.

Sabtu, 20 Agustus 2011

OLIN (2 Dunia 1 Cinta)


Wajahnya biasa saja,tidak cantik tapi juga tidak jelek.Gadis itu tidak memiliki tubuh yang tinggi tapi dia memiliki kulit putih khas seorang keturunan oriental.
Dengan warna coklat yang berbinar yang begitu terpancar dari mata sipitnya.
Ahh...matanya,begitu banyak misteri yang tersirat dari matanya.
Pict From HERE
Rambutnya berwarna hitam dan hanya terurai sebahu tapi dia selalu mengikatnya karena takut mengganggu sewaktu dia bekerja.
Dengan bibir merah merekah yang menggoda tiap mata yang memandangnya.
Giginya begitu rapi,sehingga ketika tersenyum akan membuat wajahnya terlihat seperti kelinci.
Membuat setiap orang yang pernah melihatnya akan selalu memikirkannya lagi.
Gadis itu bernama Caroline Wijaya.



-_-

Namaku Ari Pratama Putra,tapi panggil saja aku Ari.Aku mempunyai tubuh yang tinggi tapi kurang proporsional dikarenakan berat badanku yang kurang.
Jika belum berkenalan orang akan mengira bahwa aku adalah anak yang pendiam.
Saat ini aku kuliah tingkat 5 di Universitas Paramayana,mengambil jurusan Perhotelan dan Pelayaran.
Menjelang semester akhir setiap mahasiswa diwajibkan oleh pihak kampus untuk Training di salah satu hotel selama 6 bulan.
Setelah itu setiap mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan akhir hasil dari training tersebut.
Kami diberi kebebasan dalam memilih tempat training.Entah itu yang berada di Jakarta atau di daerah lain,entah itu berada di Indonesia atau Luar Negeri.
Biasanya pihak kampus akan memberi tahu mana saja Hotel yang sedang buka lowongan untuk training.
Karena kadang kesempatan untuk training itu terbatas.
Karena keterbatasan dana akhirnya Ari memilih untuk training di Jakarta saja.Lagipula di Jakarta sudah banyak Hotel berbintang yang diakui kualitasnya.
Tapi Ari harus menunggu sekitar 1 bulan untuk mendapatkan hotel yang diinginkan.
Pilihan Ari pun jatuh kepada hotel bintang 5 di bilangan pusat kota Jakarta. Sebuah hoel yang terletak di bundaran HI (Hotel Indonesia).
Saat itu pihak hotel melakukan 3 sesi untuk wawancara dan semua itu dilakukan dalam hari yang berbeda.
Hari pertama untuk bagian Housekeeping dan hari kedua untuk bagian F&B (Food and Beverage) dan hari ketiga untuk bagian Kitchen.
Ari akhirnya memilih untuk training di bagian F&B,karena menurutnya lebih banyak ragam ilmu dalam trainingnya.
Pada hari H Ari datang ke hotel untuk melakukan sesi wawancara.
Ari datang bersama teman satu kampusnya yaitu Ray.Satu hal yang membuat Ari jengkel dari Hotel itu adalah ia merasa kesulitan menemukan pintu masuknya. Karena memang jika belum mengetahui seluk beluk tempat tersebut memang akan sulit sekali menemukan pintu masuk.
Yuph,sebab hotel itu menjadi satu bagian dengan sebuah Mal.
Pintu masuk yang Ari ketahui hanyalah lewat depan,tapi itupun hanya khusus untuk tamu hotel.Kalau kita mencoba masuk lewat sana maka akan langsung diusir oleh satpam.
Awalnya Ari dan Ray memutuskan untuk mencari pintu masuknya sendiri,tapi setelah dibuat keder beberapa lama akhirnya aku memutuskan untuk menelepon Andra,teman kampus kami.
“Halo..hoi ada apa ri??”ujar suara diseberang sana
“Gini ndra,kalo mau masuk hotelnya gimana seh??ga nemu nemu neh gw”tanya Ari singkat yang dibalas dengan sebuah tawa dari Andra.
“Hahahahahahahaha......lo nyasar yak??tapi emang agak ngebingungin seh,yaud deh daripada gue ribet ngejelasinnya,lo tunggu gw aja ya sebentar lagi gue juga mau masuk kesana”
Andra pun segera mengakhiri telepon.
Andra memang sudah 1 bulan training lebih dulu dari Ari,saat itu dia training di bagian Kitchen.Andra berasal dari pelabuhan Ratu,di Jakarta dia ngekos bersama kawan kampus Ari yang lain.
Saat sedang menunggu kehadiran Andra,hotel di sebelah tempat Ari training sedang dibangun.
“Wah jadi besar sekali??”gumam Ari dalam hati,tapi sayang konsep hotelnya meniru hotel yang akan dijadikan tempat training,yaitu hotel dan mal (walau agak lebih besar seh).
“ah tuh dia orangnya”ujar Ray seraya menunjuk seseorang,rupanya itu Andra.
“weh..sory neh boy,agak telat??mandi dulu soalnya..hehe”ujar Andra seraya menyalami Ari dan Ray
“Ah....udah maklum kalo lo mah dra,by the way yaudah ayo dra tunjukin jalannya??udah agak telat neh buat wawancaranya”jawab Ari cemas karena ketika kulihat jam kami sudah agak terlambat.
 “Hahahaha..itu mah derita lo”
Sebuah tawa yang langsung dibalas dengan jitakan dari Ari dan Ray.Kami pun mempercepat langkah untuk masuk ke hotel,ternyata memang masuknya saja sudah agak rumit.
Kami harus masuk lebih ke dalam lagi ke bagian malnya.
“Sebenarnya ada jalan lain,yaitu lewat basement,tapi agak ribet soalnya agak rumit nemuin pintunya??lagipula lewat sana mah panas,mendingan lewat sini kan??udah adem,bisa cuci mata pula”Terang Andra selama perjalanan.
Iya seh,sejauh mata memandang banyak banget hal yang bisa dilihat.Wanita??wah jangan ditanya deh.
Namanya juga mal pasti ada banyaklah disana.Yah Mal kan jajahan wanita masa kini.
Singkat kata setelah naik lift,melewati pemeriksaan keamanan kami pun ditunjukkan loker karyawan oleh Andra.
Sebenarnya aku sudah agak mengeluh sama Andra,karena sudah agak terlambat.
“Udah tenang aja,yang interview baik kok orangnya”ujarnya berusaha menenangkan kami.
Sebuah ucapan yang mestinya tak kami dengarkan.

