,namun kenapa mereka tidak”
Ya seperti itulah kata-katanya.Walau jujur saya agak lupa juga dengan bagian dialognya hehe
Namun inti yang ingin disampaikan Pak Habibie itu jelas.sebagian besar warga Negara bangsa ini adalah orang orang yang pesimis.Tidak memiliki kepercayaan bahwa bangsanya bisa menjadi besar.
Lalu yang kedua adalah karena Bangsa ini tidak pernah bergerak sebagai satu kesatuan.
Ya,sebagai sebuah Bangsa.Indonesia Satu.

Sesuatu Yang Bernama Mimpi

2013 benar-benar tahun yang membahagiakan bagi saya.Diwisuda,mendaki ke banyak gunung,dan saya senang sudah dapat menghantarkan cinta saya semenjak SMA dan menyampaikan salam seorang sahabat.Pesan terakhirnya,yaitu Semeru.
Saya sangat sangat sangat bersyukur untuk itu semua.
2014 akan segera datang,untuk pribadi saya berharap semoga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi,dapat melanjutkan kuliah dan bekerja.
Dari sisi pendaki,walau hasrat tak lagi sekuat dulu namun saya masih ingin melakukan banyak pendakian.Argopuro,Tambora,Latimojong,Raung,Binaiya dan Cartenz adalah tempat yang sangat ingin saya tuju.
Sebagai seorang traveller yang menyukai sejarah saya sangat ingin pergi ke Ende,NTT untuk melihat taman Pancasila.Lalu pergi ke museum Tsunami di Aceh dan berkunjung ke ujung barat Indonesia yaitu Pulau Sabang.

Di 2014 ini,saya juga mempunyai sesuatu yang bernama mimpi untuk dunia pendakian Indonesia.Sebuah  mimpi yang tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan seluruh pendaki di Nusantara.
Ide sudah ada,tinggal dimatangkan lagi konsep dan sentuhan akhirnya.Dan semoga itu dapat tercapai.Semoga,walau hanya sedikit namun bisa kembali menyatukan dan menghangatkan ikatan antar pendaki.
Ikatan yang bernama persaudaraan ^_^
Doakan yang terbaik untuk mimpi saya ini.

Akhir kata selamat tahun baru 2014.
Semoga di tahun ini lebih dan lebih baik dalam hal pribadi,keluarga,persahabatan dan percintaan.
Saya doakan yang terbaik untuk kalian semua.

Best Regards Nandar Awaludin


Kramat Jati 31 Januari 2013

0 komentar:

Posting Komentar