.

Sabtu, 10 Desember 2011

Menjejak Lawu (Bagian I)


Tahun kebesaran Rasta Pala

Tahun 2009 adalah tahun Kebesaran buat Rasta Pala.
Kenapa??
Karena pada tahun itu Rasta Pala banyak melakukan petualangan seru dan menyenangkan.
Mulai dari Anyer,Puncak hingga Lawu.

Mungkin bisa dibilang itu adalah tahun yang sulit kami ulangi lagi.
Loh mang kenapa Dar??
Yah entahlah,mungkin karena kini kami semua sedang sibuk dengan urusan dan pekerjaannya masing masing. Mungkin karena hal itulah gue sangat pesimis bisa mengulangi tahun tahun itu bersama mereka.
Fiuhhh......
Loh kok jadi curcol gini ya..hahaha
Yowes,sekarang gue akan menceritakan perjalanan gue bersama mereka ketika nanjak Gunung Lawu.
Perjalanan suka duka melewati aral yang melintang ß Lebay
Perjalanan penuh cobaan dan godaan ß Boong banget
Yah tapi seperti yang selalu gue ceritakan di cerita cerita sebelumnya tentang mereka. Sejauh,sesusah,sesulit apapun itu tapi kalo sudah melakukannya bareng mereka.
Percayalah..semua beban itu akan menjadi sebuah canda, rintangan itu akan menjadi sebuah suka, dan keluh itu akan menjadi sebuah syukur.
Karena bersama mereka,sebuah perjalanan akan selalu terasa menyenangkan :-)

*


Biang Kerok

Selepas kepergian dari Anyer pada awal tahun 2009 (tepatnya 31 Jan s.d 01 Februari) , beberapa dari kami mempunyai ide untuk menanjak gunung.
Saat itu harinya sudah ditetapkan yaitu pada saat hari kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus.
Yuph..kami semua ingin merayakan upacara kemerdekaan Republik ini bersama kawan kawan penanjak gunung yang lain.
Namun Bhagol (yang merupakan biang kerok dalam perjalanan ini) juga mengingatkan,bahwa ini semua masih belum pasti, masih 50-50 katanya.
Kenapa??
Doi seh Cuma ngomong liat sikon ke depan aja, kalo memungkinkan pasti berangkat.
Nah untuk masalah tempatnya inilah yang masih kami bingungkan. Bhagol dan Papay saat itu Cuma ngomong pilihan realistisnya ada 2, yaitu antara Gunung Semeru atau Gunung Lawu.
Jujur aja saat itu pikiran kami semua menuju ke Semeru.
Tapi berhubung pada akhirnya kami harus mengalah (lagi) sama keadaan,akhirnya kami semua memilih Lawu.
Selain karena keadaan (budjet pas-pasan..haha) kami semua juga berpikiran untuk mampir ke Jogja dulu selepas dari Lawu.
Yoi..Jogja geto loh !!
Nah ketika memasuki pertengahan Maret,Bhagol akhirnya memberikan kepastian bahwa dia suka sama gue (Loh)..hahaha
Bukan bukan, Bhagol memberikan kepastian tentang keberangkatan kami ke Lawu.
Ada 3 amanat dari doi saat itu
1.      Keberangkatan pada tanggal 14 Agustus (berkumpul di basecamp 1/Gerbong 9) dan berakhir pada tanggal 17 Agustus (untuk Lawu, untuk Jogja belum kami ketahui). Perjalanan kembali sebelum tanggal 21 Agustus (karena pada saat itu sudah memasuki bulan puasa,jadi kami khawatir suasana perjalanan pulang pada tanggal itu akan ramai)
2.      Melatih Fisik (biar ga loyo saat nanjak gunung)
3.      Persiapkan Uang sekitar 300 ribu (untuk komsumsi,transport dan segala tetek bengeknya)
1..2..3..Sayang semuanya (loh)