-__-

Dari loker kami segera menuju lift lagi dan menuju ke lantai dua.
Andra bersedia mengantarkan kami sampai tempat interview. Setelah sampai di depan pintu tempat interview,Andra pun segera pamitan kepada kami karena ia sedang ada shift sekarang.
“Gud luck boys,semoga dilancarkan deh interviewnya”ujarnya seraya berlalu dari hadapan kami.
Ari lalu mendorong Ray untuk masuk duluan,dia hanya menurut saja.Begitu masuk Ari melihat sudah ada banyak orang disana,kebanyakan seh mahasiswa mahasiswi yang akan mengikuti interview.
“Silahkan duduk”ujar salah seorang penginterview begitu kami memasuki ruangan.
“Terima kasih pak”ternyata kami masuk dari arah pintu belakang,sehingga walau jaraknya agak jauh tapi kehadiran kami langsung terlihat oleh penginterview disana.
Ruangan tempat interviewnya lumayan besar,belakangan baru Ari ketahui bahwa ruangan itu bisa dijadikan satu dengan ruangan-ruangan di sebelahnya dan menjadi sangat besar,karena memang antar ruangan hanya dipisahkan oleh semacam sekat.
Ruangan itu biasa dipakai untuk suatu event (biasanya seh acara wedding).
Setelah kami duduk lalu kembali ditanya nama dan asal kampus kami.
Saat itu kami memang datang terlambat,tapi wawancaranya belum dimulai karena masih menunggu satu penginterview lagi.
Ngomong ngomong pada saat itu suasana tempat interview sudah seperti perang Parpol (partai politik).
Semua mahasiswa saling memakai almamater universitasnya masing masing.Mulai dari warna biru,merah,kuning,hijau hingga coklat.
Saat itu Ari dan Ray memakai almamater merah dengan dalaman kemeja putih dan dasi,sedang untuk bawahan mereka memakai celana hitam.
Tak lama,seorang pria masuk dan memberi salam
“Selamat pagi semuanya,udah nunggu lama ya”Ujarnya kepada semua yang ada di ruangan yang hanya dijawab dengan sebuah senyum dari semua.
Lalu pria itu pun memberi tanda kepada temannya untuk memulai sesi interview.
Dari semua yang sedang dinterview,perhatian Ari tertuju kepada para mahasiswi beralmamater hijau.
Mereka semua wanita berparas cantik dan berasal dari salah satu kampus perhotelan elit di Jakarta.
Tingkatannya jauh sekali dengan kampus Ari dan Ray.
Sepanjang interview Ari dan Ray hanya membicarakan mereka.Mereka seolah lupa bahwa saat itu mereka sedang ada interview.
Interviewnya seh mudah,semua mahasiswa hanya ditanyakan tentang pengetahuan dasar hotel.Yang membuat sulit hanyalah bahwa semua pertanyaan ditanyakan dalam bahasa Inggris.
Yuph..buat yang ga terlalu bisa mungkin akan sangat gelagapan.
Selesai interview,semua mahasiswa diberikan kesempatan untuk beristirahat terlebih dahulu.Tapi semua Mahasiswa disuruh untuk kembali satu jam kemudian.
Saat itu kami semua disuruh untuk makan di Kantin karyawan hotel. Akan tetapi sebelumnya semua Mahasiswa akan diajak untuk tur keliling hotel.
Yuph untuk mengetahui bagian dari hotel yang mereka akan mereka tempati.
Mulai dari bagian Pastry,Florist,Kitchen,Room Service,Lounge,Resto,Bar hingga Gym.
Setelah beristirahat mereka pun kembali ke tempat interview.Saat itu diumumkan di bagian apa para Mahasiswa akan ditempatkan.
Ari ditempatkan di bagian Bar sedangkan Ray ditempatkan di bagian Room Service.Sedangkan para wanita kebanyakan ditempatkan di bagian Resto,yang tak begitu jauh dari Bar.
Hanya Ari yang ditempatkan di bagian Bar.
Pada dasarnya Ari tak keberatan ditempatkan di bagian manapun,yang membuatnya agak keberatan cuma masalah waktu kerja dari Bar.
Yahh..Tidak seperti di bagian lain yang ada shiftnya,semua tahulah bahwa Bar harus selalu masuk malam.
Dan itulah yang harus dia lakoni selama 6 bulan ke depan.
-___-

