.

Senin, 18 Juni 2012

Aku dan Rindu


-          Langit biru yang menyapa cerah dan bintang bintang yang berpijar meronakan malam. Kilau hangat sunrise yang menyapa pagi dan sunset tenggelam yang menenangkan hati. Seperti itulah rupa rinduku. Alam.
-          Kau tahu seperti apa arti merindumu??
Seperti menggenggam mawar yang berduri. Entah mengapa keinginan untuk memiliki keindahannya akan selalu datang. Meski itu menyakitkan.
PIct From Here
-          Rinduku memang tak merupa lautan luas. Tak menyerupai palung terdalam. Rinduku hanyalah sebongkah karang. Memang tak dalam dan luas tapi buat apa menjadi luas kalau engkau bisa bertahan walau diterjang gelombang. Buat apa menjadi dalam kalau engkau bisa setia terhadap 1 tujuan. Aku akan menjadi karang. Yang selalu setia menanti gemuruh cinta sang ombak.
-          Rindu itu aneh. Memang hanya sekedar kata tapi bisa membuat gila kala memikirkannya. Rindu itu kejam. Memang hanya sebuah makna tapi hadirnya bisa membuat mati dibuatnya.
-          Tidakkah kau sadari kenapa semua berakhir??
Kau selalu menahan rindumu. Seperti sebuah Oase. Sulit bagiku untuk menemukan setip tutur rindumu.

-          Merindumu seperti siklus hujan.
Menikmati rinai gerimis,menghadapi hujan badai dan berharap pelangi akan datang menghiasi di akhir kisahnya.
-          Seperti udara. Kehadirannya mungkin tak terlalu dirasa dan dianggap ada. Tapi udara merupakan hal penting di dunia ini. Seperti itulah arti rinduku.
-          Merindukanmu merupakan hal yang menyenangkan. Menyebalkan ketika aku menyadri bahwa itu hanyalah kefanaan.
-          Aku memang masih merindukanmu,hanya saja aku berhenti untuk memperhatikannya lagi sesuai inginmu.
-          Rindu ini memang tak mampu lagi diartikan. Seperti mencari buliran debu ditengah gurun yang tandus.
-          Malam sunyi. Aku hanya melihat bintang yang berpijar sendirian. Aku bertanya. Sedang apa dia disana?? Apa masih menatap rindu yang sama.
-          Waktu kita memang tengah berjarak. Arah yang dilalui memang tengah beriak. Tapi aku yakini itu hanyalah proses dalam pendewasaan diri. Semoga di suatu waktu kita bertemu. Rindu itu bisa hadir kembali.
-          Dan bodohnya dari segala pengabaian dan pelarian yang kulakukan,aku masih mempunyai rindu untukmu.
-          Musim berganti. Tapi rindu tentangmu selalu ada di hati.
-          Dalam 1 perpisahan aku belajar bagaimana cara menghargai perjumpaan. Dalam 1 rasa kecewa aku belajar bagaimana cara menghargai sebuah rindu.
-          Peluk ini tak lagi berarti. Senyum itu tak lagi menggugah hati. Rasa yang ada pun seakan terpuruk mati. Pergilah sayang. Aku telah rela melepas ikatan ini. Sepenuh hati dan cinta yang kumiliki. Untukmu.


Kramat Jati 18 Juni 2012

7 komentar:

  1. "Rasa yang ada pun seakan terpuruk mati. Pergilah sayang. Aku telah rela melepas ikatan ini. Sepenuh hati dan cinta yang kumiliki. Untukmu."

    Baca itu serasa ada yang loncat-loncat dalem perut >_<

    Yampun... aku suka rangkaian katanya ngena deh.
    Om lagi rindu sama siapa? Hahaha kerasa banget ditulisannya. Fakta yah kalo apa yang dirasakan penulis, dalam tulisannya juga akan dirasakan pembaca :)

    BalasHapus
  2. Lulu : wah apaan tuh yg loncat??cacing ya :P

    ada deh :) !! asikk..dpt pujian dr Lulu.
    hemm..masa seh??
    btw makasih y lulu ud mau mampir :D

    BalasHapus
  3. duh tulisannya mengahrukan sekali, jadi kebawa rindu juga nih

    BalasHapus
  4. Sukma : apa kabar ma??waduh sudah lama juga ga liat sukma :)
    kalo terharu jgn sampai lupa sedia tisu y hehe ^^

    Lita : pujian yg menjebak :P
    apa kabar ta??sudah lama juga ga liat Lita dimari :)

    BalasHapus
  5. merindumu seperti siklus hujan huaaa suka dengan yang itu aku :D
    bang lo itu anak sastra ato bukan sih...?? kok bisa merangkai kata demi kata jadi kalimat yang membuat para kaum hawa berteriak waw dan meleleh serta senyum senyum ketika membacanya :D

    tapi kalo yang Rindu ini memang tak mampu lagi diartikan. Seperti mencari buliran debu what debu rumor dong haha *eh salah fokus

    BalasHapus
  6. @Ninuk : haha..bukan kok nu,w bukan anak satra.
    cuma w senang baca aja :)
    well mungkin krn banyak baca,nonton Tv dan naluri aja kali yah..hehe
    wew..lebay dah!! biasa aja kok nu :)

    haha..aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang :P

    BalasHapus