Dan dimulailah segala perjuangan anak anak dalam mengumpulkan duit, segala cara mereka gunakan baik itu menggunakan cara halal atau cara cara ilegal..hahaha
Alhamdulillah saat itu gue masih bekerja di PT Selaras, jadi ga pernah ada kekhawatiran masalah dana ^^.
Untuk masalah perizinan, gue udah minta izin sama Pak bos dari bulan April.
So i’m not worried about my Job.
Lagipula ketika gue ceritain sama Pak bos dan rekan rekan kerja gue,mereka malah ngedukung habis banget perjalanan gue ini..cekcekcek (mungkin mereka merasa tentram kali ya ga ada gue di kantor..haha)
Untuk perjalanan kali ini Andi,Toni dan Qodim ga bisa ikut.
Andi dan Toni lebih kepada faktor kerjaan (kantornya kaku banget) sedangkan Qodim alasannya seh karena ada urusan keluarga di Purwakarta (spik banget..hahaha)
Yah buat yang udah baca Rasta Pala Itu... pasti taulah alasannya.
Jadi yang ikut dalam perjalanan ke Lawu kali ini adalah Papay,Bhagol,Kiwil,Iduy,Abadi dan gue sendiri.
Tanpa terasa bulan yang dinanti pun tiba, walau ada kekurangan pada beberapa orang tapi dengan segera pula ditutupi oleh yang lain.
Itulah gunanya teman bukan :-)

11 Agustus 2009
Malam itu gue dan beberapa kawan datang ke Gerbong 9, tujuannya jelas bukan untuk silahturahmi melainkan untuk prepare keberangkatan.
Sebelumnya ketika siang harinya,Bhagol ditemani beberapa anak buahnya (kalo ga salah Papay dan Kiwil)  berangkat untuk mendonorkan uang kami ke Naga swalayan (supermarket di pondok gede). Tujuannya untuk membeli komsumsi selama perjalanan kami.
Oh iya sebelumnya kami disuruh patungan masing masing Rp 150 ribu buat Komsumsi dan Tiket keberangkatan.
Hem...semua sudah dipersiapkan,bahkan untuk tiket keberangkatan pun sudah pasti dipegang.
Keretanya??
Biasalah kereta langganan kami, kereta Matarmaja..haha
Malam itu Andi,Qodim dan Toni juga dateng mengikuti rapat.
3 orang yang ga ikut tetep aja datang rapat..haha
Andi dan Toni memperlihatkan wajah seperti ga rela ditinggal, kekecewaan begitu menusuk di pikiran mereka tiap kali anak anak membicarakan tentang perjalanan nanti..hahay
Qodim??
Yah doi mah nunggu ada angkot yang trayeknya sampai puncak gunung, mungkin doi baru ikutan nanjak lagi.

13 Agustus 2009
Kami kembali berkumpul pada malam itu, tujuannya untuk mempersiapkan segala keperluan baik itu keperluan pribadi maupun keperluan bersama. Pokoknya pada malam itu semua harus sudah siap dan masuk tas agar esok ga terlalu repot.
Malam itu kami juga diberitahu Bhagol dan Papay bahwa keberangkatan esok adalah pukul 11.00 .
Walaupun pada akhirnya semua tahu itu cuma kebohongan..hahaha
Keberangkatan sebenarnya adalah sekitar pukul 13.00.
Yah tapi maklumin ajalah mereka menyatakan seperti itu.
Kok geto Dar??
Tau sendirilah jam karet orang Indonesia,apalagi jam anak anak Rasta pala.
Bukan terbuat dari karet lagi mungkin..haha
Untuk perjalanan kali ini kami mempersiapkan 4 keril dan 1 depek.
3 keril dan 1 depek,1 keril ada sama papay

Kenapa 5 tas bukannya yang ngikut 6 orang??
Hemmm..sebenarnya lebih kepada strategi aja,ngakal ngakalin geto deh. Ibarat maen Bola yang perlu cadangan,Nanjak pun juga sama.
Jadi ketika ada yang cape, kami tak perlu lama lama menunda perjalanan karena sudah ada yang siap menggantikan (walau kadang peran ini kurang berjalan karena cadangannya keburu cape duluan..haha).

By the way isi  tasnya apaan aja Dar??
-          1 tas berisi tenda dan segala keperluannya
-          1 tas khusus untuk komsumsi,kompor,gas dan keperluan makan lainnya
-          2 tas lain berisi keperluan pribadi seperti baju,celana,celana dalam,beha (loh)
-          1 tas lain (depek) lebih kepada keperluan selama perjalanan macam cemilan,rokok,bekal makan siang (gaya dikit..haha) dll.
Papay dan Abadi juga membawa tas kecil, tujuannya  untuk menyimpan benda benda berharga macam emas,mutiara,dan berlian ßboong banget..haha
Cuma untuk menyimpan benda benda macam handphone,charger dan dompet. Selain itu juga untuk menyimpan uang receh yang kami persiapkan khusus untuk pengamen yang kemugkinan akan kami temui selama di perjalanan nanti.
Malam itu selain yang akan pergi, Qodim dan Andi juga datang. Toni malam itu ga bisa hadir karena kecapean ngantor dan ingin istirahat lebih awal.
Walaupun ga ikut nanjak tapi Qodim dengan baik hati bersedia mengantarkan keberangkatan kami sampai ke stasiun.
Kata Qodim "biar disangka ngikut nanjak jg lay"..haha
eh si Blacky juga ikut2an..cekcekcek