Sebulan pertama Ari lalui dengan baik.Yah pada dasarnya seh ga terlalu sulit melewati transisi jadi anak malam.
Tinggal mengubah kebiasaan tidur aja.
Lagipula Ari juga suka pakaian pegawai Bar yang hitam hitam hitam??dengan kemeja hitam,rompi hitam,celana hitam dan penampilan rambut yang dibebaskan.Benar benar berbeda dengan pakaian pegawai lain yang kebanyakan berwarna putih,membawa celemek,pakai topi chef dan terlebih lagi rata-rata bercukuran klimis.
Kata senior Ari seh,ini kostumnya dead angel yang dipinjam anak Bar.Sebuah analogi yang membuat Ari hanya tertawa mendengarnya.
Saat itu Ari sedang mendapat bagian menyambut tamu,bagian itu biasanya berada di depan Bar.
Karena belum terlalu malam,jadi belum banyak tamu yang datang.Karena hanya sendirian,Ari hanya bisa melakukan sesuatu yang ga jelas.
Dari mondar mandir,siul siul atau sekedar nyanyi.Buat dia selama itu bisa menghilangkan kejenuhan.
Lagi asik-asiknya nyanyi ada seseorang yang menertawakannya.
“Suaranya bagus”Ujar orang itu disela sela tawanya.
Ari terkejut bukan main dan segera menghentikan nyanyinya,ternyata yang menyapanya adalah dua orang wanita.Mereka anak kampus beralmamater hijau yang waktu itu interview bareng Ari.
“Ahahhaha..jadi malu,ternyata ada yang dengerin”Ari hanya gelagapan menjawab pertanyaan itu.
Ari benar-benar tak menduga,seperti sedang mendapat durian runtuh. Memang jarak antara Resto tempat mereka training dengan Bar tidak terlalu jauh,hanya dibedakan dengan anak tangga saja.
Tapi bertemu mereka,wah itu benar benar hal yang tak pernah terbayangkan.
“Iya suaranya kedengaran banget tuh sampai bawah..hihihi”Tawa kecil keluar dari mulutnya.
Aahhhhhh....sebuah tawa yang begitu menggoda Ari.
“Hemm..ngomong ngomong pada mau kemana??”Tanya Ari pada keduanya.
“Mau balik neh,kebetulan jamnya sudah selesai”
“Huaahhhhh..mau ikut dong”ujar Ari setengah merajuk
“Loh emangnya kenapa”mereka bingung melihat tingkah laku Ari.
“Abis bete banget neh,kalo malam ga ada yang nemenin??sepi banget kaya ga punya temen”Kata Ari beralasan.
“Loh kan di Bar banyak yang nemenin”
“Hemm..tapi anak trainingnya ga ada??adanya orang tua semua”ujar Ari dengan muka sedikit memelas.
“Hihihi..yaudah,sabar aja yah.Nanti juga biasa Ar..Ari yah”Ujarnya seraya membaca Name Tag yang tersemat di dada sebelah kiri Ari.
“Hehehe..iya namaku Ari.Ngomong ngomong udah lama ngeliat kalian tapi belum sempat kenalan yah”Ujar Ari seraya menawarkan tangannya untuk berjabatan dengan kedua wanita itu.
Wanita pertama bernama Hilda Mariska Putri,tapi terbiasa dipanggil Icha.Sedangkan wanita kedua bernama Caroline Wijaya,terbiasa dipanggil Olin oleh teman-temannya.
Nah diantara mereka berdua Ari paling suka melihat Olin.
Wajah kelincinya..!!aduhhhhh benar benar membuat Ari terenyuh dibuatnya.
“Yaudah ri,kami balik duluan yah.Awas jangan nyanyi lagi!!kelihatan dari Cctv loh..hihihi”
Ari hanya tersenyum mendengar perkataan itu,perasaannya kini sedang melayang entah kemana.
Tak lama setelah kepergian mereka,tanpa sadar Ari melompat dan berteriak.
Ada sebuah kegembiraan tersendiri dalam hatinya kini.

