.

Kamis, 20 Oktober 2011

Janji Bunga (Part I)

(Janji hati)

“Apa cita citamu Ram??” tanya Bunga
“Aku??, tentu saja menjadi seorang tentara yang tangguh, sebagaimana cita citaku semenjak dulu. Bunga tersenyum mendengarnya, memang sudah cita cita Rama dari kecil untuk menjadi seorang Tentara. Ia sangat memimpikan untuk bergabung menjadi seorang ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
“Tentu saja aku ingin menjadi orang yang berguna untuk orang-orang yang kusayangi, sambung Rama lagi
“Lalu?? tanya Bunga lagi, ia lalu menatap mata kekasihnya itu
“Lalu..Lalu apa ya??” Rama mulai malu dengan apa yang akan diucapkannya, butuh beberapa menit untuk mengumpulkan keberaniannya.
“Tentu saja aku ingin hidup berdampingan denganmu, menghabiskan sisa waktu berdua bersamamu”
“Aku berjanji akan selalu menjaga dirimu, Bunga”. Sambung Rama sembari menatap mata kekasihnya.
Hening sejenak
“Gombal..hihihi. ujar Bunga sembari tertawa kecil setelah mendengar kata kata Rama barusan. Rama kemudian membalas ledekan Bunga dengan memencet hidung kekasihnya itu.
Iihhh..sakit tau. Bunga mengaduh seraya memegang hidungnya.
“Huuh..biarin, abisnya kamu ngeledekin aku mulu seh.
“Hehehe..kan cuma bercanda, Ram. Ujar Bunga sembari membalas memencet hidung Rama. Rama kemudian mengaduh, setelahnya hanya tawa yang tersisa dari perbincangan itu.

“Kalau begitu, aku juga berjanji akan mengawal mimpi mimpimu Ram. Aku berjanji aku juga akan menjagamu.
Rama tersenyum mendengarnya, ia lalu membelai rambut kekasihnya itu dan memeluknya. Dalam balutan senja itu, mereka menghabiskan waktu berdua.
Pada senja itu pula, ada sebuah janji yang terpatri di hati mereka.

(Merajut Mimpi)

Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), mereka berdua harus terpisah untuk mewujudkan mimpinya masing masing. Bunga yang semenjak kecil dahulu bercita cita menjadi seorang Dokter gigi melanjutkan sekolahnya dengan kuliah jurusan kedokteran di salah satu Universitas di Kota Malang.
Begitu pula dengan Rama, ia berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang tentara. Saat ini ia telah berhasil masuk sebagai anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Saat ini ia ditempatkan di daerah Medan oleh kesatuannya.
Jarak yang terbentang tak menjadi penghalang untuk mereka berdua berhubungan. Jika ada kesempatan Rama selalu tak lupa untuk mengirim surat kepada Bunga. Bahkan dalam setiap lamunannya Rama juga selalu memikirkan Bunga.
“Apa yang sedang dilakukan Bunga??. Sedang apa Bunga disana??. Apa Bunga juga memikirkanku??” tanya Rama dalam setiap lamunannya.
Ia benar benar sedang dibutakan oleh asmara rindu.Angannya selalu melambung lepas jika sudah memikirkan kekasihnya itu.

Bunga..
Apa kabarmu kini
Kekasih hati yang jauh dari diri
Bunga..
Apa kau tahu betapa aku merindukan hangat katamu
Rindu langkahku mengawali pagi dengan sapamu
Menghabiskan senja itu bersama
Dan menghabiskan malam dalam senandung sang rembulan
Bunga..
Sepi hariku tanpa senyummu
Meredup hasratku kala tak disampingmu
Aku begitu merindukanmu Bunga
Kurindukan tiap saat bersamamu
Aku rindukan tatap hangat matamu
Kurindukan membelai rambutmu
Bunga..
Akan ada suatu hari dimana kita kan bersua lagi
Aku selalu menantikan pertemuan kita nanti

Tak akan kukatakan rindu terhadapmu
Akan langsung kudekap hangat tubuhmu
Lalu menghabiskan waktu bersama
Seakan dunia hanya milik kita berdua
Akan selalu kunantikan saat itu
Wahai kekasihku..


Jauh di kota Malang Bunga bisa merasakan rindu kekasihnya itu, ia juga tak pernah lupa untuk membalas surat surat dari Rama.
Bunga selalu tersenyum manakala dirinya mengingat Rama, mengingat semua hal yang pernah mereka lalui bersama. Ia memang tumbuh besar bersama Rama. Maklumlah, sebab Rama memang tinggal tak jauh dari rumahnya. Belum lagi di setiap jenjang sekolah ia juga selalu satu kelas dengan Rama.
Bunga selalu mengenal Rama sebagai teman yang baik. Dahulu sewaktu kecil, Bunga adalah anak yang sering terkena sakit. Ia memang mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Karena sakitnya itu pulalah Bunga jadi jarang masuk sekolah dan hanya memiliki sedikit teman. Hanya ada satu orang yang saat itu selalu menemaninya.
Yuph..orang itu adalah Rama.
Setiap hari Rama pasti datang ke rumahnya entah ketika baru pulang sekolah ataupun hanya sekedar bermain disana.
Rama akan selalu datang menemaninya. Menguatkan Bunga melalui sakitnya.
Ketika beranjak besar Rama tetap selalu menjaga Bunga, ia selalu ada untuk menemani hari-hari Bunga. Berbagi cerita ataupun sekedar menghabiskan tawa bersama. Entah dari mana rasa itu tercipta hingga pada suatu hari Rama menyatakan perasaan terhadapnya.
Bunga selalu ingat dengan momen itu dan ia akan selalu tertawa sendiri jika mengenangnya. Bunga akan tertawa jika mengenang wajah Rama saat menembaknya. Wajah Rama benar benar merah, persis seperti pantat dari seekor Beruk.
Belum lagi ditambah tingkah laku Rama yang benar benar seperti orang kebingungan. Kikuk dan serba salah.
Saat itu Bunga yang mengerti dengan maksud dari Rama, segera memegang tangan Rama. Ia seakan menyuruh Rama untuk tak melanjutkan kata katanya.
“Aku mengerti kok, Ram.Ujar Bunga seraya tersenyum.
Sebuah kata yang membuat Rama begitu lega kala mendengarnya. Sebuah kata yang membuatnya terlepas dari penantiannya selama ini.


To be Continued. . .

Kramat Jati 19 Oktober 2011

Crunchy : Sebulan yang lalu saya iseng iseng baca sebuah artikel tentang gerakan gerakan separatis di Indonesia.
Ga nyambung seh sama ceritanya tapi entah kenapa setelah membaca artikel itu seperti ada sebuah ide cerita yang terus menyusup di kepala saya.Dan ide cerita itu begitu setia mengganggu dan meneror di kepala saya.
Membuat saya ga doyan makan,ga konsen belajar bahkan susah banget buat buang air <-- Lebay  :P
Saking kepikirannya,cerita ini sampai singgah di dalam mimpi..ckckck
Yah tapi pada akhirnya saya senanglah,bahwa cerita ini sudah bisa saya aplikasikan lewat tulisan dan keluar juga dari relung pikiran saya
 ^________________________^
Horrraaaayyyyyyyyyy.........................

0 komentar:

Posting Komentar