Sedangkan Andi??
Yah dari matanya doi masih berharap ada keajaiban yang datang dan membatalkan kepergian kami..haha
Doi sebenarnya ingin banget ikut, maklumlah Andi takut rekornya terpecahkan oleh Papay. Untuk anda semua ketahui, kadang anak anak Rasta Pala itu menganut gengsi yang tinggi,tak terkecuali dalam hal nanjak gunung.
Saat itu rekor terjauh nanjak gunung masih dipegang Andi,Bhagol,Kiwil,Abadi dan Toni yang berhasil nanjak gunung Ciremai – Jawa barat.
Nah hal inilah yang kadang menjadi kebanggaan dalam setiap obrolan kami, terutama oleh Andi.
Andi selalu bangga dan meledek Papay dengan kata kata pendek,singkat tapi nyakitin
 “Tetep aja,udah sampai Ciremai coy..haha” Ujar Andi dalam setiap ledekannya.
Nah semua pasti terbayang kan gimana bangganya Papay jika sampai berhasil nanjak Lawu yang notabennya lebih jauh dari Ciremai (Lawu terletak di perbatasan Jawa tengah dan Jawa Timur) dan melewati rekor Andi.
Yang jelas sikonnya akan berbalik 360% dalam setiap obrolan nanti.
Setelah semua beres dan Papay pun udah latihan mendirikan tenda di rumahnya.
Kami semua siap untuk keberangkatan esok.

                                                            **
Singkong oh singkong

14 Agustus 2009
Sekitar jam 8 pagian gue udah sampai di tempat Bhagol.
Saat itu guelah yang paling pertama sampai, kalo ga salah saat itu Bhagol lagi ga ada di rumah. Doi seh udah ngomong dari semalam bahwa nanti pagi dia pergi dulu nganter saudaranya.
Ga lama doi dateng, bukannya disapa eh malah ngomong
“Yaelah te, rajin amat lo dateng jam segini”
Kamprettt.....hahaha
Selagi menunggu yang lain, gue disuguhin banyak sajen yaitu berupa cemilan,gorengan dan teh hangat..hahay

Sekitar jam 9an anak anak masih belum pada sampai.
Pas gue dan Bhagol coba telepon dan sms jawabannya pun beragam. Kiwil baru aja bangun tidur,nah si Papay lagi nungguin dijemput Kiwil dulu,Abadi lagi sibuk Creambath (loh),sementara Iduy lagi sibuk meni pedi (hahaha..just kiding)
Intinya seh karena emang semalam abis pada begadang (kami semua pulang dari tempat bhagol sekitar jam 2 pagi) maka semua masih pada terlelap dalam tidurnya.
Berhubung belum pada datang jadi gue dan Bhagol inisiatif keluarin barang barang dan ngecek lagi.
Ngerinya seh ada yang ketinggalan.
Bagian dalam keril pun dilapisi sama kardus supaya barang barang di dalamnya ga gerak kesana kemari.
Sekitar jam 10an anak anak mulai pada berdatangan,mulai dari Kiwil,Abadi,Iduy,dan Qodim.
Papay seperti biasa,selalu jadi yang paling bontot kalo masalah kedatangan. Ternyata doi datang bareng sama Toni,yang memang hari itu sedang libur kerja dan khusus datang untuk melepas kepergian kami.
So sweet yah..haha !!
Setelah semua hal sudah dipastikan oke,kami pun segera berangkat.
Tapi tak lupa sebelum perjalanan dimulai kami berdoa dulu dan narsis narsisan dulu tentunya..haha