-____-

Sudah 2 bulan lebih Ari training disana,segala hal bisa dilaluinya dengan baik.Untuk hubungannya dengan Olin,Ari tak pernah menanggapinya berlebihan.
Buat dia,bisa bersahabat dengan Olin saja sudah merupakan suatu kebahagiaan.
Tak lebih dari itu.
Ari sadari bahwa terlalu banyak perbedaan diantara mereka.
Entah itu dari status ekonomi,sosial,suku hingga agama.Suatu hal yang tak bisa dipungkiri oleh Ari.
Tapi Ari juga tak bisa berbohong,bahwa selama hampir 3 bulan ini perasaan suka itu semakin besar di hatinya.
Kini mereka makin intens berhubungan,entah itu lewat telepon atau sekedar melalui sms.
Kalau ada waktu biasaya Ari akan menemani Olin.Kalau tidak berduaan saja,biasanya mereka jalan bersama teman teman mereka.
Biasanya mereka pergi ketika jam istirahat mereka ada yang berbarengan.Karena waktu istirahatnya sedikit biasanya Olin hanya mengajaknya jalan ke sekitar Mal atau sekedar istirahat bersama di kantin.
Tak seperti diduga Ari sebelumnnya,ternyata Olin adalah pribadi yang baik,rendah diri juga menyenangkan. Ia juga tak pernah mempersoalkan status dalam berteman.
Olin banyak bercerita tentang dirinya.
Baik itu tentang keseharian,keluarga ataupun teman-temannya.
Olin adalah anak kedua dari dua bersaudara.Dia mempunyai kakak laki-laki yang saat ini masih kuliah di Australia.
Ayahnya bekerja di salah satu perusahaan asuransi,sedang ibunya bekerja di salah satu Bank swasta nasional.
Keluarganya sangat sayang dan protektif terhadapnya.
Yah maklumlah karena dia anak bungsu dan juga seorang perempuan.
Ari sangat menyayangi Olin tapi ia tak mau sampai Olin salah paham terhadap perasaannya.Karena itu sebisa mungkin Ari akan menjaga perasaan dari Olin.
Hingga....
Malam itu Ari sedang mendapat jam istirahat pertama dan ia sedang berniat menuju ke kantin.
Dalam perjalanan dia berpapasan dengan Olin dan Icha.
“Mau kemana Ar”Tanya Icha begitu melihat Ari
“Mau ke kantin,Laperr banget neh!!kalian sendiri mau kemana??”Ari bertanya balik
“Mau balik dong,tapi ini mau ke loker dulu”jawab Olin
Mereka pun berjalan bersama karena memang arah loker dan kantin masih satu arah.Di tengah perjalanan Olin memegang tangan Ari,yang membuat Ari kebingungan dibuatnya.
“Kenapa Lin??”Tanya Ari pada Olin yang dijawab dengan keheningan
“Ngambek kali tuh Ri sama lo”Icha kemudian tertawa melihat raut wajah Ari karena jawabannya.
“Hah..Ngambek kenapa dah”
“Ga tau,tanya sendiri aja??yaudah ah,gw balik duluan yah ke loker”
Icha kemudian ngeloyor pergi,meninggalkan mereka berdua.Meninggalkan Ari yang bingung dengan kelakuan Olin.
“Kamu kenapa Olin??”
Olin masih menundukkan wajahnya,keheningan masih setia menggelayutinya.
Karena tak ada jawaban Ari kemudian memegang wajah Olin dengan tangan kanannya dan menanyakan “Hemm..Caroline Ling Ling Wijaya kamu kenapa??”Tanya Ari lagi.
Ling Ling adalah panggilan sayang darinya untuk Olin,sedang panggilan sayang Olin untuk Ari adalah Bang Jampang.
Suasana masih Hening,Olin masih setia dengan kediamannya.
Mata itu,hati Ari langsung luluh begitu menatapnya.Entah kenapa saat itu perasaannya langsung berdebar hebat.
Tiba tiba Olin memeluk tubuh Ari,yang  membuat Ari hanya terdiam dibuatnya.Ari semakin dilanda kebingungan dengan tingkah laku Olin.
“Kamu kenapa Lin”Tanya Ari lagi
Olin masih terdiam.
Perlahan kepalanya ia lepaskan dari pelukan Ari,Olin kemudian memberanikan diri menatap mata Ari.
“Aku suka kamu Ar”
Ari terdiam,tercekat hatinya mendengar perkataan yang barusan didengarnya.Hatinya benar benar berdegup kencang kala itu,terasa sangat sulit untuk dilukiskan.
Senang bercampur bingung sedang bergemuruh dalam dadanya.
“Ar,kamu kok diam??”
Ari tak menjawabnya,ia lalu membuat gerakan tangan untuk melepaskan pelukan Olin.Lalu ia pun memalingkan wajahnya dari Olin.
“Arrr.....”Suara Olin terdengar begitu parau.
Olin bingung dengan jawaban Ari,ia kemudian menundukkan wajahnya.Air mata tampak meleleh dari kedua matanya.
“Lin...”Tiba tiba suara Ari memanggilnya.
Olin pun segera mengarahkan matanya ke Ari,tampak Ari sedang tersenyum dan menawarkan tangannya kepada Olin.
“Yuk..kuantar ke loker,nanti kamu terlambat pulang loh??lagian kasihan si Icha pasti nungguin lama tuh”
Olin hanya tertunduk ketika mendapatkan jawaban itu
“Kalau jadi pacarku ga boleh cengeng,ayo jalan Ling ling!!nanti kamu terlambat loh pulang ke rumahnya”Ujar Ari sembari menyeka air mata dari wajah Olin.
Olin tersenyum mendengar perkataan itu.
“Tuh kan jeleknya keliatan,muka kamu jadi merah banget neh sekarang kaya pantat monyet ahahahaha”Ledek Ari yang kemudian segera berlari menghindari cubitan dari Olin.
Tak lama mereka pun saling berkejaran tapi Ari segera mengalah dan mengakhiri larinya.
Dia kemudian memeluk dan mencium kening dari Olin.
Ari pun dengan segera mengantarkan Olin terlebih dulu.

-_____-

2 bulan sudah hubungan Ari dengan Olin berjalan,telah banyak hal mereka lalui bersama.Ari merasa senang jika bersama Olin.
Buat Ari Olin adalah pribadi yang menyenangkan dan pengertian.Tak pernah sekalipun Olin mengeluh jika diajak Ari makan di pinggir jalan.
Saat Olin ultah Ari menyiapkan kejutan.
Karena jadwal Olin yang selalu masuk siang,mau tak mau Ari harus mempersiapkannya jauh jauh hari.Ia sengaja meminta tukaran Off dengan seniornya pada hari Olin ulang tahun.
Untuk masalah tempat ia memakai Bar tempatnya training,untuk waktu ia bisa pergunakan sampai sore.
Ia pun sudah meminta izin kepada Manajernya,sehingga tak akan ada masalah.
Pada saat hari H,Ari meminta bantuan kaki tangannya yaitu Icha,Jemmy dan Bang Ozy.Jemmy adalah anak training baru di bar dan Ari membutuhkan keahliannya bermain musik,sedangkan Bang Ozy adalah senior di bar yang biasa ditugaskan jaga pagi.Ari belum dimasukkan tugas pagi karena memang agak repot dan banyak hal yang mesti diurus.
Eniwei ada satu bagian di Bar yang Ari sukai.Ari sangat menyukai viewnya karena menghadap langsung ke bundaran HI (Hotel Indonesia),dari sana Patung selamat datang benar benar jelas terlihat.
Melihat senja dari sana adalah hal yang paling Ari sukai.
Rencana Ari adalah mengajak Olin untuk makan berdua sekaligus menikmati senja dari sana.
Segala sesuatu telah Ari persiapkan dengan baik.
Saat itu waktu sudah menunjukkan jam empat sore lewat.Ari kini menunggu kedatangan dari Olin yang biasanya kalau shift pagi balik sekitar jam 16.30.
Waktu yang ditunggu pun tiba,Olin datang ditemani dengan Icha.Saat itu Icha beralasan bahwa sebelum pulang mereka disuruh oleh manajernya untuk membantu mengambil wine di Bar.
Saat Olin sampai,ia agak terkejut dengan suasana Bar yang sepi.
Ia semakin bingung ketika mendengar ada suara piano,begitu lembut pelan mengalir di telinganya.
“Sudah masuk sana,tuh udah ada yang menunggu”Ujar Icha sembari mendorong Olin.Ia hanya tersenyum melihat kebingungan yang terpancar dari wajah temannya itu.
Olin lalu melangkah lebih jauh lagi ke dalam Bar.Ia lalu melihat seorang pria sedang berdiri di samping piano,di sebelah pria itu tampak seseorang yang sedang memainkan piano.
“Hehehe..datang juga”
“Ari..”
Ujar Olin begitu mengetahui siapa orang itu.
“Emang kamu pikir siapa hayoo”Kata Ari seraya mendekati Olin,ia lalu memgang tangan Olin dan mengajaknya ke tempat yang telah dipersiapkan Ari.
Olin lalu mengetahui siapa yang bermain piano,ternyata itu adalah Jemmy.Jemmy hanya tersenyum ketika mereka saling berpapasan.
“Mari,duduk disini nona”Ujar Ari sembari berlaku seperti seorang pelayan
“Ihh..kok nona seh”
“Ga apa-apa,kan ini hari spesial kamu”
“Hehehe..aku kirain bang jampang lupa”
“Sebenernya seh sempet lupa,untung diingetin sama Icha”
Sebuah cubitan kecil keluar sebagai jawaban,terdengar suara Ari yang mengaduh.
“Huh tuh kan”
“Ya maaf deh nona,bener bener lupa!!Ayo dong dihapus muka cemberutnya,kan ini hari spesial nona”
Ari lalu memegang kedua pipi Olin dan membentuk wajahnya menjadi sebuah senyum.
“Nah gini kan lebih cakep”