Kami juga tak lupa pamit dan minta doa dari orang tua Bhagol agar selalu dilancarkan perjalanan kami ini.
Tepat sebelum jam 12 siang kami pun berangkat menuju stasiun Senen.
Sepanjang perjalanan terdengar suara suara rintihan dalam mobil.
Loh mang kenapa Dar??
Yah bayangin aja,dengan mobil Daihatsu Taruna milik Om Bob yang kapasitasnya memang ga terlalu banyak,mau ga mau kami berdesak desakan disana.
Dengan 8 orang+4keril+1depek bisa dibayangkan kan gimana sumpeknya.
Mirip banget dengan ikan cue yang digempet dalam kardusnya..hahaha
Abadi meringis ringis aja selama perjalanan,ternyata kakinya kejepit. Gue,Kiwil,Bhagol,Papay,dan Iduy juga resah melulu sepanjang perjalanan..hahaha
Belum lagi ditambah asap gerbong dari para perokok,mantep banget dah suasananya.Apalagi ketika memasuki stasiun Senen,disana kami terjebak kemacetan.
Padahal pintu masuk Cuma berjarak 200 meter lagi tapi kami semua terjebak kemacetan hampir selama setengah jam lebih.
Hadehhh Jakarta  -___-
Setelah sampai di parkiran stasiun kami semua begitu lega. Episode ikan cue berakhir sudah..haha
Qodim yang ngelihat kondisi belakang mobilnya Cuma bisa geleng geleng.
Yah bayangin aja,udah berantakan eh ada tapak kaki pula dimana mana (belakangan Qodim bercerita,saat sampai rumah setelah mengantar kami,bokapnya “Om Bob” bertanya tanya apa yang terjadi dengan mobilnya..haha)
Kami pun segera bergegas menuju ke dalam stasiun untuk mencari kereta yang akan kami naiki.
Nah ada satu hal lagi neh yang perlu anda ketahui, anak anak Rasta Pala itu kalo di stasiun ataupun tempat keramaian pasti rebutan tas yang paling gede.
Tujuannya seh buat gaya gayaan doang..hahay
Coba deh kalo udah di kaki gunung,dijamin langsung lemes sendiri dan memilih tas terkecil.
Dan kami pun masuk ke dalam stasiun. Ternyata kereta itu masih menunggu dengan setia di jalurnya (yaiyalah kan belum waktunya berangkat)
Kami pun segera mencari tempat kami dan menaruh barang barang disana.
Tempat duduk kami terletak di gerbong 2 dengan 3 tempat duduk saling berhadap hadapan.
Karena kereta masih belum berangkat,maka kami pun menghabiskan waktu untuk ngobrol ngobrol dulu, sekalian foto foto juga seh buat ngeledekin Andi..haha
Qodim says : minimal gue udah ngikut ampe stasiun
Dan sekitar jam setengah dua,pengumuman keberangkatan sudah dikumandangkan. Yah walau sebenarnya agak terlambat tapi kita taulah gimana sistem perkeretaapian di Negara ini.
Dan kereta pun perlahan pergi meninggalkan stasiun Senen dengan segala kegaduhannya. Diiringi lambaian tangan dari Qodim dan Toni (persis banget di film film India..wkwkwk)  kami pun pergi dengan semangat membara menuju petualangan baru.
Tak lama kereta menjauh,Abadi keingetan sesuatu.
“Yaelah rokok gue ketinggalan di mobil Qodim lagi”
Hal itu seperti merambat ke anak anak yang lain,mengecek takut takut ada yang ketinggalan. Tiba tiba Bhagol juga keingetan sesuatu.
“Astaga..Singkong boleh nyabut kemaren lupa gue bawa” Ujarnya sembari tepok jidad.
Mendengar hal itu anak anak tentu Cuma ketawa ketawa aja. Walaupun Cuma singkong tapi panganan ini enak banget kalo dibawa buat nanjak.
Masaknya juga ga ribet, buat aja api unggun terus lempar deh si singkong ke dalamnya.
Lumayan kan buat cemilan..hehe
Tapi beruntung perasaan kecewa karena singkong pun terhapus begitu Kiwil berujar
“Tenang gol,gue ga lupa kok bawa ubinya” Ujar Kiwil dengan senyum khasnya.
“Yah alamat kentut mulu dah dalam tenda” Ucap Papay yang tentu saja disambut tawa oleh kami semua.
Kereta pun melaju perlahan,mengantarkan kami menuju ke sebuah petualangan baru yang belum pernah kami jelajahi.

                                                            ***

Kebersamaan dalam Nasi Liwet

Ketika kereta baru melewati stasiun Jatinegara,anak anak sudah mengeluh kelaparan. Beruntung Bhagol membawa nasi Liwet yang memang sengaja dibuatkan oleh Bundanya (caelah bunda).
Walau Cuma sekedar nasi liwet dengan lauk orek tempe, tapi rasa kebersamaan benar benar tumbuh dalam setiap rasanya. Suasana benar benar ceria sepanjang perjalanan.
Nasi itu pun segera diserbu oleh para pemangsa yang sudah kelaparan.
Ga butuh waktu lama nasi itu pun sudah lenyap ke dalam jajahan cacing cacing di perut kami.
Nasi Liwet yang sengaja disiapkan sama Bhagol buat perjalanan langsung habis ga bersisa.
Setelah kenyang,kami pun menjadi bego (yah orang Indonesia..haha)
Sepanjang perjalanan banyak hal ga jelas yang kami lakukan.
Mulai dari cerita cerita tentang yang akan kami temui nanti,bercerita tentang masa SMA dulu,bahkan sampai maen Gaple..haha
Uang receh yang sengaja disiapkan buat pengamen malah habis buat beli kopi..haha (yah gimana ga habis,tiap kali tukang kopi lewat diberhentiin mulu).
Asap pun terus mengebul dari tempat duduk kami, bahkan mengalahkan asap dari cerobong kereta api itu sendiri.
Hadehhhhhh -____-
Maklumlah untuk perjalanan kali ini sang asbak “Kiwil” ngikut.
Dan untuk perjalanan ini ada sebuah strategi baru dari para perokok.
Jadi untuk mengurangi anggaran,mereka lebih memilih Sampoerna Kretek ketimbang Dji sam su.
Emang susah deh kalo jadi perokok,buat ngerokok aja mikir dulu..hahay
Dan gue Cuma bisa terima aja deh setiap asap dari mereka semua (gini neh ga enaknya kalo jalan ga ada si Toni, kan jadi ga ada temennya gue :P)
Ketika malam hari kereta bertambah ramai, bahkan sudah penuh sesak.
Maklumlah namanya juga kereta ekonomi.
Di perjalanan itu gue benar benar ga bisa tertidur, bukan Cuma gue aja seh tapi juga yang lain. Perasaan penasaran akan apa yang terjadi besok begitu membuncah di perasaan kami.
Satu hal yang pasti, pada perjalanan itu mungkin adalah sejarah ngopi terbanyak buat kami. Sampai sampai seorang Endang Sunarya aka Kiwil nyeletuk
“Ngopi mulu coy”
Hahahahaha...asli, baru kali itu gue denger kiwil ngomong kaya begitu.
Tapi tetep aja seh sesudah ngomong begitu ,dia ikutan ngopi juga.

15 Agustus 2009
Sekitar pukul 2.30 pagi kami pun sampai di tempat tujuan kami. Kami turun di stasiun Solo Jebres.
Rasa lelah segera menghinggapi kami,dan kami pun segera memutuskan untuk beristirahat sebentar distasiun sembari menunggu pagi.
Cuma Papay yang sibuk sendirian,doi sibuk mencari colokan listrik buat ngecharge hapenya..haha
Karena kami baru pertama kali di Solo,jadi kami semua masih buta dengan angkutan umum disana. Saat itu Bhagol dan Papay segera bertanya sama petugas stasiun.
Ternyata angkutan menuju ke arah Lawu baru ada sekitar pukul jam 6 pagi,tapi petugas stasiun juga memberikan alternatif untuk naik angkutan pasar yang biasanya menerima trayek penumpang menuju kaki bukit.
Bhagol yang masih penasaran tetap mencari arah jalan yang dimaksud,setelah menemui kenyataan bahwa jalanan masih sepi akhirnya doi memutuskan naik angkutan pasar.
Karena masih terlalu pagi,kami pun memutuskan beristirahat sebentar di stasiun. Beristirahat seadanya di pelataran dalam stasiun.