“Bisa aja deh ngerayunya”Ujar Olin seraya mencubit pinggang Ari yang segera disambut dengan pelukan kecil dari Ari.
Ari kemudian menarik kursi dan mempersilahkan Olin duduk,Ari kemudian duduk didepannya sehingga mereka saling makan berhadapan.
Ari menyiapkan Nasi goreng kambing dan sop konro kesukaan Olin,untuk minuman Ari membuatkan Olin mix juice kesukaannya.
Senyum mereka selalu terumbar,sesekali tawa memecah ruangan.
Ari lalu mengajak Olin berdansa. Diiringi alunan piano,mereka pun menghabiskan sore itu dengan sebuah kebahagiaan.

-______-

Banyak hal telah dilalui Ari dan Olin,kebanyakan adalah cibiran dari setiap orang yang melihat mereka.
Bahkan dari sahabat sahabat mereka sendiri.
Mereka selalu mengingatkan Ari dan Olin tentang hubungannya. Jemmy selalu mengingatkan Ari “Lo mau jalan gini terus Ar??”
“Jalan gimana??”
“Yah lo tahulah maksudnya,tentang Olin”
“Olin??Olin kenapa??”
“Yah lo tahulah Ar perbedaan diantara lo berdua ga bisa ditutupin,terlampau banyak Ar!!gue seh tau,saat in lo dan Olin emang sama sama seneng menjalaninya”
Hening sejenak
“Apa lo mau menjalaninya seperti ini terus”tambah Jemmy lagi.
Sebenarnya Ari dan Olin juga sadar,bahkan sedari awal mengenai hubungan yang sedang mereka jalani.Tapi mereka berdua juga tak bisa berbohong dan walau merasakan tekanan tapi mereka begitu senang menjalaninya.
Tapi seperti yang Jemmy bilang,apa benar mau begini terus??
Ari juga pernah membahasnya bersama Olin dan jawaban yang keluar dari mulut Olin hanyalah kediaman dan kadang ia malah terlihat bersedih.
Karena itu Ari tak pernah mau membahasnya lagi.
Sampai....
Malam itu Ari dan Olin baru saja dari kos kosan teman mereka di sekitar Tosari.sembari menunggu bus mereka lalu memutuskan beristirahat dahulu di bangku dekat halte Tosari dan memandangi gedung gedung yang sedang dibangun di dekat sana.
Saat itu Ari sedang off dan Olin baru saja selesai dari trainingnya.
Saat mereka sedang asik bersenda gurau,tiba tiba ada sebuah mobil Mercy yang berhenti di depan mereka.
“Olin,ngapain kamu disini”Ujar seseorang begitu ia turun dari mobil
“Eh papah,aku..aku..emmm”Olin langsung gelagapan begitu mengetahui bahwa yang berhenti itu adalah Ayahnya.Tampak sejuta kegugupan yang begitu menutupi wajahnya.
“Olin habis bantu saya om,mengerjakan tugas buat laporan akhir”Ari yang saat itu juga gugup,mencoba membantu Olin memberikan jawaban.
“I..iya pah,habis bantu tugas dia”Ujar Olin dengan wajah tertunduk.
“Dia ini siapa lin”Tanya ayahnya sinis
“Temanku training pah”Olin lalu menyenggol tangan Ari.
“Oh iya,kenalin om nama saya Ari”Ujar Ari seraya menawarkan tangannya untuk berjabatan.
“Wijaya”Jawabnya singkat,saat itu Ari benar benar melihat tatapan tak bersahabat dari mata ayah kekasihnya itu.
“Ayo lin kita pulang,nanti Ibumu cemas loh menunggu di rumah”tambah Pak Wijaya.
“Tapi pah aku..”Olin merasa tak enak karena harus meninggalkan Ari.Tapi Ari segera membuat isyarat bahwa ia tak apa-apa.
“Sampai jumpa Ar”ujar Olin seraya mengikuti ayahnya yang sudah masuk mobil terlebih dahulu.
Mobil itu pun segera berlalu dari hadapan Ari,meninggalkan Ari sendiri dalam kesunyian malam.