Sekitar jam 4 dengan ditemani Kiwil dan Papay,Bhagol berangkat menuju ke depan stasiun menuju pasar pagi yang terletak tak jauh dari sana. Setelah negosiasi alot dan mendebarkan akhirnya disepakati bahwa ongkos jalan per orangnya dikenakan Rp 15000.
Jadilah kami naik truk yang rupanya seperti truk tentara itu. Nah yang tak kami duga bahwa selain mengangkut kami Truk itu juga masih mengangkut semua properti pasar.
Mulai dari ikan,tahu,tempe,sayur,hingga pedagangnya sendiri.
Yah ampun rupa rupa banget deh baunya.
Yang paling parahnya seh episode ikan cue dalam kardus kembali terulang,benar benar berhimpitan duduk disana.
Barang barang yang dibawa banyak bener..ckckck
Yah entah dari mana datangnya sifat iseng kami timbul,melihat ikan dan tahu begitu menggoda untuk diambil. Beberapa dari kami pun tanpa dikomando mengambil beberapa panganan itu.
Pikir kami saat itu “mungkin enak kali yah bakar bakar ikan di Puncak gunung”.
Hadehh -___-
Untuk yang lain dan khususnya anak anak di bawah umur yang kebetulan membaca cerita ini,jangan ditiru yah. Ini bukan perbuatan yang baik.
Lagipula bisa dibilang aksi colongan ini sia sia sebab tahu dan ikannya sudah bau duluan sebelum kami makan (Tuhan itu benar benar ada loh..^^)
Azabnya pun menimpa kami yaitu seluruh tas kami pada bau ikan dan tahu..hahaha
Tapi jujur aja seh walau agak lama sampainya karena diajak muter muter dulu sama sang supir truk, gue merasa senang karena bisa melihat suasana pagi di kota Solo.
Rame banget euy!!
Dan ketika perjalanan sudah menuju ke atas bukit, Bhagol pun mulai menunjukkan gejala gejala yang biasa dialaminya kalo lagi naik kendaraan roda empat.
Mual mual dan berujung muntah.
Selain karena truk yang jalannya ngeden melulu setiap ketemu tanjakan, doi juga berargumen karena bau amis yang menyelimuti truk (spik banget yah..:P)
Sekitar jam setengah enam pagi kami pun sampai di kaki bukit.Kami diturunkan di pos Cemoro Sewu.
Sesudah mengucapkan terima kasih dan meminta maaf sama sang supir truk dan keneknya kami pun segera turun.
Rasa dingin langsung menyergap kami semua.
Selain karena masih pagi,udara di sana juga boleh dibilang baru buat kami.
Gue aja sampai sulit untuk berkata kata, gigi gue ga bisa berhenti gemetar,kuping gue langsung berdengung dan terasa menusuk karena dingin,pantat gue pun rasanya kaku banget (ini penting ga yah).
Pikiran gue pun langsung tertuju kepada jaket yang ada di keril.
Tapi sumpah buat ngeluarinnya butuh perjuangan karena melawan rasa dingin yang sudah menjalar di seluruh tubuh.
Pikiran gue saat itu Cuma satu “ini baru kakinya,gimana nanti di puncaknya yak”
Ga kebayang deh sedingin apa.
By the way gimana anak anak yang lain??
Yah mereka mah sama aja,pada diem semua karena dingin. Saling mencari jaketnya masing masing dan menyilangkan tangan di dadanya masing masing.
Bahkan untuk beberapa saat kami tak begitu peduli sama keadaan barang kami.
Tapi dingin itu seakan tak menggentarkan perasaan kami untuk segera menjejakkan kaki kami disana.
Lucunya ketika sedang menikmati dingin yang teramat sangat,ada beberapa orang (sepertinya orang kantor) yang sedang liburan kesana. Mereka mah biasa biasa aja menghadapi dinginnya (pakaiannya pun formal banget),bahkan sepertinya udah terbiasa dengan cuacanya.
Beda dengan kami yang setelan gunung tapi pada menggigil semua (payah dah ah anak kota..hahay)
Yang terparah dan sebenarnya paling lucu adalah ketika kami semua sedang kedinginan, di seberang jalan ada seorang anak perempuan kecil yang baru selesai mandi dan hanya mengenakan kancut berlari larian kesana kemari. Rupanya dia menunggu ibunya yang masih berada di belakangnya.
Kontan saja hal itu segera membuat kami saling berpandang pandangan.
“An**ng...ngeledekin banget tuh bocah..hahahaha” Teriak Bhagol kepada yang lain.
Anak anak Cuma bisa ketawa ketawa aja.
Papay pun mencoba menyikapinya dengan diplomatis
“Yaelah,dia mah udah terbiasa aja kali”
Kami pun segera mengambil barang barang yang masih tergeletak di jalan dan beranjak menuju warung terletak tak jauh dari sana.

Rasta Pala Punya Cerita – Menjejak Lawu Bagian I selesai
Kramat Jati - 02 Desember 2011

0 komentar:

Posting Komentar