-_______-

Seminggu setelahnya,Ari sangat sulit untuk menemui Olin.Baik telepon atau smsnya tak pernah dibalas oleh Olin.
Bahkan beberapa hari ini,nomornya tidak pernah diaktifkan.
Ari takut sesuatu terjadi kepada Olin.
Ari lalu mendapat kejelasan dari Icha,bahwa sahabatnya itu sedang tak mau diganggu dulu.Bahkan Olin juga meminta kepada Manajernya untuk selalu dimasukkan pagi,kata Olin agar lebih fokus.
Tapi Ari tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Olin.Apalagi Icha juga akhirnya berkata bahwa Olin selalu terlihat bersedih belakangan ini.
Akhirnya ia pun memohon bantuan Icha agar bisa bertemu dengan Olin.Ia kemudian menitipkan pesan kepada Icha kalau betemu Olin untuk menyampaikan pesannya.
Pesannya singkat : Ari ingin bertemu.
Esok hari Icha menungguku di depan loker,Ia pun memberikan sebuah surat kepada Ari.
“Temui aku 2 hari lagi di Fountain lounge”Hanya itu isi suratnya.
Fountain Lounge adalah sebuah restoran dan bar (bagian dari F&B juga,hanya saja ia terletak di lantai 5 dan terletak di outdoor area).Dari sana pemandangannya jauh lebih menarik dibandingkan Bar.
Disana  juga terdapat kolam renang dan dari sana Bundaran Hi benar benar terlihat.
Melihat senja disana benar benar indah.
Ari bingung,kenapa Olin memilih tempat ini??di tempat ini Ari Cuma kenal sedikit orang dan itu pun temannya Olin semua.
Mereka bernama Diah dan Lily.
Akhirnya hari yang ditunggu Ari tiba,setelah meminta izin istirahat pertama dengan Leadernya Ari pun segera bergegas menuju Lantai 5.
Disana ia bertemu dengan Diah dan ia pun diantarkan oleh Diah ke suatu tempat.
Diah mengantarkannya ke taman yang berada dekat dengan kolam renang.Di bangku taman itu  Ari melihat seorang gadis yang sepertinya tengah menunggu kedatangan seseorang.
“OLIIiinnnnnnn......”Ujar Ari Setengah berteriak dan kemudian berlari menuju ke arah Olin.Ari pun segera memeluk kekasihnya.
Lama mereka saling berpelukan seakan ingin melepas sebuah kerinduan yang begitu dalam.
“Ehemmm..”
“Hehe..iya,maaf ya di!!makasih ya udah bantuin gue”Ujar Olin kepada Diah yang saat itu hanya tersenyum melihat sahabatnya itu.
“Iya,masih sungkan aja lin!!santai aja kali”
“Yaudah lin,gw balik dulu ya,ntar si pak bos marah lagi..hehehe”Tambahnya seraya berlalu dari hadapan Olin dan Ari.
Olin dan Ari kemudian saling berpandangan.
Dari mata kekasihnya itu Ari bisa melihat sebuah kebimbangan.Kebimbangan yang tampak sedang begitu meraja di hatinya.
Lama mereka terdiam,seperti sedang menghalau resah di hatinya masing-masing.
“Lin,masalah waktu itu??a..a..aku..aku”Belum sempat Ari bertanya tapi ia sudah melihat Olin menangis.
Tampak lelehan air mata mengalir melewati pipi manisnya. Ari lalu menyeka air mata itu,ia lalu mendekap tubuh Olin erat-erat.
Lama mereka saling terdiam,butuh waktu bagi Olin untuk bicara.
“Ar”Ujar Olin sembari melepaskan pelukan Ari.
“Iya..”
“Aku bingung Ar??”
“Bingung kenapa??cerita aja”
Olin terdiam sejenak,ia lalu mencoba menghela nafasnya.
“Setelah kejadian kemarin,Papah marah padaku Ar??apalagi setelah ia mengetahui kenyataan tentang hubungan kita” Begitu berat suaranya karena menahan tangis.
Olin lalu bercerita tentang pertengkarannya dengan ayahnya kemarin.Betapa ayahnya tak menyukai hubungannya dengan Ari,sebuah kenyataan bahwa ia harus diminta menjauhi Ari.
 “Aku sangat menyayangi mereka Ar,aku benar benar bingung sekarang”
Air mata kembali mengalir membasahi dirinya,ia tak kuasa meneruskan lagi kata-katanya. Hening...
Ari hanya bisa terdiam mengetahui kenyataan itu,sebuah kenyataan yang memang ia sudah sadari akan terjadi.
 Ari lalu menggenggam tangan Olin,menyeka kembali air matanya.Berusaha menguatkan hati kekasihnya itu.
“Aneh yah lin”
“Aneh kenapa Ar??”
“Dunia kita??masih saja ada yang mempersalahkan perbedaannya”
Olin hanya menghela nafas panjang mendengarnya,ia hanya tertunduk dalam kesedihannya.
“Kadang..kita terlihat konyol ya lin,mencoba melawan arus dunia padahal kita belum punya kekuatan untuk mengarunginya”
“Setulus apapun kita mencoba tapi pada akhirnya kita memang harus melihat kembali pada pahitnya kenyataan ya lin”
Olin lalu menatap mata kekasihnya itu dalam dalam,tampak sebuah ketulusan yang begitu tersirat dari matanya.
“Ar..”
“Iya”
“Seandainya kita bertemu dengan cara dan keadaan yang berbeda,apa mungkin kau masih menyukaiku??”
Ari terdiam sejenak,ia lalu menaruh tangannya di atas kepala Olin dan membelainya hangat.
“Cinta bukanlah memilih satu diantara dua,siapa yang datang duluan atau yang tercantik diantara semua.Aku cukup mempercayai perasaanku saat itu,itu saja”
Olin tersenyum mendengar jawaban itu,Ari lalu menatap mata Olin lebih dalam.
“Pilihlah yang terbaik untukmu Lin,meski itu artinya kau tak bersamaku”
Olin lalu mendekap tangan Ari erat,ia menangkap sebuah ketulusan dari wajah kekasihnya itu.
Ari lalu memeluk dirinya erat-erat,berdua mereka nikmati alunan senja sore di Bundaran Hotel Indonesia.

-________-

Hari itu adalah hari terakhir Ari untuk training,pada hari itu ia disibukkan untuk mengurus sertifikat dari hotel.
Sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa ia pernah training disana.Setelahnya ia juga akan disibukkan dengan Tugas akhirnya yang berupa laporan kerjanya selama berada disana.
Sore itu Ari juga berpamitan dengan Manajer dan teman-temannya di Bar.Karena ini hari terakhir ia pun hanya sebentar dan sudah diperbolehkan cepat pulang.
Sebelum pulang,Ari kemudian berjalan jalan keliling hotel sejenak.Yah melihatnya untuk terakhir kali,lagipula itu adalah hari terakhirnya memakai kostum dead angel.
Ia hanya tersenyum,walau cuma 6 bulan tapi begitu banyak kenangan disana.
“Terima Kasih”
Ari pun pergi,pergi meninggalkan semua kenangannya disana.

 Tak pernah terbayangkan
Kumiliki wanita
Seperti dirimu. . . .
Tak pernah terpikirkan
Kau kan pergi dariku
Pergi tinggalkanku. . .
Kucoba tuk bertahan
Dalam kisah ini
Tak bisakah sejenak kau jangan pergi

Bertahan – five minutes




Diambil dari kumpulan cerpen Menanti Pagi – Nandar Awaludin


2 komentar:

  1. Ya ampun gue suka cerpen yang ini .. Sebuah ketulusan dalam cinta .. dan pembuktian klo cinta tak harus memiliki :)

    BalasHapus
  2. fiuhh..syukur deh kalo ada yg suka..^^
    (jd makin semangat neh ngeblognya hehe)

    cinta itu seperti air,bisa kita reguk dan rasakan manfaatnya..tapi kalau tak pernah kita syukuri nikmatnya,maka semua arti itu akan hilang dgn sendirinya..:)

    BalasHapus